75%. Ini setelah mengakui bahwa tidak semua kasus kekerasan dilaporkan kepada mereka. Bahkan ada beberapa kejadian dimana dokter benar2 dibunuh karena melakukan apa yang sudah sesuai hukum. Bagaimana kamu menjelaskan ini pada istri yang telah ditinggalkannya tersebut ? Kapan terakhir kamu melihat seorang teknisi software dibunuh karena tidak membuat software yang benar ? Masih ingin menggunakan kata “Pengabdian” lagi ? Itu kata yang hambar untuk selalu disebutkan ketika memukul 3 dari 4 dokter ?
Keputusan pengadilan di Rumah Sakit Mata Joseph membuat para dokter semakin memahami realita. Menghukum 3 dokter karena menyebabkan hilangnya penglihatan 66 pasien setelah bakti sosial operasi mata, sistem pengadilan memperlihatkan tidak pahamnya apa yang terjadi. Tidak perlu menjadi seorang jenius untuk memahami bahwa seorang dokter yang terlatih tidak akan mungkin melakukan 66 kesalahan pada 66 mata yang berbeda dalam satu hari. Jawaban yang paling masuk akal untuk edophthalmitis massal seperti itu adalah digunakannya cairan yang tidak steril, cairan yang merupakan kesalahan perusahaan farmasi yang membuat cairan tersebut.
Tidak ada cara dokter untuk mengetahui hal tersebut (tanpa membuka setiap botol dan mentestnya) untuk mengetahui apakah cairan mengandung bakteri, sama juga tidak ada cara kamu untuk mengetahui jika ada bakteri dalam kopi sebelum kamu minum. Namun, untuk memuaskan orang2 yang haus darah dan uang, meskipun ini jelas2 kesalahan dari cairan yang tercemar, dokter dihukum penjara. Seperti sudah mendengar kan ? Ingat kematian akibat sterilisasi di Chattisgarh pada tahun 2014 ? Setiap orang tahu nama dokternya pada kasus tersebut. Namun pada akhirnya terbukti bahwa kesalahan adalah pada obat yang tercemar yang dibuat di pabrik yang penuh dengan tikus2. Jadi jelaskan sekarang, apa nama perusahaan farmasi tersebut dan apa aksi yang telah dilakukan terhadap mereka ? Kamu tidak tahu kan ? Tidak Mengejutkan !
Ini membuat para dokter bertanya2. Mengapa kita harus melakukan pengabdian kalau kita dicurangi seperti itu ? Dengan memeriksa seorang pasien pribadi untuk Rs 60.000 (yang masih lebih murah daripada Dhs 15.000 / diluar negeri), dokter dapat memilih menggunakan obat2 yang terbaik dari perusahaan yang unggul dibandingkan obat generik di bawah standar, dan menghasilkan ratusan kali lebih banyak uang pada satu kasus dengan tetap dalam kerangka etik. Dapatkah kamu mengatakan bahwa mereka curang ? Tidak. Hanya masalahnya, dengan melakukan ini, kami tahu bahwa kalau kami menyerah, maka tidak akan ada yang mau merawat / mengobati orang yang miskin.
Pada akhirnya, inilah inti dari apa artinya menjadi seorang dokter di India :
- Kamu dipaksa untuk pergi ke daerah yang terlupakan, celah2 paling terpencil, dimana pelayanan kesehatan benar2 dibutuhkan.
- Kamu diminta untuk mengetuk masing2 pintu dan mencari yang sakit.
- Kamu diminta untuk membawa sebanyak2nya bersama kamu.
- Dan kemudian kamu mengoperasi mereka semua untuk upah “besar” yang disediakan pemerintah (Rs 650 diberikan oleh sebagian besar Rumah Sakit, meskipun saya akan senang kalau itu ditinjau lagi).
- Pemerintah memotong biaya dengan membuat kamu melakukan operasi yang seharusnya berbiaya Rs 60.000, tapi hanya Rs 600 yang diberikan untuk kamu, dengan alasan Pengabdian (yang anehnya tidak berlaku untuk insinyur dan pengacara, karena mereka “tidak diperlukan” disini)
- Dokter memiliki kewajiban moral membantu sebanyak mungkin pasien dan diminta untuk melakukannya dengan baik diluar kemampuan fisik dan mentalnya.
- Pabrik farmasi generik akan mengalihkan pembuatan produksinya ke tempat yang tidak steril yang lebih murah
- Ketika ada kejadian buruk, orang2 tidak memperdulikan dokter atau pabrik obat yang mengambil keuntungan besar, dan orang2 tersebut akan berada di depan pintu dokter dengan tombak dan garpu tanah. Dan para selebritis akan bermunculan di televisi nasional berbicara mengenai bagaimana dokter adalah korup dan memotong2 organ pasien demi mencari keuntungan.
Kelelahan yang mendalam
Apakah semua dokter adalah baik ? Anakku, diusiamu sekarang ini kamu tentunya tidak naif. Tentu saja tidak. Ada satu faktor yang terdapat dalam semua manusia yaitu kecenderungan kita untuk berada diantara yang baik dan yang buruk. Ini mencakup semua agama dan orang suci hingga politikus dan dokter dan semua diantaranya.