Mohon tunggu...
Sepis Jandung
Sepis Jandung Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Aktif

Mahasiswa aktif Jurusan Filsafat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Cara Manusia Memahami Menurut David Hume

20 April 2022   20:45 Diperbarui: 20 April 2022   20:52 1320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perlu dijelaskan sebelumnya bahwa Hume menulis beberapa buku, salah satunya adalah Treatise of Human Nature. Buku Treatise of Human Nature ini merupakan buku pertamanya sebagai usaha untuk memperkenalkan metode penalaran eksperimental pada subyek moral. Akan tetapi, buku pertamanya ini dianggap terlalu membingungkan dengan banyaknya generalisasi sisi psikologis manusia dan pertanyaan mengenai skeptisisme yang belum terselesaikan. 

Oleh karena itu, Hume merevisi tulisannya tersebut dalam buku yang berjudul An Inquiry Concerning Human Understanding. Isi buku ini hampir sama seperti Treatise, namun lebih "rendah hati" dalam menyampaikan skeptisisme. Ia memberikan batas rasio manusia dan mengkritik metafisika tradisional dan kepercayaan terhadap takhayul.

An Inquiry Concerning Human Understanding pertama kali diterbitkan pada tahun 1748. An Inquiry Concerning Human Understanding merupakan buku tentang epistemologi dan bukan tentang metafisika. 

Hume lebih prihatin tentang apa dan bagaimana kita tahu, dan sama sekali tidak membahas tentang apa yang sebenarnya terjadi atau isi yang diketahui. Hume adalah lawan kuat dari metafisika rasionalis, yang berusaha menjawab pertanyaan seperti apakah Tuhan itu ada atau tidak, apa sifat atau materi dan jiwa, atau apakah jiwa itu abadi. 

Pikiran, menurut Hume, bukanlah alat pelacak kebenaran, dan kita menyalahgunakannya jika kita pikir itu dapat membawa kita pada kesimpulan metafisik. Ilmu berpikir Hume lebih menggali dan menggambarkan bagaimana pikiran bekerja dan mengapa ia mencapai kesimpulan, tetapi tidak dapat membawa kita melampaui batas-batas akal kita sendiri.

Tesis utama Hume

David Hume adalah seorang filsuf yang mengikuti aliran empirisme. Aliran ini berpendapat bahwa pengetahuan sejati diperoleh dari pengalaman. Hal ini tentu berlawanan dengan pendapat pemikir beraliran rasionalisme yang menyatakan bahwa pengetahuan bersumber dari rasio atau pikiran. Bagi seorang empiris seperti Hume, rasio hanya berperan sebagai pengolah data-data yang diperoleh dari pengalaman.

Latar pemikiran ini mengindikasikan bahwa David Hume ingin menjawab pertanyaan mendasar manusia, yaitu bagaimana cara manusia memperoleh pengetahuan? Sebagai pengikut aliran empirisme, Hume akan dengan tegas mengatakan bahwa pengetahuan diperoleh dari pengalaman inderawi. 

Dalam buku ini Hume mengkritik filsafat yang terlalu menggunakan penalaran, atau disebut metafisik. Hume berpendapat bahwa manusia harus lebih mengacu pada hal-hal yang bersifat saintifik, kritis, dan dapat ditangkap oleh kekuatan indera.

It is remarkable concerning the operations of the mind, that, though most intimately present to us, yet, whenever they become the object of reflection, they seem involved in obscurity.

Hume menyatakan bahwa untuk membedakan kebenaran, dibutuhkan persepsi, atau pengalaman inderawi. Hume membedakan persepsi menjadi dua, yaitu ide-ide (thought or ideas) dan kesan-kesan (impression). Kesan-kesan yang ia maksud adalah tangkapan indrawi yang nyata ketika kita sedang mendengar, melihat, merasakan cinta, benci, dan sebagainya. Ide, menurut Hume adalah persepsi hasil dari refleksi setelah kita mengalami hal-hal tadi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun