Nah kenapa memahami konsep GDP ini penting, karena indikator inilah yang saat ini menjadi tolak ukur perekonomian suatu negara. Itulah mengapa pertumbuhan atau penurunan GDP sering menjadi tajuk utama di berbagai pemberitaan ekonomi.
Lho, kan itu sebagian besar komponennya pengeluaran atau belanja-belanjanya aja bro?
Yes, benar, perlu kita ingat pengeluaran saat kita membeli sesuatu akan menjadi pemasukan atau pendapatan bagi si penjual. Jadi secara agregat, GDP mencerminkan keseluruhan aktivitas atau volume ekonomi yang berputar di suatu negara.
Ingat ya, aktivitas.. bukan penghasilan. Banyak yang salah menafsirkan GDP sebagai indikator kekayaan, kemakmuran sebuah negara. Nope.
Contohnya, negara Konoha memiliki GDP sebesar 100.000, sedangkan populasi penduduknya 1.000 orang, atau ninja lah ya, hehe. Nah ternyata 90.000 atau 90% dari total GDP tadi bersumber atau dilakukan oleh 100 orang pengusaha elite saja. Sementara 900 orang penduduk lainnya hanya berkontribusi 10.000 pada GDP.
Nah ini menunjukkan meskipun GDP nya oke, kesenjangan ekonomi negara Konoha ternyata tinggi. Which is, itu hal yang kurang baik.
Jadi, apakah GDP itu penting? ya bagaimanapun seluruh aktivitas ekonomi di sebuah negara penting untuk dijaga. Semakin besar tentu semakin bagus, Indonesia ini negara dengan GDP terbesar ke-16 di dunia lho, tentu salah satu penopangnya adalah jumlah penduduk yang besar. Kita tidak boleh puas dengan GDP besar saja, perlu pemerataan kesejahteraan agar Indonesia bisa naik kelas menjadi negara maju.
Meskipun tentu GDP bukan satu-satunya indikator ya, dan who knows sepuluh atau seratus tahun lagi ilmu ekonomi akan ada indikator lain yang digunakan. Ingat, ekonomi adalah social science yang terus berkembang sesuai evolusi hidup manusia.
Dilema Kebijakan
Pelajaran berharga baru kita dapatkan saat pandemi Covid-19 beberapa waktu lalu. Saat itulah salah satu ujian berat bagi ekonomi negara, bahkan seluruh dunia, ketika harus menghadapi wabah yang tak terlihat yaitu virus. Bagaimana tidak sulit, dilihat saja tidak bisa apalagi diperhitungkan, dianalisis, diproyeksikan, semua serba tidak mudah.
Ketika itu sering dibenturkan antara kepentingan ekonomi dan kesehatan. Padahal kalau bisa menyelamatkan keduanya, kenapa harus pilih salah satu?