Mohon tunggu...
Setiyo Bardono
Setiyo Bardono Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Kurang Ahli

SETIYO BARDONO, penulis kelahiran Purworejo bermukim di Depok, Jawa Barat. Staf kurang ahli di Masyarakat Penulis Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (MAPIPTEK). Antologi puisi tunggalnya berjudul Mengering Basah (Aruskata Pers, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (Pasar Malam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Teror Nasi Basi

15 November 2022   14:23 Diperbarui: 15 November 2022   14:40 810
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

--- oOo ---

Tiga hari berselang, ketika hendak membuka kotak bekal makan siang, sebuah panggilan menggetarkan telepon genggam. Kata "Mbak Fitri" berkedip-kedip di layar. Aku bergegas mengangkat telepon, berharap kabar baik datang dari kakakku.

"Alhamdulillah kondisiku sudah membaik. Dokter sudah mengizinkan aku pulang. Mungkin Aku terlalu bekerja keras dan kurang istirahat hingga tifus menyerang. Makasih Isna, aku tak tahu harus bagaimana membalas kebaikanmu. Aku selalu merepotkan kamu."

"Nggak apa-apa Mbak. Dulu juga Isna yang selalu merepotkan Mbak Fitri. Maafkan juga kalau Isna belum sempat menengok Mbak Fitri. Mbak istirahat dulu saja," jawabku. Tak terasa mataku mulai sembab.

Setelah tiga puluh menit kami bercakap-cakap, perasaanku terasa lega. Aku pun membuka kotak bekal. Setelah tutupnya terbuka, aroma khas berhamburan dari nasi putih. Tak ada lagi jejak aroma nasi basi.

--- oOo ---

Depok, 2020-2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun