Mohon tunggu...
Edric Galentino
Edric Galentino Mohon Tunggu... Freelancer - Software Engineer - Mahasiswa di Universitas Mercubuana Jakarta

Saya, Edric Galentino dengan NIM 41522110012 dari Fakultas Ilmu Komputer, Program Studi Teknik Informatika, disini untuk mengerjakan kuis mata kuliah PENDIDIKAN ANTI KORUPSI DAN ETIK UMB dengan dosen: APOLLO, PROF. DR, M.SI.AK.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Diskursus Model Komunikasi Semiotika: Roland Barthes

21 Juli 2024   03:07 Diperbarui: 21 Juli 2024   04:37 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diskursus Model Komunikasi Semiotika: Roland Barthes

Pendahuluan

Semiotika adalah studi tentang tanda-tanda dan simbol-simbol serta penggunaannya atau interpretasinya. Roland Barthes, seorang ahli teori semiotika dan kritikus sastra Prancis, adalah salah satu tokoh utama dalam perkembangan teori ini. Barthes meneliti bagaimana tanda-tanda dan simbol-simbol berfungsi dalam budaya untuk menciptakan makna. Dalam konteks komunikasi, model semiotika Barthes menawarkan cara untuk memahami bagaimana pesan disampaikan dan ditafsirkan. Artikel ini akan menjelaskan makna dari tiap premis dalam model komunikasi semiotika Barthes, terutama dalam perspektif what, why, dan how, serta memberikan contoh untuk memperjelas konsep tersebut.

What: Model Komunikasi Semiotika Roland Barthes

Tanda dan Signifikasi

Dalam semiotika Barthes, tanda (sign) terdiri dari dua komponen utama: penanda (signifier) dan petanda (signified). Penanda adalah bentuk fisik dari tanda, seperti kata, gambar, atau suara. Petanda adalah konsep atau makna yang diwakili oleh penanda. Misalnya, kata "pohon" adalah penanda, sementara konsep mental tentang pohon adalah petanda.

Denotasi dan Konotasi

Barthes juga membedakan antara dua tingkat makna: denotasi dan konotasi. Denotasi adalah makna literal atau dasar dari sebuah tanda. Konotasi adalah makna tambahan yang dibawa oleh tanda, yang dipengaruhi oleh konteks budaya dan sosial. Misalnya, gambar bendera suatu negara memiliki denotasi sebagai selembar kain dengan pola tertentu, tetapi konotasinya bisa mencakup patriotisme, nasionalisme, atau sejarah negara tersebut.

Mitos

Salah satu kontribusi penting Barthes adalah konsep mitos. Dalam konteks semiotika, mitos adalah narasi atau sistem makna yang tersembunyi di balik tanda-tanda, yang mempengaruhi cara kita memahami dunia. Mitos bekerja pada tingkat konotasi, mengubah makna denotatif menjadi pesan ideologis yang diterima secara luas.

Why: Pentingnya Model Komunikasi Semiotika Barthes

Model komunikasi semiotika Barthes penting karena membantu kita memahami bagaimana makna dikonstruksi dan dipersepsikan dalam budaya. Ini memungkinkan kita untuk melihat bahwa komunikasi bukan hanya tentang transfer informasi, tetapi juga tentang bagaimana informasi tersebut dibentuk oleh konteks sosial dan budaya. Dengan memahami semiotika, kita dapat lebih kritis terhadap pesan yang kita terima dan lebih sadar tentang cara kita menyampaikan pesan.

How: Penerapan Model Komunikasi Semiotika Barthes

1. Analisis Media

Model semiotika Barthes dapat digunakan untuk menganalisis media massa. Misalnya, dalam iklan, penanda bisa berupa gambar produk, sementara petandanya adalah kualitas atau manfaat yang diasosiasikan dengan produk tersebut. Denotasi mungkin hanya menunjukkan produk itu sendiri, tetapi konotasinya bisa mencakup gaya hidup, status sosial, atau aspirasi tertentu yang dihubungkan dengan penggunaan produk tersebut.

2. Kajian Budaya

Dalam kajian budaya, semiotika Barthes membantu kita memahami bagaimana mitos-mitos budaya terbentuk dan dipertahankan. Misalnya, dalam film dan televisi, karakter sering kali mewakili stereotip tertentu yang mengkomunikasikan pesan ideologis tentang gender, ras, atau kelas sosial.

3. Komunikasi Politik

Dalam komunikasi politik, tanda dan simbol digunakan untuk membangun narasi dan mempengaruhi opini publik. Misalnya, slogan kampanye politik memiliki denotasi yang jelas tetapi juga membawa konotasi yang memengaruhi persepsi pemilih tentang kandidat atau kebijakan yang ditawarkan.

Contoh Implementasi

1. Analisis Media dalam Iklan

Misalnya, sebuah iklan untuk mobil mewah. Penanda adalah gambar mobil itu sendiri, sementara petandanya adalah konsep kemewahan, kenyamanan, dan status sosial. Denotasi iklan tersebut hanya menunjukkan mobil sebagai objek fisik, tetapi konotasinya menekankan bahwa memiliki mobil tersebut berarti memiliki gaya hidup yang mewah dan berstatus tinggi. Mitos yang dibangun adalah bahwa kesuksesan dan kebahagiaan diukur dari kepemilikan benda mewah.

2. Kajian Budaya dalam Film

Misalnya, dalam film superhero, pahlawan sering kali digambarkan dengan sifat-sifat ideal seperti keberanian, moralitas tinggi, dan kekuatan fisik. Penanda adalah karakter pahlawan itu sendiri, sementara petandanya adalah konsep kepahlawanan dan keadilan. Denotasinya adalah tokoh pahlawan yang melawan penjahat, tetapi konotasinya menciptakan mitos bahwa keadilan dapat dicapai melalui tindakan individual yang heroik, seringkali mengabaikan kompleksitas masalah sosial yang sebenarnya.

3. Komunikasi Politik dalam Kampanye

Misalnya, sebuah slogan kampanye seperti "Make America Great Again". Penanda adalah kata-kata dalam slogan itu sendiri, sementara petandanya adalah ide tentang kebesaran Amerika. Denotasinya adalah pernyataan sederhana tentang membuat negara hebat, tetapi konotasinya mencakup nostalgia untuk masa lalu, nasionalisme, dan janji perubahan. Mitos yang dibangun adalah bahwa negara hanya bisa menjadi hebat dengan kembali ke nilai-nilai lama yang dianggap superior.

Kesimpulan

Model komunikasi semiotika Roland Barthes memberikan alat yang kuat untuk memahami bagaimana makna dikonstruksi dan disampaikan melalui tanda-tanda dan simbol-simbol dalam budaya. Dengan membedakan antara denotasi dan konotasi serta mengungkap mitos-mitos yang tersembunyi, kita dapat lebih kritis dalam menganalisis pesan yang kita terima dan lebih efektif dalam menyampaikan pesan. Penerapan konsep ini dalam berbagai konteks, seperti analisis media, kajian budaya, dan komunikasi politik, menunjukkan relevansi dan kekuatan semiotika dalam memahami dinamika komunikasi modern. Dengan demikian, model semiotika Barthes bukan hanya alat akademis, tetapi juga panduan praktis untuk navigasi makna dalam kehidupan sehari-hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun