Mohon tunggu...
Septian Ananggadipa
Septian Ananggadipa Mohon Tunggu... Auditor - So let man observed from what he created

Pejalan kaki (septianangga7@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Mengapa AS Gusar dengan Rencana Mata Uang BRICS?

13 Desember 2024   09:52 Diperbarui: 15 Desember 2024   05:03 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Pixabay oleh kirill_makes_pics (2017)

Meskipun begitu, BRICS tidak diam dan pasif menghadapi hegemoni AS. Beberapa langkah strategis seperti pengembangan Cross-Border Interbank Payment System (CIPS) sebagai alternatif SWIFT, ekspansi BRICS New Development Bank (NDB) untuk mengurangi ketergantungan pada IMF, dan project M-Bridge yang menjadi pionir integrasi Central Bank Digital Currency (CBDC). 

Dari data ING Think (2024), juga menyajikan fakta bahwa bank-bank sentral China, Russia, dan India secara gradual terus meningkatkan cadangan emasnya sebagai diversifikasi aset dan menjadi "hedging" terhadap risiko volatilitas mata uang. Seluruh dunia tentu memperhatikan ketika AS secara sepihak membekukan aset-aset US Dollar milik bank sentral Rusia saat konflik dengan Ukraina meletus.

Persaingan sengit antara BRICS dengan AS beserta sekutunya masih akan berlanjut di berbagai episode mendatang, dan sangat mungkin berdampak pada stabilitas ekonomi global. 

Dengan berpedoman pada sikap politik "bebas aktif", Indonesia melakukan langkah-langkah yang menarik untuk dicermati, disatu sisi menunjukkan ketertarikan bergabung dengan The Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) yang identik dengan AS dan aliansinya, namun juga menyatakan keinginan untuk merapat ke BRICS, yang tentunya berseberangan dengan kepentingan AS. 

Adu kekuasaan antara BRICS dan AS beserta sekutunya akan membuat apapun bisa terjadi di geopolitik dan ekonomi global dengan sangat cepat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun