Mohon tunggu...
septiya
septiya Mohon Tunggu... Administrasi - jarang nulis lebih sering mengkhayal

Penggemar pisang goreng ^^

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[FR] Aku, Bapak dan Ramadhan

14 Juli 2015   11:57 Diperbarui: 14 Juli 2015   14:00 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bapak terus  mengayuh sepeda menyusuri jalan kampung, sementara aku membonceng di belakang sambil mengomentari kebiasaan bapak itu.  

Aku turun ketika sampai di halaman masjid.

Masjid ini tergolong masjid tua dibanding masjid yang lain yang berada di kampung ini.

Dan benar saja, setiap kali aku sampai di masjid. Suasana masjid masih sepi. Jamaah lain belum datang, baru dua orang bapak-bapak. Salah satunya yang biasanya menjadi muadzin. Selalu seperti ini.

_

Ketika tarawih selesai jamaah keluar bergegas pulang, ada beberapa yang bertahan di masjid untuk tadarus. Aku menunggu bapak di dekat parkiran.

“Nunggu siapa Ian ?” tanya salah seorang bapak yang mengenalku.

“Bapak.”

Dari kejauhan kelihatan bapak berjalan menuju ke arahku.

“Tadi, tak suruh ninggal aja. Kok nggak mau Diannya.” seloroh bapak itu lagi

“Ninggal gimana, wong buat temen kok.” Jawab bapak sambil mengambil sepedanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun