"Kalau sekiranya seorang perempuan cantik datang ke rumahnya mengemis meminta sedekah, atau menitikkan air mata meminta pekerjaan, harus mereka mau melengong, sebab perempuan itu dipandangnya hina dan rendah. Kalau kecantikan itu dipergunakan oleh perempuan tadi untuk membela hidupnya dengan jalan yang halal, manusia-manusia yang sombong itu tentu tak mau menikahi dan mengambilnya menjadi istri. Yang muda dan belum beristri mengambil orang rendah menjadi istrinya, sebab ia terhormat. Orang yang telah berumah tangga tidak mau pula karena mereka anti-poligami yang halal. Orang akan menikahinya kalau ia berharta.
Apabila ringgit itu telah habis untuk dibelanjakan oleh laki-laki tadi, perempuan itu boleh diusir seperti mengusir seekor anjing kurap, dengan: "perek sama lu!". Baru senang hati laki-laki tadi kalau kecantikan perempuan itu dijadikannya perkakas untuk pemikat uangnya".
Dari novel ini Buya Hamka mengajarkan kepada kita, agar tidak memandang perempuan dengan sebelah mata, apalagi jika perempuan itu berasal dari keluarga miskin. Dari novel ini kita banyak belajar jika nilai derajat manusia itu sama dimata Tuhan, oleh karena itulah janganlah bersikap angkuh.
Nah, apa dari kalian tertarik untuk membaca novel Terusir ini? Banyak nilai kehidupan yang dapat diambil lho! Selain itu novel ini berjumlah 192 (seratus sembilan puluh dua) halaman saja, untuk kalian yang memiliki waktu senggang yang sedikit masih bisa baca.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H