Mohon tunggu...
Abdul Muholik
Abdul Muholik Mohon Tunggu... Lainnya - Mr. Puguh Cenageh

Masih dalam Tahap Belajar. Saya suka membaca, menulis, belajar, membaca alan, mendengarkan musik dan lain lain untuk mengisi waktu luang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sandal Jepit dan Puntung Rokok

15 Agustus 2024   14:53 Diperbarui: 15 Agustus 2024   14:59 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar hanya ilustrasi. Sumber: Generated by AI

"oh iya noh ada orangnya tuh didepan"

"yaudah bang saya mau ke situ dulu ya?"

Bang Maung mengangguk. Saya menghampiri Bang Pandi yang lagi Duduk santai di depan serambi rumah bang Bonar. Rumah bang Pandi dan Bonar berhadap-hadapan, hanya dipisah jalan konblok seukuran mobil angkot. Cuma, berhubung rumah bang Pandi serambi depannya sempit, dia milih tempat duduk di depan rumah bang Bonar.

"Assalamu'alaikum  bang Pandi!" sapa aku sambil mencium tangannya.

"Waalaikum salam, sini silahkan duduk" ujar bang Pandi sambil menikmati Rokonya yang ngepul kek tabunan (Tabunan itu kumpulan sampah di tempat pembakaran sampah. Asap yang muncul dari pembakaran sampah itu di analogikan dengan kepulan Asap roko bang Pandi).

Saya duduk di tepi serambi depan, lalu melepaskan sandal saya di depan teras, tapi bukan depan teras yang pas pintu masuk.

"sorry bang tadi agak telat. Soalnya macet di pisangan. Ada pasar malam atau pasar kaget tiap malam sabtu. Apalagi kalo ada dua mobil gede melintas yang berlawanan arah, udah kaga puguh lagu (Tidak karuan, tidak terkira ) jasa macetnya.

"ya tidak apa-apa. Oh ya dewek (Kamu. Anda, engkau) kalo mau belajar Corel ke sini aja, ga usah malu-malu" ujar bang pandi

"iya bang" aku melepas tas dan menaruh ke bawah bangku. Kemudian mengeluarkan laptop dari dalam tas.

"gini bang, saya pengen belajar cara bikin stiker. Layout keyboard kek gini" aku sambil menunjukkan contohnya.

Kemudian bang Pandi mengajarkan saya cara membuatnya. Saya serius banget belajarnya, bang Pandi juga ngajarinnya santai. Tak berapa lama kemudian datang seseorang yang baru pulang kerja. Mungkin itu anaknya bang Bonar. Dia memarkirkan motor di serambi depan, tepat di mana sandal saya ditaro. Motornya di standar dua. Lalu orang itu ke serambi samping sambil ikut ngobrol-ngobrol bareng bang Maung, bang Bonar dan satu lagi yang saya tidak tau namanya. Dia pake kaos oblong kuning.  Mereka semua sambil ngobrol, ngerokok dan ngopi. Kalo yang pakai oblong kuning, sedang main catur sama bang Bonar. Semuanya begitu asik dengan obrolan dan permainan caturnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun