Mohon tunggu...
Seto Wicaksono
Seto Wicaksono Mohon Tunggu... Human Resources - Recruiter

Menulis, katarsis. | Bisa disapa melalui akun Twitter dan Instagram @setowicaksono.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengalami Beberapa Kejadian Mistis karena Sering Menulis Kisah Mistis

21 Mei 2020   21:00 Diperbarui: 21 Mei 2020   20:56 1440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi wanita berambut panjang dengan gaun putih: express.co.uk via IDN Times.

Teman saya hanya menengok perlahan dan tersenyum, tanpa memberi jawaban satu kata pun. Saya pikir, yowes, lah. Mungkin karena mau solat.

Sore hari, sepulang kerja, saya coba WhatsApp dia dan berniat untuk mengajak pulang bareng. Nebeng.

"Mas, nebeng dong sampai stasiun. Boleh?"

"Wah, nggak bisa, Mas. Aku lagi di kantor klien dari pagi," jawabnya.

"Lha, Mas. Dikirain tadi sempat balik ke kantor, soalnya pas solat Jumat kan kita ketemu. Tatap muka lagi," jawab saya dengan nada bercanda.

"Wah, ngaco kamu, Mas. Demi Tuhan, sumpah, tadi aku solat jumat di kantor klien."

Jawaban tersebut tentu sangat membuat saya kaget. Lalu, siapa yang saya lihat, membalas senyum dan sapa sewaktu solat jumat? Entah. Saya yakin betul yang dilihat benar adalah dia. Saksinya adalah teman saya yang lain, yang juga melihat dia.

Tanpa pikir panjang, saya langsung bergegas pulang dalam keadaan panas dingin.

Di jalan pulang, saya langsung menyadari suatu hal. Kejadian mistis yang saya alami berturut-turut terjadi ketika saya mulai menulis dan menceritakan hal mistis yang ada di sekitar saya.

Apa yang dikatakan banyak orang mungkin benar, jika tidak ingin diganggu oleh makhkuk gaib, jangan sesekali mendekatinya dengan cara bercerita, apalagi mengusik "dunia"-nya.

Setelah sekian lama, akhirnya saya berani menuliskan kembali pengalaman horor apa saja yang pernah saya alami. Terlebih, ini kan bulan Ramadhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun