Selesai melihat ikan, kau bisa naik dan berbelok kekanan. Sekarang jalanan mulai naik. Disini komoditi yang banyak ditawarkan adalah unggas. Segala jenis itik maupun angsa bisa kau temui. Juga ayam kampung, ayam hutan maupun macan rembah atau kucing hutan. Semua siap dipinang pembeli. Hatimu akan benar-benar puas di Pasar burung ini. Segala penat, kedongkolan hatimu dijamin hilang. Sebuah tempat pelarian sempurna dari jebakan aktivitas sehari-hari...Tempat ini favorit bagi siapa saja, tak pandang bulu. Juga wisatawan asing yang banyak berkunjung ke Kota Malang ini. Banyak diantara pengujung masuk dari arah Pasar Bunga dan turun..melewati rute berkebalikan dari yang diceritakan tadi. Lewat pintu keluar... Â Â Â Â
Siang itu, terlihat dua orang bule keluar kawasan Pasar Burung. Air mukanya puas, hingga tak terasa mereka telah sampai kembali di jalan Majapahit. Segera pandangan mereka tertuju pada pamflet yang terpasang di seberang jalan "Banyuwangi Plantation Tour". Di bawahnya tertulis kata Sunrise Holiday Tour and Travel. Setelah berunding sebentar merekapun memutuskan singgah....
Kantor itu tidak terlalu besar, namun bersih dan rapi. Â Di sudut ruangan ada peta Jawa Timur besar, beserta daya tarik wisatanya. Dindingnya berwarna kuning semarak, menyapa ramah para pengunjung.
"Hello...Good afternoon...welcome to Sunrise Holiday Tour and Travel!" sapa seorang gadis sambil berdiri. Ia memberi tanda hormat...
"Hello...selamat siang...," kata bule berambut pirang dalam bahasa Indonesia yang terbata-bata.
"Oh, bagus sekali bahasa Indonesianya, perkenalkan saya Dina Afrilia, What's your name?"
"Oh, my name is Nicola. I'm from Switzerland. Nice to meet you," sapanya sambil mengulurkan tangan.
"Oh, nice to meet you too, Nicola! Wah sudah pintar berbahasa Indonesia ya...," Dina memberi applaus, mereka semua tertawa.
"Ya, sedikit-sedikit. Oh ya, ini suami saya, Stefan," ujar Nicola sambil mengenalkan seorang pria dibelakangnya.
"Ok, Dina," ucap Dina sambil tersenyum, kepada Stefan yang kelihatannya agak pendiam.
"Ok...apa yang bisa saya bantu?" setelah cukup berbasa-basi, Dina membuka pembicaraan sesuai standar perusahaan.