Menurut saya bahkan rapor buruk, tidak naik sekolah, dan tidak lulus bukan hal yang penting. Ketika seseorang sudah lulus dalam penerapan nilai moral, berarti dia sudah lulus menurut versi yang lebih luas. Yakni lulus ujian kehidupan. Dari sana, seseorang akan membentuk dirinya jadi apa dan mau bagaimana.
Upaya menakut-nakuti memang efektif untuk membuat peserta didik mematuhi setiap perintahnya. Tetapi itu hanya sebatas lingkup penglihatan saja. Jauh di dasar hati, mereka tidak senang. Mereka merasa terpaksa. Apa artinya kalau terpaksa? Efek pembelajaran akan mudah dilupakan dan tidak maksimal. Ketika seorang pendidik telah membuat muridnya jatuh cinta dengan gayanya mendidik, maka hasilnya pun jauh lebih optimal. Jauh daripada itu, seumur hidup sang murid akan selalu mengenang setiap momen terbaik itu.
Dalam kehidupan saya sendiri, selama 12 tahun belajar di sekolah hanya menemukan satu guru yang benar-benar membuat saya nyaman di kelas. Namanya tidak perlu disebutkan. Efek yang ditimbulkan sangat besar. Bahkan semua teman di kelas turut merasakannya. Jangan ditanya ketika ulangan harian dan tugas lainnya. Sebelum diberi materi, kami sudah paham, soalnya lebih dulu mencarinya di internet. Kami menganggap nilai pembelajaran yang lebih penting sehingga pelajaran Matematika yang menurut sebagian orang susah pun di mata kami sangat menarik. Itulah guru yang berhasil menurut saya.
Jika merujuk apa yang dikatakan oleh Shiv Khera di atas, apakah orang yang bersekolah berarti semuanya berpendidikan? Tidak semuanya. Mereka yang berpendidikan baru kelihatan ketika sudah terjun ke dalam masyarakat. Dari sanalah letak kualifikasinya.
Apakah orang yang tidak pernah bersekolah punya potensi disebut sebagai orang berpendidikan? Sangat. Apakah sekolah itu penting? Penting, sejauh rutin berupaya menanamkan pesan moral peserta didiknya. Sehingga begitu mereka lulus atau keluar sekolah akan menjadi generasi penerus bangsa yang cemerlang lahir-batin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H