Mohon tunggu...
Arum Sato
Arum Sato Mohon Tunggu... content writer -

pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Roh Indonesia dengan Penyanyi Bali dalam Opera Eropa

18 April 2016   22:15 Diperbarui: 19 April 2016   10:34 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Namun Don Jose telah terpikat dan jatuh cinta dengan Carmen. Foto: setyaningrum."]

[/caption]Ingin keluar dari lingkaran api cemburu Don Jose, Carmen memanfaatkan Escamillo, seorang matador, yang jelas-jelas sudah menyatakan cinta kepadanya. Carmen ingin berpisah dari Don Jose dan mengembalikan cincin pemberian Don Jose. Don Jose marah dan tidak terima, lalu menusuk Carmen dengan belati.

Betapa dalam hidup, cinta yang indah dan murni terkadang menjadi sia-sia. Don Jose tidak bisa melihat cinta dan ketulusan Micaela. Ia dibutakan oleh Carmen. Namun akhirnya tak jua memiliki cinta Carmen. Tragis.  

[caption caption="Micaela mengajak Don Jose kembali ke kampung. Namun Don Jose tidak mau dan memilih mengikuti Carmen. Foto: setyaningrum."]

[/caption]

[caption caption="Kehidupan kaum Gipsi yang selalu bersenang-senang dan bernyanyi berdansa. Carmen sedang bernyanyi berdansa bersama Frasquita, Mercedes dan teman-temannya. Foto: setyaningrum."]

[/caption]

[caption caption="Carmen bersama teman-temannya: Dancairo, Frasquita, Mercedes, Remendado"]

[/caption]

[caption caption="Salah satu adegan dalam opera Carmen. Foto: setyaningrum."]

[/caption]Carmen. Opera klasik karya Georges Bizet, komposer Perancis, pertama kali digelar di Opera-Comique di Paris pada 3 Maret 1875. Awalnya, memang tidak diterima dengan baik oleh penonton. Karena melanggar tata krama dan karakter pemain yang kontroversial. Baru, setelah sepeninggalan Georges Bizet, Carmen mendapat pengakuan internasional dan menjadi salah satu opera yang paling sering dipertunjukkan dan paling populer.

Opera empat babak ini mengisahkan tentang kisah tragis perebutan hati wanita Gipsi bernama Carmen. Kisah ini mengambil lokasi di kota Seville, Spanyol tahun 1820. 14 dekade kemudian opera ini di pentaskan untuk pertama kalinya di Indonesia. The Resonanz Music Studio (TRMS) di bawah pimpinan Avip Priatna, didukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation menggelar pertunjukan Carmen di Ciputra Artpreneur Theater, Kuningan, Jakarta Selatan. Pertunjukan di gelar pada Sabtu, 16 April 2016 dan Minggu, 17 April 2016.

Berbalut long dress warna merah, Happy Salma membuka pementasan Carmen. “Selamatkan atau sembunyikan putri-putri kalian karena kaum Gipsi akan segera datang,” ujar Happy Salma yang menjadi pembukaan pertunjukan opera Carmen. Nyanyian pertama pun menggema setelahnya. Di susul munculnya sosok peran utama, Carmen.

Selama dua jam pertunjukan, tak kurang dari 25 lagu dimainkan. Beberapa nyanyian begitu familiar terdengar, seperti pada bagian Overture, Habanera, Seguidilla maupun Toreador. Tak terasa kepala dan kaki saya pun ikut bergoyang mengikuti irama yang terdengar familiar dan nyaman di telinga tersebut. Habanera dan Seguidilla adalah nyanyian bagian opera yang paling saya suka.

Banyak Pemain Opera Berbakat

[caption caption="Saat di mana Escamillo, sang matador, menyatakan cinta kepada Carmen di depan Don Jose. Dan Carmen menerimanya. Foto: setyaningrum."]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun