Â
   Akhirnya setelah jauh dari Makassar ke Sukabumi hanya untuk mendaftarkan diri menjadi anggota polisi,Indey pun diterima dan menjalani pelatihannya sampai pada tahun 1935.Lalu pada akhir 1935,indey ditempatkan di Ambon,tanah masa kecil yang begitu indah bagaikan bunga yang baru mekar.
  Â
   Selama indey bertugas di Ambon,ia terlibat dalam berbagai kampanye Belanda untuk mematahkan perlawanan suku-suku lokal Papua.Dengan berjalan nya waktu,tahun 1940 sampai tahun 1941,indey bekerja di polisi kolonial Klandestin untuk melacak pergerakan agen Jepang di Manukwari,karena di yakini agen Jepang ini tengah mengintai wilayah tersebut untuk di invansi,indey bersama Yosudarso menyusun rencana.
    Indey     : "Suatu penyelidikan tidak bisa dilakukan dengan
               cara terang-terangan."
   Yosudarso : "ya,kita harus mencari cara agar tidak bisa
               diketahui oleh Jepang."
   Indey      : "Sebaiknya kita menyamar saja."
   Yosudarso : "Apakah dengan cara menyamar agen Jepang
               terkelabui dan tidak mengetahui nya?"
   Indey      : "Seharusnya tidak,karna mereka tidak mengetahui
               siapa kita dan dari anggota mana kita."
   Yosudarso : "Lalu penyamaran seperti apa yang akan kita
               kita lakukan dan tidak mencurigakan?"
   Indey      : "Bagaimana jika kita menjadi seorang nelayan
               dan seorang tukang kebun."
   Yosudarso : "Baik,kita harus mencobanya."
   Hingga akhirnya Indey dan Yosudarso menjalankan rencananya dengan menjadi seorang nelayan.Penyamaran terus di lakukan hingga satu tahun lamanya.Karna idenya yang sangat bagus,Indey pun menjadi anggota terpercaya polisi kolonial.Karna ia anggota yang sudah sangat di percayai,Indey pun lebih bebas dari pada kebanyakan orang non-Eropa yang bisa berinteraksi dengan para tahanan politik.Bahkan,Indey berteman dengan beberapa tahanan tersebut seperti Sukarjo,Sugoro Atmoprasodjo,dan Hamid Siregar.Hingga ahirnya Indeypun paham kolonialisme dan menjadi mencintai RI.