Mohon tunggu...
Mesha Christina
Mesha Christina Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengumpul kepingan momen.

Menulis juga di blog pribadi www.shalluvia.com || Kadang jalan-jalan, kadang baca buku, kadang menulis, dan yang pasti doyan makan.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Dulu dan Kini, 7 Bangunan Belanda di Kawasan Nol Kilometer Jogja Ini Punya Fungsi Penting

29 Februari 2020   23:31 Diperbarui: 2 Maret 2020   04:02 2132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
detail bagian depan Kantor Pos di waktu malam (dok. pribadi)

Kalau wisata ke Jogja pasti menyempatkan singgah ke kawasan ini, karena titik nol kilometer dan sekitarnya memang salah satu destinasi wajib. Tapi untuk sejarahnya, belum tentu semua menyempatkan untuk mengetahuinya.

1. Gedung Bank Indonesia
Gedung yang didirikan pada tahun 1879 ini dulunya bernama resmi De Javasche Bank. Sesuai namanya, fungsi gedung tersebut sebagai bank. 

Pada awal abad ke-19, perputaran uang di Yogyakarta sangat besar dan cepat karena adanya belasan pabrik gula yang tersebar di sekitarnya. Selain untuk menyimpan uang, di masa lalu gedung yang pembangunannya diarsiteki oleh Hulswit dan Cypress ini juga untuk menjaga keamanan sistem kredit.

di depan gedung BI (dok. Riana Dewie)
di depan gedung BI (dok. Riana Dewie)
Sempat mengalami naik-turun dalam hal kegunaan, gedung berlantai 3 yang terletak di Jalan Pangeran Senopati kini menjadi bagian kompleks Bank Indonesia, meski sudah tak lagi difungsikan sebagai kantornya. 

Pernah dibuka untuk umum sebagai museum atau galeri, sayangnya sekarang tidak lagi, kecuali sedang ada event atau pameran.

penampakan gedung BI dan Kantor Pos di masa lalu (dok. KITLV Leiden)
penampakan gedung BI dan Kantor Pos di masa lalu (dok. KITLV Leiden)
2. Kantor Pos
Bersebelahan persis dengan Gedung BI, tempat ini dulunya bernama Post, Telegraaf en Telefoon Kantoor. Memiliki fungsi penting sebagai media komunikasi pada masa pemerintahan Hindia Belanda.

detail bagian depan Kantor Pos di waktu malam (dok. pribadi)
detail bagian depan Kantor Pos di waktu malam (dok. pribadi)
sekarang ada kafenya juga di Kantor Pos (dok. pribadi)
sekarang ada kafenya juga di Kantor Pos (dok. pribadi)
Dibangun pada 1912 berdasar rancangan para insinyur yang tergabung dalam Burgerlijke Openbare Werken atau Departemen Pekerjaan Umum pada masa itu, kantor pos kini masih memiliki fungsi sama seperti dulu. 

Namun selain sebagai pusat media komunikasi, kini di kantor pos juga melayani jasa-jasa lainnya, misalnya perbankan (BTN). Sebagian kecil kantor pos kini juga dimanfaatkan sebagai gerai kopi atau cafe bernama Kopi Pakpos.

3. Gedung Bank BNI 46
Dulu, gedung yang dirancang oleh Ir. Frans Johan Louwrens Ghijsels, arsitek Belanda kelahiran Tulungagung ini merupakan perusahaan asuransi jiwa bernama Neerlandsch-Indische Levensverzekeringen en Lijfrente Maatschappij (NILLMIJ) yang bekerja sama dengan De Javasche Bank.

gedung BNI 46 di masa lalu (dok. jejakkolonial)
gedung BNI 46 di masa lalu (dok. jejakkolonial)
diambil pada saat malam yang hujan, bentuknya sama persis seperti dulu (dok. pribadi)
diambil pada saat malam yang hujan, bentuknya sama persis seperti dulu (dok. pribadi)
Hingga kini, bentuk bangunan gedung ini tidak ada perubahan, indah dengan gaya art deco-nya. Hanya fungsinya saja yang mengalami perubahan, yaitu kini menjadi kantor sebuah bank milik negara, Bank BNI 46. 

Saking indah desainnya, bangunan ini seringkali digunakan sebagai latar atau objek pemotretan, apalagi di malam hari dengan kondisi jalanan yang sepi, dijamin suasana syahdu akan didapatkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun