Mohon tunggu...
Senny Pellokila
Senny Pellokila Mohon Tunggu... Guru - Kebun binatang safari

Perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Upah yang Adil dari Tuhan

8 Maret 2024   22:09 Diperbarui: 10 Maret 2024   14:17 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perumpamaan dalam Matius 20 dimulai dengan seorang tuan yang punya kebun anggur. Pagi-pagi benar  ia mencari pekerja-pekerja untuk bekerja pada kebun anggurnya. Setelah dia mendapatkan para pekerja, dia sepakat dengan mereka untuk bekerja dengan upah satu dinar sehari.

Tetapi setelah itu dikatakan jam 9 pagi dia keluar dan mendapati ada orang yang menganggur, dan dia menawarkan mereka untuk bekerja pada kebun anggurnya juga, lalu dia keluar lagi jam 12, 3 dan jam 5 petang dan  menemukan lagi ada orang yang menganggur dan dia meminta mereka untuk bekerja pada kebun anggurnya juga.

Setelah semuanya selesai bekerja maka dia membayar mereka, bahkan yang tidak kerja penuh yaitu   jam 12, 3 termasuk yang jam 5  dibayar dengan satu dinar, padahal mereka tidak kerja penuh dari pagi sampai sore, maka disinilah letak perdebatannya.

Kalau orang  menilai ini tidak adil, bagaimana mungkin orang yang kerja satu jam dibayar sama dengan yang kerja 12 jam, jadi tuan yang mengambarkan Allah yang punya kebun angggur itu tidak adil, tetapi kalau dilihat dari sisi tuannya maka itu kasih dan kemurahan yang luar biasa.

Bayangkan jam 9, 12, 3 dan jam 5 dia keluar dan melihat masih ada orang-orang yang menganggur maka dia memanggil mereka untuk bekerja, bukankah itu menunjukkan bahwa dia mengasihi orang-orang tersebut maka dia memanggil mereka.

Maka kalau kita melihat dari sisi tuannya itu kasih yang luar biasa, karena orang-orang yang masih menganggurpun dipanggilnya untuk bekerja, Jadi kita tidak hanya melihat dari sudut pandang kita saja, tetapi lihat juga dari sudut pandang tuan/Tuhan kita.

Ini sama juga dengan membayar satu dinar kepada semua pekerja, bukan berarti dia tidak adil. Karena sudah ada kesepakatan dengan orang yang bekerja penuh untuk dibayar satu dinar, tetapi kalau dia tetap memberikan  kepada orang lain satu dinar juga wakaupun tidak bekerja penuh maka itu kemurahan tuan/Tuhan saja.

Jadi  pemilik kebun anggur yang menunjukan Tuhan ini,  sangat mengashi dan bermurah hati kepada orang-orang yang menganggur ini maka Dia berikan pekerjaan bahkan memberikan mereka satu dinar, jadi tidak ada yang salah, karena itu kemurahanNya.

Kalau seandainya ada orang-orang tertentu yang diberikan banyak talenta, mereka bisa publik speaking dengan baik, bermain musik, creative sedangkan kita hanya satu/sedikit talenta tidak perlu marah karena Tuhan berhak untuk memberikan lebih  kepada orang-orang tertentu, itu haknya Tuhan.

Tetapi nilai keberhasilan bukan terletak pada banyak talenta/kemurahan yang diberikan tetapi bagiamana kita bisa setia atau memaksimalkan talenta tersebut.

Saya ingat pada waktu di seminari untuk menghafal mata pelajaran tertentu seperti bahasa Yunani maka saya harus sampai tiga kali atau lebih bahkan dengan doa sungguh-sungguh baru bisa menghafal dengan baik, tetapi ada teman yang yang diberikan kemampuan yang hebat, dia hanya menghafal satu kali langsung menguasai.

Jadi lihatlah dari sudut pandang Tuhan bahwa Ia bermurah hati kepada orang-orang tertentu, tetapi bukan berarti Tuhan tidak bermurah hati kepada kita, Ia tetap bermurah hati hanya kepada orang lain Dia berikan lebih dan itu haknya Tuhan.

Jadi jika ada yang lebih muda dari kita tetapi pangkatnya lebih tinggi, tidak apa-apa karena Tuhan punya hak untuk bermurah hati kepada orang tersebut, itu haknya Tuhan, tetapi yang menjadi ukuran bukan itu, tetapi kesetiaan kita.

Kalau kita meneliti kehidupan  rasul Paulus, sangat kasihan hidup dia. Padahal dia sangat terkenal, sangat pintar, seorang teolog, juga seorang misionaris handal, terus mengelilingi berbagai daerah dengan setia untuk melayani, tetapi sayang dia orang yang hidupnya penuh penderitaan dan tidak punya apa-apa.

Dia menghadapi penderitaan yang lebih banyak  dari pada semua rasul yang ada, dan tidak punya apa-apa, dia katakan terkadang aku kedinginan, jubah hangatpun tidak ada, aku berpuasa, aku mencukupkan diri dengan apa yang ada.

Orang tuanya nyesal punya anak seperti Paulus, sangat terkenal tetapi hidup penuh penderitaan dan serba kekurangan.

Tetapi hamba Tuhan sekarang kalau sudah terkenal maka kemungkinan  punya mobil mewah dan rumah bagus padahal kemampuan dan kekudusan hidupnya  jauh dari pada  Paulus, bukan berarti Tuhan tidak adil tetapi Dia punya hak tertentu. Pauluspun pada jaman itu tidak masalah bagi dirinya, walaupun hidup dia serba kesulitan sedangkan orang lain diberkati, itu haknya Tuhan

Nah respon kita yang tidak tepat itulah kejahatan kita, dikatakan orang yang kerja satu hari penuh ini bersungut-sungut karena upah mereka disamakan dengan orang yang bekerja dengan hanya 1 jam dan 3 jam.

Jadi kalau kita tidak melihat itu sebagai kemurahan Tuhan maka yang jahat adalah kita bukan Tuhan yang tidak adil. Karena tuan yang punya kebun anggur katakan : "Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati?"

Jadi mereka iri hati kalau tuan kebun anggur bermurah hati kepada orang tertentu, inikan aneh.

Seharusnya sikap kita  seperti tuan / Tuhan, kalau Ia masih bermurah hati kepada orang lain maka kita bersyukur, bahkan kalau kita melihat diri kita Tuhan itu sangat bermurah hati pada kita.

Coba kita bandingkan hidup kita dengan Ananias dan Safira. Mereka hanya berdusta saja langsung mati, padahal kita banyak kali berdusta tetapi Tuhan masih memelihara hidup kita, Tuhan terlalu bermurah hati kepada kita, tetapi kita tidak menghitung kemurahan Tuhan dalam hidup kita tetapi kemurahan Tuhan pada orang lain yang dihitung. Maka itulah manusia celaka.

Maka akhirnya Tuhan Yesus mengatakan  : "Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu  dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir."

Jadi yang masuk awal bekerja bukan yang terdahulu dalam kerajaan sorga (karena ini perumpamaan tentang kerajaan sorga) tetapi yang masuk akhirlah yang menjadi terdahulu.

Seharusnya yang masuk awal mendapat pujian atau penghormatan karena mereka bekerja penuh, tetapi di cela dan dikatakan iri hati. Jadi status mereka menurun tiba-tiba, mereka menjadi orang yang paling rendah, mereka tidak mendapat pujian karena pekerjaan yang telah di selesaikan tetapi mendapat celaan.

Ini merupakan peringatan  kepada kita semua yang melayani Tuhan karena dalam bagian sebelumnya para murid tanya akan upah yang mereka peroleh dalam mengikuti Yesus, maka Tuhan ingin katakan orang-orang yang mengikuti Aku tetapi karena kesombongan dan kecemburuan maka mereka akan mendapatkan tempat yang paling rendah.

Jadi orang yang yang melayani Tuhan  seberapa lamapun tetapi kalau terus dipelihara sifat kesombongan dan kecemburuaanya  maka akan direndahkan oleh Tuhan. Tetapi kepada orang-orang yang baru bertobat walaupun mereka baru menjadi rohani tetapi  mereka adalah orang-orang yang dipuji Tuhan dibanding kita.

Banyak mahasiswa binaan dulu sangat rendah hati sekali, tidak ada ucapan terima kasih dalam pelayanan tidak apa-apa, mereka setia melayani tetapi sekarang sudah menjadi bos besar tidak diberikan penghargaan terhadap apa yang mereka lakukan maka marah sekali, mereka sudah jatuh dalam kesombongan dan kecemburuan.

Ingat musuh orang sombong  jika ada orang yang lebih sombong dari dirinya. Jika orang-orang Kristen sudah seperti ini maka walaupun dia percaya Yesus sejak kecil, dia mendapatkan tempat yang paling rendah dalam kerajaan sorga, karena dia tidak lagi hidup untuk Allah tapi sudah untuk dirinya.

Mereka ini seperti Haman, pada waktu Mordekhai tidak tunduk kepadanya jadi masalah yang sangat besar, padahal raja saja menghormati dia itu nilai yang sangat besar, sehingga kalau  Mordhekai yang rendahan tidak menghormatinya maka tidak ada masalah, tetapi jadi masalah yang besar bagi Haman dan akhirnya Tuhan menghancurkan hidupnya dan keluarganya.

Maka saat ini, dimanakah posisimu, masihkah engkau menjadi orang yang melayani Tuhan dengan rendah hati atau kalau orang tidak memuji maka hatimu mulai bermasalah, kalau sudah seperti itu maka kembalilah kepada Tuhan. Tuhan Memberkati.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun