Mohon tunggu...
Sg Krisna Darmawati
Sg Krisna Darmawati Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

Saya adalah seseorang yang memiliki kecintaan yang mendalam terhadap membaca. Bagi saya, membaca bukan hanya sekadar kegiatan, melainkan cara untuk memperluas wawasan, memperdalam pengetahuan, dan merangsang imajinasi. Saya juga memiliki tekad yang kuat untuk terus berkembang, belajar, dan berinovasi dalam segala hal yang saya lakukan. Dengan kombinasi antara disiplin, kreativitas, dan kegemaran membaca, saya yakin bisa mencapai tujuan-tujuan yang saya tetapkan untuk diri saya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Manfaat Pengembangan Pendidikan dari Sudut Pandang Filsafat Idealisme dan Filsafat Realisme

4 Desember 2024   08:53 Diperbarui: 4 Desember 2024   09:04 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat Realisme (sumber: Hipwee.com)

Idealisme adalah salah satu aliran filsafat pendidikan yang memiliki pemahaman bahwa pengetahuan dan kebenaran tertinggi adalah ide. Sebelum menjadi sebuah aliran filsafat yang berkembang di abad ke- 19 M.

 sebenarnya gagasan-gagasan idealisme telah diperkenalkan oleh Plato jauh sebelum itu. Secara historis, idealisme telah diformulasi dengan jelas dan diintrodusir oleh Plato pada abad ke-4 sebelum Masehi (S.M). Dengan gagasan-gagasan dan pemikiran filosofis tersebut, akhirnya Plato dijuluki dengan bapak idealisme. 

Menurut Herman dalam jurnal penelitian oleh Rusdi (2013), mengatakan idealisme merupakan pandangan yang menyimpulkan bahwa alam merupakan ekspresi dari pikiran, juga mengatakan bahwa subtansi dari dunia ini adalah dari alam pikiran serta berpandangan bahwa hal-hal yang bersifat materi dapat dijelaskan melalui jiwa.

Filsafat Idealisme sebagai salah satu aliran filsafat memiliki pengaruh yang besar dalam implementasi pendidikan. Kenyataan dan kebenaran sesuatu, bagi idealisme pada hakikatnya sama kualitasnya dengan hal-hal yang bersifat spiritual atau ide-ide. Idealisme memiliki keterkaitan dengan konsep-konsep abadi (ideas), seperti kebenaran, keindahan dan kemuliaan.

Implikasi filsafat pendidikan idealisme yang dapat disebutkan diantaranya sebagai berikut: (1) Tujuan: untuk membentuk karakter, mengembangkan bakat atau kemampuan dasar, serta kebaikan sosial, (2) Kurikulum: pendidikan liberal untuk pengembangan kemampuan rasional dan pendidikan praktis untuk memperoleh pekerjaan, (3) Metode: diutamakan metode dialektika, tetapi metode lain yang efektif dapat pula dimanfaatkan, (4) Pendidik bertanggung jawab dalam menciptakan lingkungan pendidikan melalui kerja sama dengan semua unsur yang ada di alam, (5) Peserta didik bebas untuk mengembangkan kepribadian, bakat dan kemampuan dasarnya.

Kurikulum merdeka memberikan tujuan pendidikan idealisme untuk individual melalui rasa syukur terhadap Tuhan sebagai pencipta melalui kegiatan berdoa sebelum dan setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran. Adapun tujuan pendidikan idealisme bagi kehidupan sosial adalah perlunya persaudaraan sesama manusia. Karena dalam spirit persaudaraan terkandung suatu pendekatan seseorang kepada yang lain.

 Seseorang tidak sekadar menuntut hak pribadinya, namun hubungan manusia yang satu dengan yang lainnya terbingkai dalam hubungan kemanusiaan yang penuh pengertian dan rasa saling menyayangi. 

Tujuan ini dalam kurikulum saat ini dapat dijumpai pada karakter-karakter profil pelajar pancasila yaitu gotong royong. Gotong royong menjadi salah satu aspek kegiatan yang mencerminkan kegiatan sosial. 

Sedangkan tujuan secara sintesis dimaksudkan sebagai gabungan antara tujuan individual dengan sosial sekaligus, yang juga terekspresikan dalam kehidupan yang berkaitan dengan Tuhan. Hal ini telah tertuang dalam pelaksanaan kurikulum merdeka berupa kegiatan proyek penguatan profil pelajar pancasila. Karakter-karakter tersebut secara kolaborasi akan menjadi bagian dari tujuan pendidikan idealis.

Menurut Muhmidyeli (2011), mengatakan bahwa realisme adalah ajaran filosofis yang menganggap bahwa suatu kebenaran adalah gambaran nyata atau salinan nyata dunia realitas dari suatu gagasan yang ada dalam pikiran seseorang. 

Sedangkan menurut Hockin dalam Gandhi (2017) mengatakan bahwa realisme adalah kecenderungan seseorang untuk menjaga dirinya memberi batasan pada sesuatu, sehingga seseorang dapat mengetahui bahwa tidak semua masalah dapat diberikan intervensi dalam memberikan keputusan dan objek di sekitar akan menjawab apa yang dia pikirkan. 

Realisme adalah pandangan yang menyatakan bahwa objek yang dapat kita  rasakan dengan panca indera adalah nyata dan ada secara mandiri, terlepas dari  pengetahuan atau kesadaran kita.

Kesadaran,  menjadi subjek pengalaman tidak berarti mengubah keadaan sesuatu. Segala  sesuatunya masih ada, kita mungkin tidak mengetahuinya, namun tidak berubah.. Dalam konteks filsafat pendidikan, realisme  Aristoteles menekankan pentingnya pemahaman daripada sekadar menghafal.

Tokoh Filsafat Realisme (Sumber: merdeka.com)
Tokoh Filsafat Realisme (Sumber: merdeka.com)

Aliran realisme dalam pendidikan menekankan pentingnya metode  pembelajaran yang didasarkan pada realitas, bukan hanya konsep - konsep atau teori teori yang bersifat abstrak. Guru dalam aliran ini diharapkan menjadi fasilitator  pembelajaran yang membantu siswa mengamati, menganalisis, dan memahami  dunia sekitar mereka melalui pengalaman langsung dan penelitian.

 Filsafat  pendidikan aliran realisme juga menekankan pentingnya pembelajaran kontekstual,  yang berarti memahami pengetahuan dalam konteks yang relevan dan sesuai  dengan kebutuhan siswa. 

Hal ini dapat mencakup penggunaan studi kasus,  eksperimen, kunjungan lapangan, dan berbagai jenis aktivitas yang menghubungkan pembelajaran dengan kehidupan sehari - hari siswa. 

Dalam  praktiknya, realisme dalam pendidikan mencoba untuk mengintegrasikan  pengetahuan teoritis dengan pengalaman langsung, sehingga memberikan  pemahaman yang lebih mendalam dan relevan bagi siswa. Aliran realisme juga  menekankan pentingnya pengembangan keterampilan kritis, analitis, dan pemecahan  masalah dalam menghadapi dunia nyata.

Adapun perbandingan kebermanfaatan filsafat idealisme dan realisme dalam pengembangan pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut:

Aspek

Idealisme

Realisme

  • Pandangan terhadap Pendidikan
  • Pendidikan berfokus pada pengembangan ide-ide, nilai, dan konsep universal yang abadi
  • Pendidikan berfokus pada pemahaman dunia nyata dan mempersiapkan siswa untuk kehidupan praktis.
  • Tujuan Pendidikan
  • Membentuk individu yang bermoral, berkarakter, dan memiliki pandangan filosofis mendalam.
  • Membentuk individu yang realistis, rasional, dan siap menghadapi tantangan dunia nyata.
  • Isi Kurikulum
  • Berbasis humaniora, seni, agama, dan filsafat untuk mengeksplorasi ide-ide abstrak.
  • Berbasis sains, teknologi, dan studi empiris untuk memahami hukum-hukum alam.
  • Metode Pembelajaran
  • Diskusi, refleksi, dan eksplorasi konsep untuk menanamkan nilai-nilai ideal.
  • Observasi, eksperimen, dan pembelajaran langsung untuk memahami fakta dan hukum alam.
  • Kebermanfaatan dalam Pendidikan
  • Mendorong siswa berpikir kritis, mempertimbangkan nilai moral dan spiritual dalam tindakan.
  • Menyediakan keterampilan praktis untuk memecahkan masalah dan beradaptasi dengan lingkungan.
  • Peran Guru
  • Sebagai pembimbing dan teladan moral yang membentuk siswa melalui inspirasi dan wawasan.
  • Sebagai fasilitator untuk membantu siswa mengeksplorasi dunia nyata dan menarik kesimpulan logis.
  • Dampak pada Pendidikan
  • Menghasilkan individu yang idealis, etis, dan terarah pada pencapaian tujuan hidup lebih tinggi.
  • Menghasilkan individu yang pragmatis, berbasis fakta, dan terampil memanfaatkan lingkungan nyata.

Filsafat idealisme dan realisme memiliki kebermanfaatan yang saling melengkapi. Idealisme penting untuk membangun karakter dan moral, sedangkan realisme mempersiapkan siswa untuk menghadapi dunia nyata. Keseimbangan antara keduanya dapat menciptakan sistem pendidikan yang holistik dan relevan.

Daftar Pustaka

Gandhi, Teguh Wangsa. 2017. Filsafat Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Herman Horne, An Idealistic Philosophy of Education dalam, Nelson B. Henry, Philosophies of Education (Illmois: University of Chicago: 1942) hal. 139

Muhmidayeli. 2011. Filsafat Pendidikan. Bandung: PT Refika Aditama

Rusdi. 2013. FILSAFAT IDEALISME (IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN). Dinamika Ilmu Vol. 13. No. 2

Yulianti. 2023. Filsafat Pendidikan Realisme. Lingua Rima: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 12 (1)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun