Mohon tunggu...
Septian Ananggadipa
Septian Ananggadipa Mohon Tunggu... Auditor - So let man observed from what he created

Pejalan kaki (septianangga7@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Kurma Artikel Utama

Ramadhan Generasi 90-an, Secuplik Kenangan tentang Kesederhanaan

15 April 2022   08:32 Diperbarui: 16 April 2022   19:30 3612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi anak-anak buka puasa bersama di masjid. (sumber: pixabay.com/saifulmulia)

Sumber foto: beautynesia.id
Sumber foto: beautynesia.id

Sambil menyeruput teh hangat saat berbuka puasa, teringat ada satu benda yang sangat "melegenda" di era itu. Benda itu tentu saja buku kegiatan Ramadhan, yang isinya daftar aktivitas seperti sholat lima waktu, mengaji, dan sholat tarawih. Semuanya lengkap ada checklist-nya lho.

Di isian sholat tarawih juga biasanya ada kolom ringkasan ceramah dan tanda tangan ustadz. Era itu adalah masa-masa tanda tangan ustadz lebih diminati dibanding tanda tangan artis korea, hehe.

Ya saat itu gelombang K-Pop belum menerjang kalangan remaja Indonesia, paling banter sepertinya F4 nya Tao Ming Tse atau boyband Westlife yang lumayan populer masa itu.

Kesempurnaan dalam mengisi buku kegiatan Ramadhan menjadi kepuasan tersendiri, meskipun terkadang bukunya jadi lusuh atau sampulnya hilang entah kemana akibat berdesakan saat sesi "jumpa fans" dengan pak ustadz.

Di antara berbagai aktivitas ibadah, selalu ada waktu bermain bersama teman-teman yang sangat menyenangkan. Padahal zaman itu permainanan yang ada kebanyakan mainan tradisional seperti lompat tali, bola bekel, petak umpet, monopoli, atau yang agak canggih sih main tamagotchi.

Sumber foto: AT press via medium.com
Sumber foto: AT press via medium.com
Tradisi lokal juga masih terasa kental saat itu, seperti berkeliling membangunkan sahur, dengan bermodal bambu saling beradu, atau kadang gayung, kaleng, hingga sekadar tepuk tangan-pun jadi.

Kegiatan itu berlanjut hingga menjelang lebaran, ketika kembang api bersahutan dan takbir keliling menjadi sebuah momen yang paling dinanti-nanti. Saling bertukar sapa dan bermaaf-maafan dalam kehangatan nuansa malam kemenangan membuat memori masa-masa itu sulit dilupakan.

Sumber foto: Kompas.com/Ika Fitriana
Sumber foto: Kompas.com/Ika Fitriana

Berdamai dengan Perubahan

Kini zaman sudah banyak berubah, apalagi dengan adanya pandemi. Semua menjadi serba daring dan digital. Keakraban antar manusia pun mulai merenggang karena lebih sibuk dengan dunia maya dan perdebatan yang seperti tidak ada habisnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun