Teman saya hanya menengok perlahan dan tersenyum, tanpa memberi jawaban satu kata pun. Saya pikir, yowes, lah. Mungkin karena mau solat.
Sore hari, sepulang kerja, saya coba WhatsApp dia dan berniat untuk mengajak pulang bareng. Nebeng.
"Mas, nebeng dong sampai stasiun. Boleh?"
"Wah, nggak bisa, Mas. Aku lagi di kantor klien dari pagi," jawabnya.
"Lha, Mas. Dikirain tadi sempat balik ke kantor, soalnya pas solat Jumat kan kita ketemu. Tatap muka lagi," jawab saya dengan nada bercanda.
"Wah, ngaco kamu, Mas. Demi Tuhan, sumpah, tadi aku solat jumat di kantor klien."
Jawaban tersebut tentu sangat membuat saya kaget. Lalu, siapa yang saya lihat, membalas senyum dan sapa sewaktu solat jumat? Entah. Saya yakin betul yang dilihat benar adalah dia. Saksinya adalah teman saya yang lain, yang juga melihat dia.
Tanpa pikir panjang, saya langsung bergegas pulang dalam keadaan panas dingin.
Di jalan pulang, saya langsung menyadari suatu hal. Kejadian mistis yang saya alami berturut-turut terjadi ketika saya mulai menulis dan menceritakan hal mistis yang ada di sekitar saya.
Apa yang dikatakan banyak orang mungkin benar, jika tidak ingin diganggu oleh makhkuk gaib, jangan sesekali mendekatinya dengan cara bercerita, apalagi mengusik "dunia"-nya.
Setelah sekian lama, akhirnya saya berani menuliskan kembali pengalaman horor apa saja yang pernah saya alami. Terlebih, ini kan bulan Ramadhan.