Mohon tunggu...
Arum Sato
Arum Sato Mohon Tunggu... content writer -

pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Roh Indonesia dengan Penyanyi Bali dalam Opera Eropa

18 April 2016   22:15 Diperbarui: 19 April 2016   10:34 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Tokoh utama sekaligus menjadi judul opera ini. Selama dua jam pertunjukan, Carmen berganti kostum tiga kali, menyesuaikan tiap scene yang ia perankan. Hal ini juga menunjukkan bagaimana petualangan Carmen dalam mencari cinta dan lelaki. Foto: setyaningrum."][/caption]Carmen. Opera klasik Eropa ini dipentaskan di Ciputra Artpreneur Theater Jakarta, Sabtu-Minggu (16-17/4/2016). Bintang utamanya Heny Janawati, penyanyi Bali. Pentas gemerlap tersebut dimulai oleh Happy Salma.

Ini pentas pertama Carmen di Indonesia dengan 131 pemain orang Indonesia. Percakapan dan nyanyian seluruhnya menggunakan bahasa Perancis. Happy Salma sesekali menjembataninya dengan bahasa Indonesia. Opera Carmen ini telah menjadi salah satu jembatan yang mengantarkan negeri ini memasuki ranah global, melalui seni pertunjukan.

Pertunjukan opera Carmen ini melibatkan koor dalam jumlah besar, yaitu Batavia Madrigal Singers dan The Resonanz Children’s Choir. Pertunjukan berkualitas internasional ini dilengkapi pula dengan iringan musik Jakarta Concert Orchestra. Tiga lembaga musik ini di bawah pimpinan Avip Priatna, kerap memperoleh penghargaan tinggi di berbagai kompetisi paduan suara internasional.

“Pertunjukan opera Carmen ini merupakan bagian dari perayaan 20 tahun Batavia Madrigal Singers. Pada perayaan ke-10 kami menampilkan Opera Samson et Dalila karya Camille Saint-Saëns. Kami ingin menandai peristiwa-peristiwa penting dengan opera-opera besar,” ujar Avip Priatna pada konferensi pers 4 April 2016 lalu di Galeri Indonesia Kaya.

[caption caption="Pentas opera dunia ini, didukung oleh teknologi multimedia. Itu terlihat pada kolaborasi tarian, nyanyian, tata cahaya dan suara serta slight background yang dinamis. Foto: setyaningrum."]

[/caption]

[caption caption="Happy Salma menjembatani opera ini dengan menjadi penutur di sela pertunjukan. Foto: setyaningrum."]

[/caption]

Jatuh Cinta dan Tergila-gila

Opera Carmen mengisahkan tentang sosok pemuda, Don Jose, yang jatuh cinta dan tergila-gila dengan Carmen, gadis Gipsi yang sensual dan menggairahkan. Don Jose rela meninggalkan Micaela, gadis pemalu kekasih masa kecilnya, demi cintanya kepada Carmen.

[caption caption="Don Jose dan Zuniga, tentara yang tinggal di barak yang berada di seberang pabrik rokok di kota Seville. Foto: setyaningrum."]

[/caption]

[caption caption="Para tentara dan pekerja pabrik rokok di kota Seville. Ketika siang tiba, para tentara menunggu di pinggir lapangan dan menunggu para gadis pekerja untuk bernyanyi. Foto: setyaningrum."]

[/caption]Namun perbedaan latar belakang membuat hubungan Carmen dan Don Jose menjadi rumit. Don Jose adalah seorang pemuda pemalu yang menjadi tentara, yang hidup penuh dengan aturan. Ia tak bisa mengikuti gaya hidup Carmen sebagai kaum Gipsi. Don Jose pun tak menyukai cara Carmen ketika menghadapi lelaki lain. Sedangkan Carmen adalah seorang Gipsi yang tidak suka akan aturan, ikatan, cinta kebebasan dan senang petualangan. Carmen menganggap Don Jose posesif dan terlalu cemburu.

[caption caption="Micaela dan Don Jose. Micaela adalah kekasih masa kecil Don Jose. Foto: setyaningrum."]

[/caption]

[caption caption="Namun Don Jose telah terpikat dan jatuh cinta dengan Carmen. Foto: setyaningrum."]

[/caption]Ingin keluar dari lingkaran api cemburu Don Jose, Carmen memanfaatkan Escamillo, seorang matador, yang jelas-jelas sudah menyatakan cinta kepadanya. Carmen ingin berpisah dari Don Jose dan mengembalikan cincin pemberian Don Jose. Don Jose marah dan tidak terima, lalu menusuk Carmen dengan belati.

Betapa dalam hidup, cinta yang indah dan murni terkadang menjadi sia-sia. Don Jose tidak bisa melihat cinta dan ketulusan Micaela. Ia dibutakan oleh Carmen. Namun akhirnya tak jua memiliki cinta Carmen. Tragis.  

[caption caption="Micaela mengajak Don Jose kembali ke kampung. Namun Don Jose tidak mau dan memilih mengikuti Carmen. Foto: setyaningrum."]

[/caption]

[caption caption="Kehidupan kaum Gipsi yang selalu bersenang-senang dan bernyanyi berdansa. Carmen sedang bernyanyi berdansa bersama Frasquita, Mercedes dan teman-temannya. Foto: setyaningrum."]

[/caption]

[caption caption="Carmen bersama teman-temannya: Dancairo, Frasquita, Mercedes, Remendado"]

[/caption]

[caption caption="Salah satu adegan dalam opera Carmen. Foto: setyaningrum."]

[/caption]Carmen. Opera klasik karya Georges Bizet, komposer Perancis, pertama kali digelar di Opera-Comique di Paris pada 3 Maret 1875. Awalnya, memang tidak diterima dengan baik oleh penonton. Karena melanggar tata krama dan karakter pemain yang kontroversial. Baru, setelah sepeninggalan Georges Bizet, Carmen mendapat pengakuan internasional dan menjadi salah satu opera yang paling sering dipertunjukkan dan paling populer.

Opera empat babak ini mengisahkan tentang kisah tragis perebutan hati wanita Gipsi bernama Carmen. Kisah ini mengambil lokasi di kota Seville, Spanyol tahun 1820. 14 dekade kemudian opera ini di pentaskan untuk pertama kalinya di Indonesia. The Resonanz Music Studio (TRMS) di bawah pimpinan Avip Priatna, didukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation menggelar pertunjukan Carmen di Ciputra Artpreneur Theater, Kuningan, Jakarta Selatan. Pertunjukan di gelar pada Sabtu, 16 April 2016 dan Minggu, 17 April 2016.

Berbalut long dress warna merah, Happy Salma membuka pementasan Carmen. “Selamatkan atau sembunyikan putri-putri kalian karena kaum Gipsi akan segera datang,” ujar Happy Salma yang menjadi pembukaan pertunjukan opera Carmen. Nyanyian pertama pun menggema setelahnya. Di susul munculnya sosok peran utama, Carmen.

Selama dua jam pertunjukan, tak kurang dari 25 lagu dimainkan. Beberapa nyanyian begitu familiar terdengar, seperti pada bagian Overture, Habanera, Seguidilla maupun Toreador. Tak terasa kepala dan kaki saya pun ikut bergoyang mengikuti irama yang terdengar familiar dan nyaman di telinga tersebut. Habanera dan Seguidilla adalah nyanyian bagian opera yang paling saya suka.

Banyak Pemain Opera Berbakat

[caption caption="Saat di mana Escamillo, sang matador, menyatakan cinta kepada Carmen di depan Don Jose. Dan Carmen menerimanya. Foto: setyaningrum."]

[/caption]

[caption caption="Don Jose pun marah kepada Escamillo dan berusaha menikamnya. Foto: setyaningrum."]

[/caption]

[caption caption="Ketika warga di kota Seville bersiap menyambut Carmen dan Escamillo. Foto: setyaningrum."]

[/caption]

[caption caption="Ketika warga di kota Seville bersiap menyambut Carmen dan Escamillo. Foto: setyaningrum."]

[/caption]Opera Carmen ini melibatkan 42 musisi, 42 penyanyi, 35 anak-anak, dan 12 solis, gabungan dari Batavia Madrigal Singers, The Resonanz Children’s Choir dan Jakarta Concert Orchestra. Para solois andalan Indonesi tersebut seperti: Heny Janawati (pemeran Carmen), Farman Purnama (pemeran Don Jose), Harland P. Hutabarat (pemeran Escamillo), Birgitta Dewi Sisca Puspita (pemeran Micaela), Fitri Muliati (pemeran Frasquita), Valentina N. Aman (pemeran Mercedes), Rainier Revireino (pemeran Zuniga), Renno Krisna (pemeran Remendado), Hari Santosa (pemeran Morales), dan Alvin Tobing (pemeran Dancairo).

Pertunjukan Carmen di Ciputra Artpreneur Theater ditampilkan sesuai dengan naskah aslinya, dengan bahasa Perancis. Seluruh tokoh diperankan oleh orang Indonesia. Hanya saja, Avip Priatna, sang direktur pertunjukan, memilih Jos Groenier sebagai sutradara dan Brian Masuda sebagai pelatih vokal.

“Keikutsertaan Jos Groenier dalam pertunjukan ini merupakan ajang pembelajaran yang sangat baik bagi para penampil. Untuk mereka menyerap pengalaman dari sutradara asal Belanda yang telah bergabung di European Music Organizations sejak 1978 ini,” jelas Avip Priatna.

Seluruh pemain pertunjukan Carmen adalah orang Indonesia. Sosok perempuan di balik tokoh Carmen adalah Heny Janawati. Ia adalah penyanyi mezzo-soprano asal Bali, yang merupakan satu-satunya penyanyi opera asal Bali yang mengenyam pendidikan di Amerika Utara. Heny Janawati menerima gelar bachelor danmaster degree dari The University of British Columbia, Canada.

Carmen di Republik Ceko dan Vancouver

Bagi Heny Janawati, ini adalah penampilan ketiganya dalam memerankan sosok Carmen. Sebelumnya, Heny telah memerankan sosok Carmen di Republik Ceko dan Vancouver, Kanada. Ia pernah memerankan sosok Jezibaba pada opera Rusalka karya Antonin Dvorak. Ia juga telah tampil di panggung opera dan musik klasik Amerika Utara dan Eropa.

[caption caption="Carmen dan Escamillo di tengah warga Sevilla. Foto: setyaningrum"]

[/caption]

[caption caption="Carmen dan Escamillo di tengah warga Sevilla. Foto: setyaningrum."]

[/caption]Begitupun dengan Farman Purnama, sosok pemeran Don Jose dalam opera Carmen. Lelaki bersuara tenor kelahiran Jakarta ini mempelajari seni pertunjukan vokal klasik di Belanda, tepatnya Utrecht Conservatory (Hogelschool voor de Kunsten Utrecht). Hingga tingkat Master ia menimba ilmu di bawah arahan maestra Henny Diemer. Sebelumnya, ia mengasah seni vokalnya di bawah bimbingan N. Simanungkalit, Pranadjaya, Anette Frambach dan Avip Priatna.

Farman Purnama telah bermain opera beberapa kali. Tahun 2004 ia berperan sebagai Dido di opera Dido and Aeneas karya Henry Purcell. Tahun 2005 ia memerankan sosok Turiddu dalam operaCavalleria Rusticana karya Pietro Mascagni. Di tahun 2006 Farhan memerankan sosok Samson di opera Samson et Dalila karya Camille Saint-Saëns.

Tahun 2014, Farman Purnama memainkan peran Ferrando dalam operaCosi fan Tutte karya Mozart. Juga dalam opera Alceste karya Christopt W. Gluck dengan peran sebagai Admeto. Drama musik non klasik pun ia tekuni. Terbukti dengan memerankan tokoh Sangkuriang dalam drama musik Sangkuriang.

[caption caption="Don Jose masih mengharapkan cinta Carmen. Namun Carmen menolak dan mengembalikan cincin yang pernah diberikan Don Jose kepadanya. Don Jose marah dan akhirnya menikam Carmen dengan belati. Foto: setyaningrum."]

[/caption]

[caption caption="Don Jose sedih dan hancur. Carmen yang sangat ia cintai mati di tangannya. Foto: setyaningrum."]

[/caption]Dari sini bisa dilihat betapa kemampuan para solois kita sungguh mengagumkan. “Saya ingin menampilkan kisah klasik kelas dunia ini dengan apa yang Indonesia punya. Jangan sampai mereka terkenal di panggung dunia, tapi tidak dikenal dan dihargai di negeri sendiri,” tutur Avip Priatna saat konferensi pers di Galeri Indonesia Kaya, Senin 4 April 2016.

Heny pun berharap, suatu saat, opera dapat diterima di Indonesia dengan baik. Mengingat banyak sekali para penampil berbakat Indonesia yang tak diragukan lagi kemampuannya.

Oleh karena itu, salah satu upaya untuk memopulerkan opera kepada masyarakat Indonesia adalah dengan menggunakan narasi yang disampaikan oleh seorang penutur. Hadirnya Happy Salma dalam Carmen adalah bentuk upaya tersebut.

[caption caption="Kerabat kerja pertunjukan opera Carmen bersama Avip Priatna, sang direktur pertunjukan. Semua foto diambil ketika pementasan premier di Ciputra Artpreneur Theater, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat 15 April 2016. foto: setyaningrum."]

[/caption]

Oleh Setyaningrum

Jakarta, 18 April 2016

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun