Mohon tunggu...
Adi Setiadi
Adi Setiadi Mohon Tunggu... -

Dokter Matematika amatir Pencinta puzzle dan sandi Pencinta quotation

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mengapa saya tidak akan memperbolehkan anak saya menjadi seorang dokter di India

12 Juni 2015   14:18 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:05 68200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terjemahan artikel “Why I will never allow my child to become a doctor in India” - dr.Roshan Radhakrishnan

 

Seekor anak anjing sedang berjalan di suatu jalan ketika bertemu dengan sekelompok anak2 kecil. Pemimpin kelompok tersebut melihat anjing tersebut dan menunjukkannya pada teman2nya. Ketika melihat anak2 tersebut, anjing menggoyangkan ekornya dan menggonggong, menanti untuk dielus2 dan memiliki teman baru.

 

Namun, ketika anak anjing tersebut menggoyangkan ekornya, salah satu anak mengambil batu. Anak tersebut menengok ke yang lain dan berkata bahwa anjing adalah jahat karena ada anjing lain yang menggigit kakeknya bertahun2 lalu. Anak yang kedua mengambil batu juga dan berkata bahwa anjing liar di lingkungan rumahnya menggonggong terus dan mengganggu tidur keluarganya. Anak ketiga berkata bahwa anjing itu buruk karena alasan agam. Yang lainnya memakan omongan temannya tersebut dan masing2 mengambil sebuah batu, menganggap bahwa anjing seperti ini tidak bisa dipercaya. Anak anjing berdiri mematung, bingung ketika dia melihat anak2 tersebut mendekat.

 

Pada malam harinya, anak2 telah kembali ke rumahnya masing2. Terdapat rasa bangga karena telah memberhentikan binatang buas masuk ke dalam lingkungan mereka. Dengan berdarah2 dan terluka, anak anjing yang menggoyangkan kakinya dengan harapan memberikan dan mendapatkan kasih sayang, sekarang sedang menjilati luka2nya. Dia masih sangat muda untuk memahami bahwa luka fisik akan sembuh seiring waktu, namun sekarang cukup tua untuk belajar tidak mempercayai spesies pelempar batu. Makhluk yang paling tidak egois sejak masa lalu, sekarang telah belajar untuk membenci, karena menerima sesuatu yang bukan kesalahannya dia. Untuk kesalahan2 anjing2 yang lain, dia membayarnya dengan tubuh dan jiwanya.

 

Inti cerita itulah yang menjadi alasan mengapa saya tidak akan pernah membiayarkan kamu, anakku, menjadi seorang dokter di India.

Masih bingung kayaknya ya ? Tidak apa. Ambil bangku dan duduklah...ini akan memakan waktu agak panjang.

 

Semakin hari, saya mendapatkan diri saya melihat dan berbicara dengan dokter lintas 2 generasi dan berbagai spesialisasi. Dan semakin hari, terdapat rasa hilangnya harapan dan kecewa dalam kata2 mereka. Mereka bertanya2 apa yang salah, bahkan ketika mereka mencoba untuk tetap tersenyum. Dengan 0,7 dokter per 1000 orang India, rasio dokter:pasien jauh dibawah negara2 lain seperti Cina (1,9), Inggris (2,8) dan Amerika Serikat (2,5). Spanyol yang 4,9 terlihat mewah. Dalam bahasa awam, ini artinya adalah kamu akan dibanjiri pasien diluar kemampuan manusia biasa.

 

Kamu harus mengorbankan waktumu, orang tuamu, pasangan hidupmu dan anak2mu.

 

Mendapatkan jadwal 63 jam dalam seminggu (7 hari x 9 jam) sudah cukup baik, dan sebagian besar yang baru bergabung setelah lulus tahu pasti bahwa jadwal 100 jam seminggu sama dengan ketika kuliah kedokteran. Dan sedihnya, ini dianjurkan oleh sebagian besar Rumah Sakit, siapa yang tidak senang memiliki kontrak yang tertulis 8 jam sehari kemudian bisa memintanya bekerja untuk 14 jam”, dengan berkata bahwa memang inilah menjadi dokter, karena kita bekerja dalam pengabdian. Kamu tidak akan pernah membiayarkan seorang supir taxi menyupiri kamu 24 jam terus menerus, tetapi untuk dokter bedah itu dilakukan. Melakukan pekerjaan sesuai jumlah jam di kontrak kamu, dan kemudian pulang ke rumah, sekarang dicibirkan di bidang kita.. ini dianggap sebagai kelemahan. Ini dianggap kurang profesional.

 

Kamu harus mengorbankan Impian Hidupmu

 

Ini adalah pengorbanan yang akan menghilangkan masa2 usia 20 tahunanmu dan memakan usia 30 tahunanmu. Kamu mungkin masuk ke bidang ini dengan mata berbinar2 pada saat usia 18 tahun, namun saya harus bertanya padamu – apa yang akan terjadi jika mimpi untuk menjadi dokter bedah jantung tidak tercapai ? Jika untuk suatu alasan, kamu menemukan dirimu tidak mampu mendapatkan kursi tersebut atau menyediakan 15 tahun tambahan yang saya yakin diperlukan untuk menjadi junior dalam sebagian besar departemen, apakah kamu akan bahagia dengan mimpi yang hilang tersebut atau kekecewaan akan memakan dirimu dari dalam.

 

Gak ada yang peduli pada dokter

 

Seorang dokter bedah muda yang bekerja pada salah satu institusi utama di India berkata pada saya beberapa hari yang lalu. Ini adalah dokter yang satu tahun lalu sangat semangat untuk menjadi yang terbaik, bekerja keras untuk masuk kedalam kuliah yang super spesialis. Dia bergabung dengan rumah sakit karena reputasinya yang sangat bagus diseluruh India, memahami bahwa kerja keras yang dia lakukan disana akan mempertajam ketrampilan dia dan melebarkan pengetahuannya dalam spesialisasi tersebut. Perempuan yang berbincang2 dengan kata tersebut telah kehilangan semua semangatnya.

 

Keluar rumah jam 7 pagi dan kembali ke rumah jam 10 malam hanya untuk tidur dan kemudian bangun kembali pada jam 5 pagi untuk memulai siklusnya lagi, dia bertanya2 apa tujuan dari semua itu. Dia telah kehilangan kontak dengan yang dia cintai dan telah menjadi sebuah zombie, hilang diantara politik dalam rumah sakit dan ketiadaan kehidupan sosial secara total.

 

Semua ini untuk gaji yang “besar” 50.000,-/bulan (di Mumbai) yang dia tahu bahwa kalau dia sakit dan masuk ICU, itu tidak cukup untuk 2 hari perawatan di ICU di Rumah Sakit tempat dia bekerja tersebut. Saya ingin berkata pada dia bahwa ada guci emas pada ujung pelangi. Saya ingin menghibur dia dengan mengatakan bahwa dia akan mendapatkan gaji yang lebih besar kelak pada usia empat puluhan dibandingkan teman2nya yang dapatkan di usia tiga puluhan ini. Tetapi saya tidak mengatakan itu. Karena saya tahu apa yang dia rasakan.

 

Seorang dokter yang lain berkata pada sebuah forum publik, menceritakan pengalamannya melakukan pelayanan di daerah terpencil selama 6 tahun untuk pemerintah. Ketika dia akhirnya pergi 2 tahun yang lalu, laki-laki di usia tiga puluhan tahun tersebut hanya memiliki tabungan Rs 15.000,- padahal dia tidak pernah membeli barang mewah atau perjalanan tamasya. Dia memerlukan orang tuanya untuk membantunya pada usianya tersebut untuk membayar penginapannya. Ini semua menjadi sangat tidak masuk diakal ketika seorang yang bekerja di toko tempat dia mencharge handphonenya mengatakan padanya bagaimana gaji bulanannya lebih besar dari dokter....tanpa resiko apapun.

 

Satu permintaan dia untuk semua dokter yang mendengarkan ? Jangan jadi orang bodoh yang sentimental dan diperas oleh sistem kesehatan untuk bekerja seperti yang dia lakukan ..... karena tidak ada yang peduli pada akhirnya untuk semua pelayanan yang kamu lakukan. Dan saya sangat setuju dengannya. Jika setelah lebih dari satu dekade di dunia kesehatan, dia tidak bisa memberi nafkah pada keluarganya sebagaimana pemilik toko handphone, jadi mengapa dia harus tetap melalui hal tersebut ? Jika di India dianggap sebagai suatu kejahatan untuk dokter mendapatkan uang, namun menutup mata apabila hakim, pengacara dan politikus yang tidak berpendidikan secara ajaib menjadi kaya raya, apakah itu suatu kebodohan untuk menjadi seorang dokter ? Berani2nya bermimpi untuk memberi nafkah pada keluarganya ?

 

Semakin banyak peraturan, semakin sedikit pelayanan kesehatan, itulah yang dijadi solusi oleh negara

 

Dunia kedokteran yang kita masuki bukanlah yang seperti sekarang ini. Bahkan generasi sebelum kami juga mengakuinya. Dan ini akan semakin parah.

 

Untuk bidang seperti ini di sebuah negara seperti kami yang overpopulasi dan sebagian besar berada dibawah garis kemiskinan, mendapatkan dukungan dari pemerintah untuk memastikan bahwa keuntungan pelayanan kesehatan bisa dicapai oleh semua orang adalah penting bagi kesuksesan kita. Mereka memerlukan kesehatan yang lebih terjangkau. Sedihnya, bukannya meningkatkan jumlahnya, mereka malah memotong anggaran kesehatan sampai 20 persen. Sektor penting seperti HIV/AIDS telah kehilangan dana dan bukannya ditingkatkan. Ini pada saat kita hanya menganggarkan 1% untuk kesehatan masyarakat di India dibandingkan dengan 3% di Cina dan 8% di Amerika Serikat. Mau bagaimana lagi anakku ? Mungkin India lebih sehat daripada negara2 miskin lainnya ?

 

Defensif Medicine

 

Saya berharap bahwa ini HANYA kehilangan waktu bersama keluarga, bekerja dua kali lipat jam yang dijadwalkan dan pulang kerumah membawa gaji yang kecil. Namun sedihnya, sekarang tidak seperti itu lagi. Sekarang adalah bagaimana sampai di rumah dalam keadaan utuh. Dari mulai mencegah pasien dari kematian, dunia kedokteran sekarang dipaksa untuk khawatir agar tidak dibunuh oleh penunggu pasien.

 

Esensi dari menjadi seorang dokter – melakukan apa yang terbaik yang dapat kita lakukan untuk menyembuhkan – diambil paksa dari kami karena kami sekarang perlu untuk melakukan defensif. Kamu ingat suatu istilah yang kita sebut sebagai “Pengabdian” ? Tebak ? Sekarang itu ada hal2 dibelakangnya.

  • Pengabdian artinya kamu melakukan tambahan jam jaga karena Rumah Sakit kekurangan tenaga
  • Pengabdian artinya kamu gajinya sama dengan gaji pegawai call center karena penyembuhan adalah pelayanan, ingat kan ?
  • Pengabdian artinya kamu harus menyesuaikan dengan kurangnya obat dan instrumen yang ada, tapi harus tetap menyelamatkan orang karena tidak ada Rumah Sakit lain disekitarnya.
  • Namun batasnya hanya sampai situ. Jika pasien meninggal dalam pelayanan kamu, tiba2 semuanya berubah.

 

Kamu menjadi monster yang ditulis dalam koran-koran – monster yang membunuh seseorang yang dicintai karena kamu serakah untuk mencuri uang mereka, memanen organ2 tubuh mereka, menyiksa ibu atau anak mereka yang sakit. Mereka adalah orang2 yang sama yang mengatakan dokter2 yang gajinya cuma 5 digit sebenarnya tidak masalah kalau mau meminta gaji 6 atau 7 digit. Bagi mereka tidak masalah jika mereka salah... yang paling penting adalah dengan menghancurkan reputasi dokter, dia berhasil memeras dokternya atau Rumah Sakit untuk melakukan kompromisasi. Jika setiap kematian di sebuah Rumah Sakit dianggap sebagai kasus kesalahan medis, gak akan ada dokter yang mau menerima pasien lagi ?

 

Apakah kamu siap mati demi profesi kamu ?

 

Asosiasi Dokter di India pada Mei 2015 mengkonfirmasi bahwa lebih dari 75% dokter di India telah mengalami sejenis kekerasan oleh tangan pasien di India.

 

75%. Ini setelah mengakui bahwa tidak semua kasus kekerasan dilaporkan kepada mereka. Bahkan ada beberapa kejadian dimana dokter benar2 dibunuh karena melakukan apa yang sudah sesuai hukum. Bagaimana kamu menjelaskan ini pada istri yang telah ditinggalkannya tersebut ? Kapan terakhir kamu melihat seorang teknisi software dibunuh karena tidak membuat software yang benar ? Masih ingin menggunakan kata “Pengabdian” lagi ? Itu kata yang hambar untuk selalu disebutkan ketika memukul 3 dari 4 dokter ?

 

Keputusan pengadilan di Rumah Sakit Mata Joseph membuat para dokter semakin memahami realita. Menghukum 3 dokter karena menyebabkan hilangnya penglihatan 66 pasien setelah bakti sosial operasi mata, sistem pengadilan memperlihatkan tidak pahamnya apa yang terjadi. Tidak perlu menjadi seorang jenius untuk memahami bahwa seorang dokter yang terlatih tidak akan mungkin melakukan 66 kesalahan pada 66 mata yang berbeda dalam satu hari. Jawaban yang paling masuk akal untuk edophthalmitis massal seperti itu adalah digunakannya cairan yang tidak steril, cairan yang merupakan kesalahan perusahaan farmasi yang membuat cairan tersebut.

 

Tidak ada cara dokter untuk mengetahui hal tersebut (tanpa membuka setiap botol dan mentestnya) untuk mengetahui apakah cairan mengandung bakteri, sama juga tidak ada cara kamu untuk mengetahui jika ada bakteri dalam kopi sebelum kamu minum. Namun, untuk memuaskan orang2 yang haus darah dan uang, meskipun ini jelas2 kesalahan dari cairan yang tercemar, dokter dihukum penjara. Seperti sudah mendengar kan ? Ingat kematian akibat sterilisasi di Chattisgarh pada tahun 2014 ? Setiap orang tahu nama dokternya pada kasus tersebut. Namun pada akhirnya terbukti bahwa kesalahan adalah pada obat yang tercemar yang dibuat di pabrik yang penuh dengan tikus2. Jadi jelaskan sekarang, apa nama perusahaan farmasi tersebut dan apa aksi yang telah dilakukan terhadap mereka ? Kamu tidak tahu kan ? Tidak Mengejutkan !

 

Ini membuat para dokter bertanya2. Mengapa kita harus melakukan pengabdian kalau kita dicurangi seperti itu ? Dengan memeriksa seorang pasien pribadi untuk Rs 60.000 (yang masih lebih murah daripada Dhs 15.000 / diluar negeri), dokter dapat memilih menggunakan obat2 yang terbaik dari perusahaan yang unggul dibandingkan obat generik di bawah standar, dan menghasilkan ratusan kali lebih banyak uang pada satu kasus dengan tetap dalam kerangka etik. Dapatkah kamu mengatakan bahwa mereka curang ? Tidak. Hanya masalahnya, dengan melakukan ini, kami tahu bahwa kalau kami menyerah, maka tidak akan ada yang mau merawat / mengobati orang yang miskin.

