Mohon tunggu...
Dwi Setyowati
Dwi Setyowati Mohon Tunggu... -

Bersyukur itu bukan membatasi diri, melainkan berterimakasih pada Tuhan dengan mengoptimalkan segala potensi. Mari bersyukur...

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Fabel] Nasib Caca dan Mama di Hutan Sulamaya

7 November 2015   17:16 Diperbarui: 7 November 2015   17:36 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Lari Ca, hanya lari! Kamu harus bergelayut super cepat agar dapat mengelabuinya dan menjauh. Sejauh mungkin, Ca!”

Caca mengangguk. Kini dia paham, ada yang lebih mengerikan dari macan dan buaya. Bagaimana tidak, mama yang dilihatnya sebagai induk paling hebat, harus tunduk dalam kesakitan yang berlarut-larut.


***

“Mama tak kuat Ca,”

Betina itu terengah-engah. Lukanya yang terbuka telah mengundang berbagai bakteri. Ia pun mogok. Kakinya tertanam di tanah. Di sampingnya Caca meraung-raung. Memegangi tangan induknya dan menariknya sekuat tenaga.

“Ayo mama, kita lari, hutan sudah semakin pengap.”

“Tidak bisa, Ca, tinggalkan mama, larilah kau,”

Caca dan penghuni hutan Sulamaya tunggang langgang dikejar asap. Tapi seekor induk tak bisa lari. Matanya kuyu. Api menggelegar di balik punggungnya.

“Mama, ayo,”

“Ca, lari Ca! Sekarang dengarkan Mama, untuk apa mama melatihmu setiap hari kalau kau tak bisa lari. Lindungilah dirimu sendiri!”

“Tapi..”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun