Ada yang menarik jika kita melihat dari komposisi aset GOTO. Â Sebagai perusahaan digital, Gojek ini kan dikenal sebagai perusahaan transportasi yang tidak punya kendaraan. Tokopedia sendiri adalah pasar perdagangan yang tidak punya lapak sekalipun.
Jadi aset jumbo GOTO sebesar Rp148 triliun itu isinya apa dong?
Ditilik lebih dalam, porsi terbesar aset tersebut adalah goodwill yang mencapai Rp93 triliun atau 63% dari total aset GOTO. Salah satu yang dominan adalah goodwill akuisisi Tokopedia pada tahun 2021 lalu.
PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (bagian dari GOTO) mengakuisisi Tokopedia dengan mahar Rp113 triliun, sedangkan nilai buku Tokopedia saat itu "hanya" sekitar Rp20 triliun.Â
Nilai itu mencapai 5,6 kali lipat dari nilai buku Tokopedia, sehingga selisih nilai sekitar Rp93 triliun itulah yang dicatatkan sebagai goodwill.
Mahal ya? atau murah?
Dalam dunia valuasi, apalagi perusahaan digital, semua itu relatif, hehe. Tidak ada yang mutlak benar atau salah.
Yang jelas, kombinasi Gojek dan Tokopedia menjadikan GOTO sebagai salah satu ekosistem digital terkuat di Indonesia.
Selain itu, perusahaan yang dikomandani Andre Soelistyo ini juga memiliki beberapa portofolio investasi dan kerjasama dengan berbagai platform digital lainnya seperti Bank Jago, Matahari, Bibit, MOKA, Midtrans, dan Matahari Prima.
Ini menjadi poin positif sekaligus negatif dari GOTO, karena main engine perusahaan ini adalah aset yang bisa dibilang tidak berwujud, yaitu brand power, digital ecosystem, license, dan software.