Negara yang terletak di antara benua Eropa dan Asia ini bisa dibilang cukup populer di masyarakat Indonesia. Mulai dari pesona Cappadocia, sejarah panjang Islam, hingga tokoh presidennya, Recep Tayyip Erdogan.
Kini Turki sedang tidak baik-baik saja. Inflasi super tinggi hingga mencapai 73% membuat rakyat Turki kalang kabut.
Lonjakan inflasi ini menyebabkan kenaikan harga barang-barang di sana, mulai dari makanan, bahan bakar, bahkan hingga tisu toilet pun jadi lebih mahal.
Jika dibandingkan dengan Indonesia saat ini, tingkat inflasi tahunan berada di level 3,5%. Itupun rasanya sudah berasa barang-barang makin mahal kan, apalagi yang 73% coba?
Tidak hanya inflasi tinggi, negeri yang baru saja berganti nama resmi menjadi Turkiye itu diterpa kejatuhan nilai mata uang lira.Â
Secara year on year, nilai tukar lira dibanding US Dollar (USD) telah melemah 52%, yang menjadikan lira sebagai mata uang dengan kinerja terburuk di dunia selama periode tahun 2022.
Satu USD kini dihargai setara 17 lira, melemah dibandingkan Mei tahun lalu saat nilai tukar masih berada di level 8 lira.
Tidak hanya terhadap USD, nilai tukar lira pada Rupiah pun juga tercatat terus melemah. Satu lira kini dihargai sekitar Rp850, jauh merosot dibanding kurs tahun lalu yang masih di sekitar Rp1.600 per lira.
Pantas saja, bagi turis Indonesia, berlibur ke Turki bisa dibilang makin murah, harga-harga barang di sana juga jadi murah. Namun sebaliknya bagi warga Turki, harga-harga makin hari makin mahal.
Padahal di era awal 2000-an, Turki pernah dijuluki Miracle of Europe, karena kemajuan pesatnya dalam bidang ekonomi, bisnis, dan budaya.