Mohon tunggu...
Serenade Biru
Serenade Biru Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswa

Saya adalah seorang siswa yang senang menulis sesuatu hal. Meluapkannya dengan cara menulis, terkadang cerpen,puisi dan berbagai hal yang membikin saya senang lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rumah Pieter

20 November 2024   12:17 Diperbarui: 20 November 2024   12:21 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Samar-samar Marrie mendengar langkah berlari. Dari kejauhan dia melihat suaminya tengah memangku Seruni dengan tergesa-gesa,Marrie terkejut bukan kepalang. Pikirannya memburu ke arah Seruni yang tidak menggunakan selembar kain atau apapun.

Marrie berdiri beberapa menit melihat kejadian tersebut. Martin masih di pangkuannya. Pieter seperti tidak terkejut melihat istrinya. Dia melewati Marrie masih dalam keadaan tergesa-gesa seperti sebelumnya. Seruni terkejut, dia tidak tau harus bagaimana. Seperti semuanya sudah memang harus benar-benar terjadi.

   Marrie sakit, Seruni lah yang mengurus tanggung jawab di rumah tersebut. Pieter pergi ke Belanda untuk mengurus kepindahannya ke sana. Martin dan Ludwig saat ini menjadi urusan ibu Seruni. Beberapa hari kemudian,Saat Pieter kembali ke rumahnya. Marrie meninggal masih dalam keadaan sakit seperti sebelumnya. Pieter mengistirahatkan Marrie dengan sebuah penyesalan yang sebelumnya dia lakukan.

Setelah beberapa Minggu, Seruni berencana akan di bawa pergi ke Belanda oleh Pieter. Ibu seruni tentu tak menyetujui rencana tersebut. Tapi dengan perlahan seruni meyakinkan ibunya bahwa kepergiannya tersebut akan baik-baik saja.

Martin dan Ludwig tak di bawanya pergi ke Belanda juga. Pieter menyerahkan mereka kepada ibu Seruni untuk mengurusnya dan semua termasuk rumah itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun