Enak dong ya, ada yang jagain biar investor gak rugi?
Dari sudut pandang investor, skema ini memang memberi rasa aman dan konfidensi yang lebih baik.
Namun perlu diingat, jumlah saham yang dibeli oleh skema greenshoe ini ada maksimalnya yaitu 15% dari jumlah saham yang ditawarkan saat IPO, atau untuk GOTO ini sekitar 7,8 miliar lembar saham.
Dan, opsi greenshoe ini juga gak selamanya lho, maksimal selama 30 hari. Setelah itu ya sesuai mekanisme pasar modal secara normal.
Cita-cita Internasional
Popularitas GOTO sebagai pionir perusahaan digital di Indonesia diharapkan dapat terus melesat bahkan hingga menembus negara-negara lain.
Bahkan dalam prospektusnya, GOTO juga tidak malu-malu mengungkapkan target IPO di bursa luar negeri seperti Nasdaq, Singapore Stock Exchange, atau Hongkong Stock Exchange pada tahun 2023.
Nah dengan adanya fakta ini, seharusnya GOTO harus mampu menjaga kinerja keuangan dan harga sahamnya. Paling tidak, sampai IPO di luar negeri itu terwujud. Malu dong kalo misalnya mau IPO di Nasdaq tapi kinerja keuangan masih boncos makin dalam atau harga saham di Indonesia longsor terus, hehe.
Namun itu semua baru sebatas rencana dan proyeksi, bisa saja gagal atau bahkan sukses besar.
Bagaimanapun, GOTO kini masih menjadi satu-satunya decacorn asal tanah air yang sedang mencoba menembus pasar internasional.
Kalau GOTO berhasil, Indonesia akan turut bangga. Sebaliknya juga jika GOTO gagal, mungkin negeri kita juga yang akan kecipratan sentimen negatifnya.