Memori singkat musim lalu ternyata mampu mencairkan suasana. Rasa canggung yang awalnya menjadi seperti tembok, perlahan mencair.
_
Kini sepertinya terulang, kemarau menghiasi Ramadhan kembali. Angin kering dan dingin itu semakin sering berhembus.
“Kau tahu aku suka barat?”
“Iya, karena di sana ada senja.”
“Coba kau lihat itu.” tanganku menunjuk ke arah dua bintang yang tak berjauhan di langit sebelah barat.
Cuaca yang cerah, membuat langit malam terlihat bersih dari awan. Jutaan bintang terpampang. Ada yang menarik perhatianku.
“Awal Ramadhan kemarin, dua bintang itu berdekatan dengan bulan. sabit, bulan baru. Dari yang aku baca, itu bukan bintang. Tapi planet. Venus dan Jupiter.”
“Lalu kenapa ?”
“Seiring dengan berjalannya hari, paling tidak sampai malam ini, bulan bergerak semakin ke timur. Sementara kedua bintang itu tetap di sana, dari awal aku lihat justru malah mereka semakin berdekatan. Lihat saja sekarang.”
“Apa mungkin kedua bintang itu akan semakin menjauh nantinya?”