Dalam Kisah : Sepasang Iblis Anoa Hutan Tangkoko
Pagi masih berembun disebuah hutan belantara. Kicauan burung bersahut – sahutan pada pepohonan yang lebat. Udara masih dingin berlembab. Mentari mulai memintal cahayanya dari celah daun dan ranting pohon. Namun oleh rimbunnya hutan itu, maka pandangan masih samar dan gelap. Kadang terdengar suara lenguhan panjang, bahkan suara mencicit seperti suara tikus. Suara melenguh itu adalah suara dari hewan – hewan Anoa), dan suara mencicit itu adalah hewan Tarsius). Binatang Anoa adalah sapi hutan. Badannya tidak terlalu besar dari sapi yang ada sekarang. Akan tetapi tenaganya melebihi kekuatan sapi biasa. Sedangkan hewan Tarsius adalah hewan monyet terkecil di dunia. Matanya agak membesar dan mempunyai ekor layaknya seekor monyet. Tetapi tubuhnya hanya seukuran kepalan tangan anak – anak kecil. Kelincahannya melebihi kelincahan monyet biasa. Kedua binatang ini hanya terdapat di daerah Sulawesi Utara.
Hutan yang begitu lebat oleh pepohonan raksasa yang tumbuh, bila orang biasa mungkin merasa sangat seram. Tetapi bagi seorang tokoh rimba persilatan mungkin memasuki hutan itu penuh dengan kewaspadaan tingkat tinggi. Terasa bagai ribuan mata yang bersembunyi dari balik semak dan pepohonan sedang mengintai.
Lapat – lapat terdengar dari kejauhan suara seseorang sedang bernyanyi di iringi suara tongkat yang di ketuk pada tanah, dengan pengerahan tenaga dalam yang hampir sempurnah.
“Tok,,,tok,,,,tok,,,,”
“Angin bersilir menuju lembah
pada hati menyirik mata menyembah
pada siapa aku menjumpai, kekasihku
pada tangisan anak yang pergi dirantau”
“tok,,,tok,,,tok,,,”