Mohon tunggu...
Cepik Jandung
Cepik Jandung Mohon Tunggu... Mahasiswa - Belajar Kajian Budaya

Lulusan Filsafat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menikmati Hidup yang Absurd Menurut Filsuf dan Novelis Albert Camus

13 Desember 2024   05:00 Diperbarui: 12 Desember 2024   22:17 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Manusia pada akhirnya tetap ada dalam genggaman nasib yang tidak menentu bahkan mengancam. Sikap yang diminta dalam kenyataan seperti ini adalah sikap tahu batas (Anugrahbayu; 2021, 27). Sikap yang disarankan untuk diambil adalah sikap yang berusaha tenang di situasi yang bergejolak dan boleh melakukan pemberontakan, hanya saja tetap tahu batas. Camus menolak hidup yang muluk-muluk dan meminta manusia untuk selalu hidup dengan penuh gairah dari waktu ke waktu. Di hadapan jiwa yang sadar terus menerus akan hidupnya yang senantiasa terancam, manusia tidak harus hidup sembarangan (Setyo; 2021, 8), ia tidak boleh pasif atau berharap pada suatu idea tertentu apalagi lari ke hal yang dianggap ilahi. Manusia di hadapan absurditas tidak berdalih, tidak bunuh diri, tetapi berontak, dan biar terjadi benturan terus menerus antara manusia dan ketidakjelasannya sendiri.

 Absurd hanyalah absurd apabila ia tidak ditakuti mentah-mentah, tetapi tidak bisa dilenyapkan. Manusia menerima keadaan tanpa harapan tetapi pada saat yang sama tidak putus asa dengan tugas untuk hidup, makna dan nilai muncul persis dari ketiadaannya. Dalam hal ini, seorang bukan hidup meskipun absurd melainkan hidup karena absurd, hidup berarti menjaga yang absurd hidup. Absurditas yang kadang-kadang membawa kepada keterancaman kemudian bukan dipahami sebagai sesuatu yang menakutkan tetapi kadang-kadang menjadi sesuatu yang menggairahkan dan bahkan indah (Anugrahbayu; 2021, 27).

Penutup

Dalam situasi perang saat itu, ketika hidup begitu murah, kematian datang tiba-tiba, tidak bisa dijelaskan mengapa ada kebatilan. Kebatilan dalam konteks Sampar adalah kejahatan Nazi yakni pembunuhan tanpa alasan yang dibahasakan lewat Novel Sampar. Banyak pertanyaan yang membuat Albert Camus mengeksplorasi sastra Sampar yang menggambarkan bagaimana manusia hidup dalam situasi absurd. 

Absurd berarti tidak logis, tidak bisa dijelaskan, penjelasan apa pun yang diberikan tidak masuk akal. Hidup memang bila direnungkan lebih jauh, sebelum segala pengonsepan agama dan filsafat, tampak absurd. Dari mana dan mau ke mana, sesungguhnya tidak ada yang benar-benar tahu. Namun begitu banyak momen yang hadir yang memberi manusia cerita dan pengalaman yang menarik. Orang tampak menikmati atau memang benar-benar menikmati hidupnya. Sebaiknya nikmati dan biarkan hidup bermakna walaupun semuanya absurd juga.

Menariknya, justru di tengah situasi absurd itu Camus tidak menyarankan bunuh diri melainkan bertindak secara moral, membantu sesama, meskipun juga tanpa terlalu banyak berharap. Begitulah hidup yang direnungkan Camus, tidak terlalu muluk-muluk tetapi juga tidak pesimis. Berontak dan membiarkan benturan terus terjadi, selalu terjaga dan sadar bahwa hidup ini absurd. Aku sadar hidup itu absurd dan aku menikmati hidup yang absurd itu.

Daftar Pustaka

Anugrahbayu, Y. D. 2021. Camus: di Titik Suntuk Pagebluk, dalam Albert Camus: Menjadi Sederhana-Basis-Nomor 07-08-Tahun Ke-70-2021. Jakarta: Kanisius.

Camus, Albert. 1947. Sampar. NH Dini terj. Jakarta: Obor.

Setyadi,  F. Wawan. 2021. Camus dan Sartre: Polemik dua Pemikir, dalam Albert Camus: Menjadi Sederhana-Basis-Nomor 07-08-Tahun Ke-70-2021. Jakarta: Kanisius.

Wibowo,  A. Setyo. 2021.  Albert Camus: Kronologi Hidup, dalam Albert Camus: Menjadi Sederhana-Basis-Nomor 07-08-Tahun Ke-70-2021. Jakarta: Kanisius.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun