Mohon tunggu...
Riecki Serpihan Kelana Pianaung
Riecki Serpihan Kelana Pianaung Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

"Hidup hanya berkelana dari sebuah serpihan untuk "menuju" mati" ____________________________________ @rskp http://www.jendelasastra.com/user/riecki-serpihan-kelana-pianaung https://domainxx.blogspot.co.id/ https://www.youtube.com/watch?v=M11_fpnT5_g&list=PL1k1ft1F9CCobi2FMkdqQ6H4PFFWPT--o&index=2 https://www.evernote.com/Home.action#n=c9ce48a1-38c2-4b2b-b731-c340d3352d42&ses=4&sh=2&sds=5&

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Balada Pajeko Tua di Selat Lembeh

3 Mei 2016   06:55 Diperbarui: 11 Mei 2016   06:37 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aba- aba ini juga menjadi bagian dari pekerjaan nelayan pajeko. Itu maksudnya agar ada keseragaman dan kesatuan kerja untuk mengeluarkan tenaga. Sebab menarik pukat dari dalam air, itu juga sangat sulit. Beratnya luar biasa. Apalagi pukat itu sudah terjaring beribu – ribu ton ikan di dalamnya.

Suara Sumoal membahana, memecah sunyi dihari hampir pagi itu. Dalam hatinya sungguh sangat gembira sekali. Sebab rejeki datangnya disaat pagi mulai merekah.

Seperti biasanya dalam pekerjaan ini pula, ada salah satu masanae akan melompat ke laut untuk memegang dan mengatur tali pelampung. Agar pelampung dan besi pemberat bisa tegak berdiri, untuk mencegah ikan – ikan tidak lolos dari jeratan pukat tersebut. Tugas itu adalah Gompa.

Gompa menghentak tubuhnya. Sekali genjot dia telah terjun ke laut, Suara air laut berkecipak menangkup tubuh Gompa, lalu dia berenang sambil memegang pelampung untuk tetap terapung di permukaan laut. Dia sudah terbiasa dengan pekerjaan ini. Gompa pun sangat gembira. Sebab ikan yang masuk dalam jaring tangkapan adalah sekawanan ikan yang jumlahnya sangat banyak.

Sementara itu awak masanae mulai menarik pukat ke atas perahu. Sembilan orang berbagi kelompok masing – masing. Perlahan – lahan namun pasti, jaring itu mulai bergerak terangkat.

Para masanaemelihat hasil tangkapan sungguh sangat besar, maka semangatlah mereka melebihi semangat hari – hari kemarin.

Hingga akhirnya, perahu pajeko Dirham tak bisa menampung seluruh ikan yang ada. Perahu mereka sudah sarat. Bila di paksakan Perahu Pajeko Dirham akan tenggelam oleh banyaknya ikan yang di muat. Beruntung ada salah satu pajeko lain yang masih berada di sekitar pajeko Dirham.

Sumoal memanggil tonaasnya untuk segera merapat. Sambil bernegosiasi sedikit, akhirnya pajeko itu siap membantu mengangkut ikan – ikan yang masih belum sempat terangkat. Dengan jaminan pajeko itu akan mendapat bayaran yang cocok dari Sumoal. Kerja sama yang baik dan saling menguntungkan.

Fajar telah menyingsing dari Timur. Cahaya kuning keemasan membias di cakrawala. Air laut mula nampak terlihat. Riakannya berkecipak bersama hembusan angin pagi. Menyatu sendu dengan langkah gemulai sang surya untuk menibakan sebuah kisah tentang hati yang ceria dari seorang Sumoal. Tanah daratan nampak mulai benderang.

Bersamaan pula, dua perahu pajeko perlahan bergerak bergandengan menuju labuhan impian, bagi seluruh awak pajeko itu. Betapa tidak! hasil tangkapan mereka ini sangat luar biasa banyaknya. Dan mungkin baru kali itu Sumoal dan awak masanaenya mendapat rejeki yang melimpah seperti demikian. Tempat pelelangan ikan sudah tampak terlihat. Perjalanan dari laut memakan waktu kurang lebih dua jam.

Tiba – tiba Sumoal kelihatan bingung. Seakan – akan dia mencari sesuatau. Masing – masing awak masanaenya di tatap satu persatu. Kepalanyan mendongak ke pajeko yang satu bergandengan dengan pajeko mereka. Tubuhnya mulai gemetar. Tanpa bicara Sumoal terus mencari – cari. Semua sudut kedua pajeko itu sudah di cari. Dia kembali ke awak masanaenya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun