Apakah emak-emak disini suka dengan penyajian data dalam bentuk angka atau gambar? Apakah perlu memasukkan unsur-unsur yang agamis? Hal-hal itu yang saya coba cari tahu untuk bisa memaksimalkan proses sosialisasi ini.
Dan setelah lama berbicara di hadapan mereka, ketika masuk ke sesi tanggapan atau pertanyaan, mereka pun hanya bertanya satu hal: Mana daftar sampah yang laku dan berapa harganya ?
"Ada daftar harganya ga pak?"
"Yang paling mahal, sampah apa pak?"
 "Wah.. mahal juga nih tembaga merah. Harganya bisa 35 ribu perkilo."
"Eh, bu, kalau ga mau angkut kardus depan rumah, sini biar saya yang angkut. Lumayan buat tambah duit pas lebaran nanti."
"Ah ogah, duitnya ntar buat lu sendiri cing."
Setelah mereka mendapatkan harga dan apa saja sampah yang bisa ditabung di Bank Sampah, mereka pun mendesak saya untuk segera memulai program itu. Bahkan mereka tak segan untuk memberi ancaman.
"Jadi kapan mau dimulai programnya pak?"
"Akan segera diberitahu ibu, soalnya masih ada proses-proses yang perlu saya siapkan dulu,"Jawab Saya.
"Aduh, jangan lama-lama pak. Bentar lagi mau puasa, makin cepet makin bagus."