Mohon tunggu...
Paelani Setia
Paelani Setia Mohon Tunggu... Guru - Sosiologi

Suka Kajian Sosial dan Agama

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Polemik Penghapusan Skripsi dan Kemudahan Teknologi

10 April 2020   10:46 Diperbarui: 10 April 2020   10:55 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedua, aturan. Adanya peraturan yang baik dalam sebuah institusi pendidikan mengenai budaya riset ilmiah akan mendorong mahasiswa untuk berbudaya ilmiah dalam riset pembelajaran. Aturan tersebut melingkupi mekanisme peninjauan riset-riset ilmiah hasil mahasiswa secara serius sebagai inventarisasi pengetahuan, perluasan batas-batas ilmu pengetahuan, dan identifikasi kesenjangan pengetahuan untuk meletakkan dasar penyelidikan di masa depan.

Ketiga, insulasi politik. Sebuah institusi pendidikan harus menyekat kepentingan pendidikan dan politik. Bagaimana pun riset ilmiah harus dipisahkan dari kepentingan politik dengan berorientasi pada pengetahuan bukan kepentingan kelompok. Artinya, penumbuhan budaya ilmiah, perlindungan proses ilmiah, dan pencegahan mengorbankan penelitian untuk gairah kebijakan politik praktis harus dihindari.

Keempat, infrastruktur. Infrastruktur yang menunjang akan berdampak pada kualitas dan promosi riset-riset ilmiah sebuah lembaga pendidikan. Hal ini harus didukung oleh ketersediaan dana yang mencukupi berbagai kebijakan yang mendukung budaya riset ilmiah.

Kemudahan Teknologi 

Berkaca pada fakta yang terjadi saat ini ditengah pandemi virus corona, sebuah penelitian sebagai budaya ilmiah hendaknya tidak dilakukan di lapangan secara langsung. Namun, bagi mahasiswa terdapat beberapa alternatif solusi khususnya pemanfaatan dunia teknologi dan informasi.

Mahasiswa sebagai penduduk asli digital menggunakan teknologi sebagai bagain dari kehidupan nyata secara virtual. Alasannya, sebagai generasi milenial mahasiswa kini sulit dipisahkan dari budaya teknologi dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Margaryan, Littlejohn dan Vojt dalam Are digital natives a myth or reality? University students' use of digital technologies pada Elsevier Journal, menyebut teknologi bagi mahasiswa dapat digunakan untuk alat kreasi pengetahuan kolaboratif, pemanfaatan dunia virtual, dan jejaring sosial dalam pembelajaran.

Jika saat ini pembelajaran dialihkan pada dunia virtual melalui pemanfaatan teknologi jarak jauh, maka tidak ada salahnya penelitian skripsi juga bisa dilakukan melalui teknologi virtual. Salah satu metode yang bisa digunakan mahasiswa adalah netnografi (virtual etnography). 

Menurut Kozinets, dalam bukunya Netnography, penelitian netnografi dapat digunakan melalui objek online communities dan communities online. Online communities merupakan komunitas yang terbentuk di dunia virtual karena adanya kesamaan ketertarikan misalnya komunitas fans artis, sementara communities online adalah komunitas yang bertransformasi dari dunia nyata ke dunia virtual misalnya merujuk pada kelompok masyarakat di dunia nyata yang ditunjang penggunaan media sosial di dunia virtual.  

Hal ini menunjukkan bahwa teknologi memudahkan aktivitas belajar mahasiswa. Meski dapat merugikan karena adanya budaya plagiarisme dan copy paste. Namun, kekuatan faktor eksternal sangat dibutuhkan dalam era ini untuk mengantisipasi sisi negatif kebiasaan tersebut.

Dengan demikian, bagi kampus sebagai institusi pendidikan ini menjadi keuntungan tersendiri, disamping perlu penguatan elemen-elemen pendorong penguatan budaya riset ilmiah seperti SDM, aturan, dan insfrastruktur. Sumber daya manusia yang berkualitas dalam kampus khususnya kemampuan penguasaan teknologi harus disesuaikan dengan perkembangan teknologi saat ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun