"Iya teh" ucapku. Hampir saja aku lupa kalau hari ini penguman SBMPTN. Aku tetap berjalan dengan tenang, kulihat pak satpam yang selalu tersenyum setiap kali aku keluar dari perumahan itu, begitupula Bapak pedagang lumpia basah dan pedagang batogor yang menjadi langgananku dengan ramah selalu menyapaku. Entah mengapa hal seperti ini yang membuat aku tetap bertahan berada di Bandung. Nuansa Bandung dan orang-orang yang terlibat didalamnya membuatku merasa nyaman. Tetapi tempat paling menyenangkan adalah tempat bimbelku, karena disana aku dapat bertemu dengan kawan-kawan yang satu tujuan, meskipun rasa malas belajar itu kadang menghantuiku. Benar apa kata Pidi Baiq "Dan Bandung bagiku bukan cuma masalah geografis, lebih jauh dari itu melibatkan perasaan, yang bersamaku ketika sunyi".Â
Sampai dikosan ku buka laptop, lalu kubuka info pengumuman SBMPTN dengan penuh harapan. Tiba-tiba dilayar pertama terlihat tulisan "Selamat Anda di Terima... ".
"Alhamdulillah ya Allah aku lulus di ITERA". Ucapku dengan tangan yang masih gemeteran dan masih tak percaya, tak terasa aku meneteskan air mata. Ku buka sekali lagi untuk memastikan bahwa aku benar-benar ditelah diterima. Setelah itu aku langsung mengambil wudu dan lanjut shalat Isya. Aku panjatkan syukurku pada yang Maha Kuasa, sebab keinginan untuk merantau ke Pulau Sumatera akan segera terpenuhi, padahal itu adalah mimpi dimasa kecilku. Entah begitu tertarik dengan pulau Sumatera hanya karena termotivasi dengan film pelajar anak SMA yang berlatar belakang Pulau Sumatera. Setelah itu segera ku bari Ibu di Cianjur dengan penuh gembira. Harapan baru kini sudah dimulai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H