 

Pada akhirnya, inilah inti dari apa artinya menjadi seorang dokter di India :

  1. Kamu dipaksa untuk pergi ke daerah yang terlupakan, celah2 paling terpencil, dimana pelayanan kesehatan benar2 dibutuhkan.
  2. Kamu diminta untuk mengetuk masing2 pintu dan mencari yang sakit.
  3. Kamu diminta untuk membawa sebanyak2nya bersama kamu.
  4. Dan kemudian kamu mengoperasi mereka semua untuk upah “besar” yang disediakan pemerintah (Rs 650 diberikan oleh sebagian besar Rumah Sakit, meskipun saya akan senang kalau itu ditinjau lagi).
  5. Pemerintah memotong biaya dengan membuat kamu melakukan operasi yang seharusnya berbiaya Rs 60.000, tapi hanya Rs 600 yang diberikan untuk kamu, dengan alasan Pengabdian (yang anehnya tidak berlaku untuk insinyur dan pengacara, karena mereka “tidak diperlukan” disini)
  6. Dokter memiliki kewajiban moral membantu sebanyak mungkin pasien dan diminta untuk melakukannya dengan baik diluar kemampuan fisik dan mentalnya.
  7. Pabrik farmasi generik akan mengalihkan pembuatan produksinya ke tempat yang tidak steril yang lebih murah
  8. Ketika ada kejadian buruk, orang2 tidak memperdulikan dokter atau pabrik obat yang mengambil keuntungan besar, dan orang2 tersebut akan berada di depan pintu dokter dengan tombak dan garpu tanah. Dan para selebritis akan bermunculan di televisi nasional berbicara mengenai bagaimana dokter adalah korup dan memotong2 organ pasien demi mencari keuntungan.

 

Kelelahan yang mendalam

Apakah semua dokter adalah baik ? Anakku, diusiamu sekarang ini kamu tentunya tidak naif. Tentu saja tidak. Ada satu faktor yang terdapat dalam semua manusia yaitu kecenderungan kita untuk berada diantara yang baik dan yang buruk. Ini mencakup semua agama dan orang suci hingga politikus dan dokter dan semua diantaranya.

 

Sebelum kami menjadi dokter, kami juga orang normal. Kami telah ditanamkan nilai2 dari keluarga kami dan teman2 kami selama dua dekade sebelum kami mendapatkan hak untuk memakai stetoskop. Dan mau tidak mau, itu akan terlihat dalam kami melangkah.

  • Jadi memang iya, akan ada beberapa dokter yang bekerja denganmu yang akan mempromosikan obat2an yang mungkin bukan karena obat itu bagus, tetapi karena pabrik obat memberinya insentif yang baik. Dan kamu akan melihat dokter2 tersebut membawa uang lebih dari kamu untuk sesuatu pekerjaan yang sama dengan kamu, dan setan di bahumu akan tersenyum. Dan dia akan tersenyum sinis ketika kamu melihat smartphone baru yang diluar jangkauan finansial kamu karena pengabdian dan penghormatan tidak membayar tagihan.
  • Akan ada yang perlu untuk mengembalikan uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan kursi.... saya dengar bahwa beberapa kursi post graduation sekarang harganya 4 crores. Saya gak tahu mengapa orang membelakan mendapatkan kursi tersebut ketika dengan ditabung saja bunganya banyak, namun masing2 orang berbeda.
  • Kamu akan menemukan dokter yang dipaksa untuk melakukan prosedur ekstra, karena ketika mereka bekerja di rumah sakit swasta, mereka harus patuh pada atasannya. Mereka harus membuat keuntungan untuk bos2 mereka yang merengus ketika mereka mengingatkan kamu bahwa jika rumah sakit merugi dan tutup, yang rugi adalah pasiennya juga. Dan ketika kamu berpikir tentangnya, dia benar juga kan ? Rumah sakit swasta (yang menangani persentase besar dari populasi) perlu untuk mendapatkan keuntungan agar bisa berjalan. Jika mereka tutup, sistem kesehatan di negara akan kolaps dalam beberapa bulan karena rumah sakit pemerintah tidak akan mampu untuk mengatasi volume yang besar. Namun, moral kompas kamu akan bergetar saat kamu mencoba menggapai antara keinginan dalam diri untuk mengobati orang yang sedang sakit dan perlunya memaksa mereka ke rumah sakit yang kurang aman karena mereka (seperti juga kamu) tidak mampu membayar rumah sakit ini.
  • Mengetahui bahwa kamu bukanlah Tuhan. “Merasa seperti seorang Tuhan” ketika kamu melihat pasien membuka matanya setelah operasi yang sukses adalah berbeda dari percaya bahwa kamu adalah Tuhan. Namun cukup hanya dengan satu kesalahn maka Tuhan2 itu jatuh...dan jatuh dengan keras.
  • Kompetisi profesional juga ada, meskipun kamu tidak memiliki sesuatu yang cukup untuk kompetisi. Menjadi kompetitif kemungkinan ada dalam semua bidang namun disini permainannya dengan nyawa orang2. Ketika seseorang mendiskritkan kamu untuk membuat pasien2 menjauh kamu, kamu akan berpikir apa inti dari semua itu. Bukankah ini mengenai menyembuhkan orang2 ?

 

Orang2 diluar yang bodoh dan tidak mengerti

 

Contoh kasus : ketika suatu daerah tidak mampu mengatasi jumlah pasien di daerah terpencil yang memerlukan pelayanan kesehatan, dokter2 dari daerah2 tetangga masuk dan melakukan bakti sosial, membantu orang2 miskin mendapatkan pelayanan yang mereka perlukan. Bagaimana daerah awal meresponnya ? Dengan melarang semua dokter dari Rumah Sakit2 lain karena “KEJAHATAN” menyediakan pelayanan kesehatan bagi orang yang memerlukan. Mereka tidak mampu menyediakannya untuk dirinya sendiri, tetapi mereka tidak memperbolehkan daerah lain untuk membantunya. Ini adalah kebijakan dari menteri2, lebih baik rakyat kami menderita daripada membiarkan orang lain mengambil pujian karena membantu mereka ketika kami tidak bisa melakukannya.

Kamu memiliki menteri yang menjalankan perusahaan rokok yang menjadi kepala komite kesehatan dan membalikkan semua pekerjaan dokter dengan mengklaim bahwa rokok baik untuk kesehatan.

Kamu memiliki orang2 yang mengaku fakir dan orang suci yang mengatakan agar meningkatkan jumlah populasi pada saat kita sudah overpopulasi.

 

Kamu sebagai dokter terperangkap dalam ketidak pahaman moral politikus2 dan bintang film yang tidak pernah melihat sendiri keadaan rumah sakit pemerintah, namun mereka menentukan bagaimana cara mengatur rumah sakit.

 

Inilah yang dihadapi oleh setiap dokter muda di India – kekecewaan bahwa keadaan tidak sebagus yang diduga sebelumnya.

 

Kami ingin menyembuhkan...kami ingin mendapatkan kepuasan dalam menyelamatkan nyawa dan melihat senyuman bahagia pada wajah orang2 yang sebelumnya dalam keadaan sakit. Tapi tidak begini caranya. Tidak didikte oleh keinginan gak jelas orang bisnis yang mewajibkan keuntungan, tidak oleh rasa takut dipukuli keluarga pasien yang tidak bisa menerima kematian sebagai sesuatu yang memang sudah saatnya, tidak ketika masih cemas mengenai bagaimana harus membayar tagihan listrik dan tidak kehilangan sentuhan dengan orang2 yang berarti bagi kita hanya karena sebuah negara memilih untuk tidak memperkuat sistem kesehatannya sendiri. Rasa takut yang kamu rasakan sebagai seorang dokter harusnya adalah ketika kamu berpikir bahwa kamu terlewat sebuah diagnosis banding pada pasien yang datang kepada kamu, bukan takut dipukuli apabila keadaan pasiennya memburuk.

 

Tergantung dimana kamu bekerja, kamu akan mengalami permutasi atau kombinasi dari keadaan “sakit” diatas ketika menjadi seorang dokter di India.

Dan ini akan memakanmu dari dalam. Kamu akan berandai2 bagaimana mengatur keseimbangan antara berada ditengah2 orang yang mencintai kamu secara pribadi dan yang membutuhkanmu secara profesional. Kamu akan bertanya pada dirimu sendiri bagaimana setiap orang menginginkanmu memiliki gelar yang banyak disamping namamu, tetapi tidak berpikir bahwa perlu untuk membayar harga yang sesuai untuk usaha kamu mencapai hal tersebut. Kamu akan melihat sejawat kamu yang melakukan sesuai dengan buku tetapi terpukul oleh politik di rumah sakit atau secara fisik oleh pasien, dan kamu akan berandai2, kalau nanti datang pasien yang agak kritis ke rumah sakit, apakah harus saya tangani atau saya rujuk ke rumah sakit lain untuk menyelamatkan nyawa saya, tahu bahwa hukum telah gagal melindungi saya.

 

Dan pada saat itu, kamu sudah berhenti menjadi dokter yang kamu inginkan dari awal.

 

“Selfless service” atau “Pengabdian” tidak seharusnya mewajibkanmu meninggalkan jiwa dan hidup kamu.

 

Orang2 hanya menggunakan istilah itu ketika mereka ingin dokter melakukan diluar kewajibannya. Pengabdian berhenti ketika saatnya membayar iuran. Ketika saatnya memukuli dokter atau menghina satu keseluruhan profesi hanya karena satu dokter atau kadang2 karena memang tidak peduli.

 

Kamu bisa memilih untuk mengabdi dengan banyak cara, menyumbang pada orang yang memerlukan, mengadopsi seorang anak, berpartisipasi secara aktif pada LSM...bahkan menurut saya, dengan tidak melukai atau mencurangi seseorang, pada dasarnya kamu telah tidak egois di dunia ini. Kenapa, kamu bisa menabrak orang yang tidur dipinggir jalan, dan dikatakan tidak egois, selama kamu memiliki uang untuk disumbangkan didepan media massa, seperti yang saya baca akhir2 ini.

 

Pahami satu hal – meligasi pembuluh darah yang berdenyut bukanlah pelayanan. Menyalakan kembali sebuah jantung bukanlah pelayanan. Menjahit secara hati2 dengan benang yang jauh lebih kecil daripada rambut bukanlah sebuah pelayanan. Mengidentifikasi penyebaran tumor di otak hingga milimeter ketika mengoperasi untuk membuangnya bukanlah sebuah pelayanan.

 

Ini adalah seni. Sebuah ketrampilan terspesialisasi. Ini adalah test kemampuan kamu pada akhir setelah 25 jam bertugas terus menerus, dan kamu harus menyelamat pasien ke 20 kamu di meja operasi atau apapun yang kamu lakukan sebelumnya menjadi tidak berarti. Dan diatas semua, ini adalah pengorbanan.

 

Sebagai seorang ayah, kamu akan melihat saya sebagai orang berpikiran luas dan toleran dibandingkan orang lian. Kamu akan mendapatkan kesempatan untuk memilih apakah kamu tetap ingin menganut agamamu atau berpindah agama sesuai dengan yang ada dipikiran kamu. Kamu akan memiliki setiap kesempatan untuk memilih orang yang kamu cintai, tidak memandang kasta, keyakinan atau bahkan jenis kelamin (meskipun kalau kamu memilih untuk menjadi lesbian, saya hanya ingin menunjukkan bahwa Ellen Degeneres adalah model yang sangat bagus untuk ditiru – hati yang lapang, lucu dan pintar).

 

Saya akan membiarkan kamu untuk memilih setiap pilihan dalam hidup dan saya akan mendukungmu dan memandumu sepanjang jalan. Kamu dapat menjadi seorang fotografer dunia liar keliling Amazon atau menjadi penari erotis di Las Vegas. Tetapi saya tidak akan membiarkan kamu menjadi seorang dokter di India. Karena saya tidak ingin membesarkan anak saya selama dua dekade hanya untuk melihatnya kehilangan rasa yang benar dan salah terhadap kemanusiaan, atau yang lebih parah, melihatnya mati. Dan itu bukan hanya mati secara fisik.

 

Penulis : dr.Roshan Radhakrishnan adalah seorang dokter Anestesi di India.

 

http://www.godyears.net/2015/05/why-i-will-never-allow-my-child-to.html?m=1

Roshan Radhakrishnan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun