Zhang Yiming, sang founder adalah seseorang yang sangat suka membaca. Aplikasi lain yang dikembangkan ByteDance adalah TouTiao, sebuah news media aggregator yang mampu memberikan kurasi berita sesuai preferensi pengguna.
Di Indonesia juga ada aplikasi serupa lho yang dikembangkan oleh ByteDance, yaitu BaBe.
Selain itu ada Lark (aplikasi produktivitas), Xigua Video (aplikasi full video), Helo (media sosial). ByteDance juga baru saja mengakuisisi Moonton, pengembang game populer Mobile Legend.
Meskipun memiliki beberapa lini bisnis, tidak dipungkiri bahwa TikTok adalah cash cow utama ByteDance.
Lalu apakah TikTok menguntungkan?
Realitanya ya, TikTok terbukti sangat menguntungkan. Dari data Bloomberg pada tahun 2019 saja, ByteDance mampu membukukan laba bersih US$ 3 miliar atau sekitar Rp45 triliun.
Nilai itu juga hampir dua kali lipat dibanding laba bersih BCA lho.
Di tahun 2020 hampir dipastikan pundi-pundi ByteDance berlipat ganda karena semenjak pandemi, penggunaan TikTok jauh semakin besar.
Menariknya, ByteDance menghasilkan cashflow dari TikTok tanpa harus membakar uang seperti startup kebanyakan.
ByteDance mengklaim bahwa dengan mengoptimalkan machine learning, aplikasinya dapat memberikan aspek-aspek yang sesuai dengan kesukaan pengguna.
TikTok bahkan dianggap banyak orang merevolusi bisnis model periklanan yang efektif, karena melalui video pendek orang akan lebih nyaman dalam menikmati konten sekaligus iklan.