Mohon tunggu...
Riecki Serpihan Kelana Pianaung
Riecki Serpihan Kelana Pianaung Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

"Hidup hanya berkelana dari sebuah serpihan untuk "menuju" mati" ____________________________________ @rskp http://www.jendelasastra.com/user/riecki-serpihan-kelana-pianaung https://domainxx.blogspot.co.id/ https://www.youtube.com/watch?v=M11_fpnT5_g&list=PL1k1ft1F9CCobi2FMkdqQ6H4PFFWPT--o&index=2 https://www.evernote.com/Home.action#n=c9ce48a1-38c2-4b2b-b731-c340d3352d42&ses=4&sh=2&sds=5&

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kota Seribu Satu kata

22 Mei 2016   17:39 Diperbarui: 22 Mei 2016   17:46 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://www.chilloutpoint.com/dreaminism-cg-artworks

Aku berziarah ke kota yang dibangun oleh puing

tulang belulang. karena mati dengan berlusin

pengkianatan. Namun pejuang yang setia dimakamkan

oleh air mata. walau dentuman salvo hanya simbol belaka

 Jakarta, kota seribu satu kata yang menibakan selaksa  kerapuhan

menggantang dada.  dengan sekepit  nyali yang membuat nafas bertahan

untuk hidup sesak. dari kerlap kerlip  lampu jalanan yang dikerubut laron

dan wangi bunga persik. hingga lupa diri siapa  menjadi pelakon

Para hulubalang yang datang berlalulalang menggonggong dalam sulam

kicau cericit tanpa makna  dan melikas  ruing rajut  benang   kusam

bergerombol  kaum hanoman, bani anom,  pejuang  yehuda dan juga dursila

sederet panji  para rabi dan nabi menjadi plakat semata  tanpa susila

pukau kota berwarna  abu abu tak berjalan seiring perdu perdu kalbu

ziarahku mungkin selintas sebab habis kata – kataku   dalam renung

sinis nada dalam kidung  sumbang  miris dengan  seribu satu  jenuh

senja telah rembuk  menuju titik oase untuk  ditumbuk dalam lesung

@rskp, 22052016,,             Jakarta

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun