Setelah berkisah mengenai sejarah singkat Jamu Ginggang, Pak Rudy mengajak kami mengintip ke dapurnya untuk melihat proses pembuatan jamu. Mulai dari penggerusan bahan, sewaktu ditumbuk lanjut dipipis, proses memasak, hingga akhirnya siap disajikan pada pelanggan.
Pembuatan jamu yang dibanderol 7 ribu s.d. 20 ribuan per gelas itu rupanya butuh proses yang tak bisa dikatakan singkat. Beberapa di antara kami, ada yang sempat mencoba proses penumbukan dan pemipisan. Dua hal yang tampak mudah, tetapi setelah dipraktikkan ternyata butuh ketelatenan dan tak asal bergerak saja.
Bagi saya, jamu merupakan sebuah keajaiban. Sedari kecil saya sudah gemar meminumnya, entah sebagai alternatif pengobatan ataupun sekadar omben-omben penyegar tenggorokan. Daripada rempong meracik sendiri, saya lebih suka beli dan langsung meminumnya. Karenanya, keberadaan kedai jamu seperti Jamu Ginggang yang beralamatkan di Jl. Masjid No. 32 Pakualaman Jogja ini sangat menyenangkan, apalagi harga yang ditawarkan juga murah-meriah, padahal khasiatnya jos!
Kalau teman-teman, tim yang suka meracik jamu sendiri, membelinya dan langsung teguk, atau malah tak suka minum jamu karena belum terbiasa dengan rasanya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H