Mohon tunggu...
Serenade Biru
Serenade Biru Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswa

Saya adalah seorang siswa yang senang menulis sesuatu hal. Meluapkannya dengan cara menulis, terkadang cerpen,puisi dan berbagai hal yang membikin saya senang lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rumah Pieter

20 November 2024   12:17 Diperbarui: 20 November 2024   12:21 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

    "Kowe mau ke pasar,seruni?."

    "hendak berangkat,tuan."

    "kowe punya wajah manis,sudah   

     bersuami?."

Meneer tersenyum seraya memegang dan mengusap kain dan kaki seruni,dan seruni hanya menunduk melihat tangan putih berbulu itu.

   Di perjalanan,tangan putih itu masih samar-samar terasa di kaki seruni,tangan hangat itu membikin gejolak seruni semakin naik dan pikir seruni---ah melayang bersamanya.

   Sudah dua hari meneer tidak terlihat oleh Seruni. Marrie berucap bahwa suaminya tengah berada di Belanda untuk mengunjungi orang tua nya. Pergi menggunakan kapal Belanda sekitar tiga hari sebelumnya. Seruni rindu tidak karuan,ingin sekali lagi dia merasakan tangan berbulu Pieter menyentuhnya lagi.

Karena ketiadaan Pieter, Marrie jadi meminta Seruni untuk lebih sering menemuinya. Seruni selalu datang ke rumah Pieter pada sore hari, meminta izin pada orangtuanya bahwa dia akan tidur di rumah Pieter pada malam harinya.

Marrie sungguh senang bukan kepalang. Pasalnya rumah itu terlalu luas jika di isi hanya oleh tiga orang saja.

   Setiap pagi seruni pulang ke rumah orang tuanya,mengambil kue-kue untuk di bawa ke pasar nantinya. Sore hari seperti biasanya Seruni pergi ke rumah Pieter membantu dan mengasuh anak mereka yang masih kecil-kecil itu. Menyiapkan makan malam pada pukul 7 dan menidurkan Martin dan Ludwig pada pukul sembilan lebih tiga puluh menit.

Selepas itu menyiapkan teh hangat untuk Marrie yang sering duduk-duduk di halaman seraya bersenandung menikmati udara sejuk pada malam itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun