Mohon tunggu...
septi denata putri
septi denata putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya suka membaca sastra fiksi dan non fiksi

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pentingnya Mengelola Stress Bagi Remaja

14 Januari 2023   09:28 Diperbarui: 14 Januari 2023   09:43 610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

oleh: Septi Denata Putri, Teknik Industri, Universitas Muhammadiyah Malang

PENDAHULUAN

Stres merupakan masalah yang terlihat sepele namun sebenarnya adalah masalah yang serius dan perlu diatasi. Terlebih pada generasi Z ini banyak remaja yang mengalami stres dari yang ringan hingga stres berat. Faktor munculnya stress ada tiga, yaitu faktor lingkungan seperti masalah politik, finansial, dan teknologi. 

Faktor organisasi seperti tuntutan tugas, hubungan interpersonal, kepemimpinan, dan sebagainya. Faktor individu seperti kepribadian, keluarga, dan finansial. Ketika stres dialami seseorang, gejalanya fisiknya muncul seperti kepala terasa sakit, tekanan darah naik, dan sebagainya. Gejala psikologis seperti gangguan rasa cemas. Gejala perilaku seperti penurunan produktivitas.

Ada 2 pendekatan dalam mengelola stres yang dapat diterapkan yaitu pendekatan individu dan organisasi. Pendekatan individu menerapkan latihan fisik, teknik mengelola waktu, memperluas jaringan social, dan latihan relaksasi. Pendekatan organisasi yakni seperti menaikkan penempatan kerja dan pemilihan personel, menetapkan arah yang realistis, meningkatkan partisipasi karyawan, menata ulang pekerjaan,  dan meluaskan komunikasi organisasi.

PEMBAHASAN

Pengertian stres

Stres yakni kondisi dinamik dimana seseorang tengah dihadapkan pada tuntutan, kendala, atau kesempatan yang dihubungkan dengan keinginan dan hasilnya digambarkan sebagai ketidakpastian dan penting. Pencapaian konsep diri pada remaja membutuhkan adaptasi dan stres dalam prosesnya. 

Remaja merupakan golongan usia yang mudah mengalami masalah mental karena di usia ini termasuk fase stres dan storm. Mahasiswa merupakan usia yang masuk golongan remaja akhir dan menuju ke awal kedewasaan. Dalam fase remaja akhir, individu akan mulai bingung dan mempertanyakan jati dirinya. 

Segala tuntutan yang berhubungan dengan fase ini mengakibatkan adanya berbagai macam masalah psikologis seperti rendah diri, krisis identitas, kecemasan, stres, merasa tidak aman, atau bahkan depresi. Karenanya, membekali siswa dengan pengetahuan, keterampilan, serta kemampuan bertahan dalam kondisi psikologis saat menghadapi permasalahan sangatlah penting.

Kondisi psikologis ini awalnya  bermula dari diri sendiri yang akhirnya diimplementasikan ke dalam bentuk sikap, contohnya yaitu kurangnya kemampuan pengenalan diri yang baik yang berujung pada masalah atau konflik dengan orang lain yang menyebabkan stres, kesusahan dalam mengelola emosi, ketidakmampuan beradaptasi dengan lingkungan dan tidak mempunyai solusi yang baik untuk memecahkan masalah. 

Permasalahan ini berdampak pada kualitas prestasi akademik remaja, akibatnya perilaku yang muncul yakni rendahnya motivasi, pengaturan belajar kurang baik yang mengakibatkan individu menjadi suka menunda-nunda, tidak bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan, serta kesulitan mengatur waktu. 

Stres adalah tanggapan yang diperlihatkan seseorang sebagai efek dari terlalu banyak beban yang melebihi batas pada situasi dan kondisi yang menekan seorang individu, atau kelebihan beban yang dialami oleh individu.

Jenis stres

Stres sering dianggap tidak baik atau negatif, nyatanya stres dibagi menjadi dua yaitu stres baik atau positif dan stres yang tidak baik atau negatif. 

Stres positif yakni stres yang membuat pribadi seseorang menjadi lebih baik seperti adanya peningkatan kreativitas yang memicu pengembangan diri atau stres positif bisa juga disebut stres yang membawa manfaat. Sedangkan stres negatif merupakan stres yang memberikan efek negatif yang akan berdampak buruk dari segi fisik dan psikis individu tersebut. 

Stres yang berat dapat membuat seorang individu menjadi berperilaku negatif, seperti minum alkohol, kecanduan nikotin atau rokok, seks bebas, kekerasan antar golongan, atau penyalahgunaan narkoba. Remaja rentan terhadap stres, menekankan adalah respon terhadap emosi yang ditekan yang dapat mengganggu kondisi kesehatan.

Tahapan dan manfaat

Tahapan dalam mengelola stres ada tiga yaitu:

 1) Tahap yang pertama adalah mencari tahu serta mengenali stres dan kemungkinan sumber stres dalam kehidupan sehari-hari

2) Tahap kedua yaitu berlatih keterampilan koping yang dimiliki manajemen stres

3) Tahap ketiga yakni berlatih teknik mengelola stres yang mendalami masalah dalam hidup dan menilai efektivitasnya. 

Manfaat mengelola stres diantaranya yaitu:

 1) Meminimalisir timbulnya stres. Dalam tulisan ini banyak dijabarkan bagaimana cara mengelola stres dengan baik agar tidak menimbulkan efek jangka panjang yang akan memperburuk kondisi individu. 

2) Mencegah individu melakukan hal negatif dari stres yang dialami. Adanya cara mengelola stres dengan baik membuat individu menjadi punya pilihan yang lebih positif untuk menghadapi stres yang dialaminya. 

3) Memberikan jalan keluar bagi individu. Banyak jalan positif yang disarankan kepada individu agar individu tidak melakukan hal negatif yang hanya akan memperburuk kondisi.

PENUTUP

Harapannya setiap individu mempunyai kemampuan tersendiri yang bisa membantu memecahkan  masalah dan memberikan solusi pada kehidupan sehari-hari, termasuk para remaja. Soft skill adalah keterampilan khusus yang dimiliki dan dikuasai oleh individu yang dapat berguna untuk mendukung dalam menjalani kehidupan dan menuntaskan tugas serta tanggung jawabnya dengan kemampuan yang dimiliki. 

Dalam bersaing di dunia kerja, Aspek penting yang perlu diperhatikan ada dua, yaitu hard skill seperti kehalian yang dibutuhkan dalam dunia kerja atau keterampilan yang berkaitan dengan pengetahuan dan soft skill seperti kemampuan mengelola waktu, keterampilan mengelola stres, kemampuan dalam kerja tim, penyelesaian masalah, dan sebagainya.

Soft skill yang dibutuhkan meliputi kualitas diri seperti keterampilan sosial, keterampilan intrapersonal dan  interpersonal, kepercayaan diri, manajemen diri, kepemimpinan, integritas, dan keterampilan berbicara di depan umum. Selain itu tidak sedikit orang yang mengelola waktunya dengan buruk. 

Pekerjaan yang harusnya diselesaikan pada hari atau minggu tertentu terkadang tidak selesai tepat waktu karena tidak bisa mengelola waktu dengan baik. Hal ini dapat memicu stres pada individu karena mulai menumpuknya tugas. 

Ketegangan akibat tuntutan tugas dapat diatasi dengan pemahaman dan pemanfaatan dari prinsip dasar mengelola stres dan waktu. Beberapa prinsip pengelolaan waktu seperti membuat daftar harian dengan mengurutkan mana yang lebih mendesak dan mengurutkan daftar harian berdasarkan skala prioritas. Dengan hal tersebut dapat mengurangi dampak munculnya stres berlebih pada remaja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun