3. Inspeksi dan Audit Berkala
Inspeksi dan Audit (Inspection and Auditing):
Foucault berbicara tentang kontrol melalui inspeksi dan audit yang konstan. Dalam konteks pencegahan korupsi, inspeksi dan audit reguler adalah alat yang efektif untuk memastikan akuntabilitas.
Implementasi Praktis:
- Audit Internal dan Eksternal: Memperkuat lembaga audit internal dan eksternal dengan sumber daya yang memadai dan independen. Laporan audit harus dipublikasikan dan diakses oleh masyarakat umum untuk meningkatkan transparansi.
 - Contoh: Di Indonesia, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) melakukan audit terhadap lembaga-lembaga negara dan publikasi hasil audit mereka dapat diakses oleh masyarakat.
- Laporan Keuangan Publik: Mewajibkan publikasi laporan keuangan dan proyek pemerintah secara terbuka untuk pengawasan masyarakat. Ini bisa dilakukan melalui platform online yang mudah diakses oleh semua pihak.
 - Contoh: Portal keuangan publik di Brasil memungkinkan warga untuk mengakses informasi tentang pengeluaran dan anggaran pemerintah secara online.
4. Sanksi dan Hukuman yang Efektif
Sanksi dan Hukuman (Sanctions and Punishments):
Menurut Foucault, hukuman yang efektif bukan hanya tentang memberi efek jera tetapi juga tentang memperkuat norma sosial yang diinginkan. Di Indonesia, hukuman untuk korupsi harus tegas dan adil untuk menciptakan efek jera.
Implementasi Praktis:
- Pengadilan Khusus Korupsi: Menguatkan pengadilan khusus untuk kasus korupsi dengan proses yang cepat dan transparan. Hakim dan jaksa yang menangani kasus ini harus dipilih dengan ketat dan diberikan pelatihan khusus tentang korupsi.
 - Contoh: Di Indonesia, Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) sudah ada, tetapi perlu diperkuat dengan sumber daya dan pelatihan yang lebih baik.
- Hukuman Sosial: Mengembangkan hukuman sosial yang memberikan tekanan tambahan pada pelaku korupsi, seperti publikasi nama pelaku di media massa dan pembatasan hak-hak sosial mereka.
 - Contoh: Di India, beberapa negara bagian telah mulai mempublikasikan nama-nama pelaku korupsi di koran-koran lokal untuk mempermalukan mereka secara publik.
- Perampasan Aset: Meningkatkan upaya untuk merampas aset-aset hasil korupsi dan menggunakannya untuk kepentingan publik. Proses ini harus transparan dan cepat untuk memastikan bahwa pelaku tidak bisa menikmati hasil kejahatannya.
 - Contoh: Di Italia, aset-aset yang disita dari mafia digunakan untuk kepentingan masyarakat, seperti mendirikan pusat komunitas dan fasilitas publik lainnya.
What: Apa Itu Korupsi dan Bagaimana Korupsi Di Indonesia Menjadi Masalah Besar
Korupsi adalah tindakan penyalahgunaan kekuasaan untuk keuntungan pribadi atau kelompok, yang sering kali melibatkan pejabat publik atau pegawai pemerintah. Di Indonesia, korupsi telah menjadi masalah yang merusak berbagai aspek kehidupan sosial, politik, dan ekonomi. Korupsi dapat ditemukan dalam berbagai bentuk, termasuk suap, penggelapan dana, nepotisme, dan pemerasan.