Kalau wisata ke Jogja pasti menyempatkan singgah ke kawasan ini, karena titik nol kilometer dan sekitarnya memang salah satu destinasi wajib. Tapi untuk sejarahnya, belum tentu semua menyempatkan untuk mengetahuinya.
1. Gedung Bank Indonesia
Gedung yang didirikan pada tahun 1879 ini dulunya bernama resmi De Javasche Bank. Sesuai namanya, fungsi gedung tersebut sebagai bank.Â
Pada awal abad ke-19, perputaran uang di Yogyakarta sangat besar dan cepat karena adanya belasan pabrik gula yang tersebar di sekitarnya. Selain untuk menyimpan uang, di masa lalu gedung yang pembangunannya diarsiteki oleh Hulswit dan Cypress ini juga untuk menjaga keamanan sistem kredit.
Pernah dibuka untuk umum sebagai museum atau galeri, sayangnya sekarang tidak lagi, kecuali sedang ada event atau pameran.
Bersebelahan persis dengan Gedung BI, tempat ini dulunya bernama Post, Telegraaf en Telefoon Kantoor. Memiliki fungsi penting sebagai media komunikasi pada masa pemerintahan Hindia Belanda.
Namun selain sebagai pusat media komunikasi, kini di kantor pos juga melayani jasa-jasa lainnya, misalnya perbankan (BTN). Sebagian kecil kantor pos kini juga dimanfaatkan sebagai gerai kopi atau cafe bernama Kopi Pakpos.
3. Gedung Bank BNI 46
Dulu, gedung yang dirancang oleh Ir. Frans Johan Louwrens Ghijsels, arsitek Belanda kelahiran Tulungagung ini merupakan perusahaan asuransi jiwa bernama Neerlandsch-Indische Levensverzekeringen en Lijfrente Maatschappij (NILLMIJ) yang bekerja sama dengan De Javasche Bank.
Saking indah desainnya, bangunan ini seringkali digunakan sebagai latar atau objek pemotretan, apalagi di malam hari dengan kondisi jalanan yang sepi, dijamin suasana syahdu akan didapatkan.