Mohon tunggu...
Senny Pellokila
Senny Pellokila Mohon Tunggu... Guru - Kebun binatang safari

Perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pelayan Tuhan

5 Maret 2024   19:38 Diperbarui: 5 Maret 2024   19:41 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau kita melihat Luk 10:1-12 maka ini adalah suatu pengutusan oleh Tuhan Yesus kepada 70 orang murid. Ada hal  menarik disini, pada waktu Ia mengutus murid-muridnya, ia katakan "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan/mengutus pekerja-pekerja untuk tuaian itu".

Berarti Yesus ingin katakan bahwa yang mengutus/mengirim pekerja itu adalah hak  Tuhan, bukan manusia, makanya Ia katakan mintalah kepada tuan punya  tuaian supaya ia mengirimkan pekerja untuk tuaian itu.

Inipun sama dengan Mat 9:38 Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu. Padahal dalam Mat pasal 9 ini Kristus  katakan orang-orang itu seperti domba tanpa gembala, mereka lelah dan terlantar, berarti sangat kritis.  

Kalau saya dalam kondisi seperti ini, saya langsung pergi melayani, tetapi Kristus katakan minta kepada Allah untuk  mengutus para pekerjaNya, mengapa bisa demikian?

Karena pengutusan itu adalah hak dari Allah, bukan manusia. Jadi sedarurat apapun suatu pelayanan tetapi yang mengutus, yang memberikan beban pelayanan kepada seseorang itu adalah Allah. Jadi kalaupun dia berinisiatif melayani karena ada beban yang Tuhan berikan padanya.

Nah ini hal yang penting karena banyak orang melayani tanpa beban dari Allah, bukan Tuhan yang mengutus tetapi sesama yang mengutus padahal  tugas kita hanya sharing beban dan mendoakan tetapi yang mengutus seseorang adalah Allah sendiri.

Saat ini mungkin banyak pelayanan yang mandek, banyak pekerja gereja yang stagnan karena yang mengutus dia dalam ladang pelayanan bukan Tuhan, tetapi seniornya,temannya atau kakak pemuridannya.

Seharusnya kita hanya sharing, berbagi visi dan mendoakan agar Tuhan yang memberikan beban itu dalam hatinya, karena Tuhan yang memberikan beban dalam kondisi apapaun ia akan berusaha, mensiasati agar pelayann itu terus berjalan.

Kemarin gereja-gereja baru menyelesaikan pemilihan majelis, tetapi saya melihat orang memilih majelis hanya karena dia keluarga (anak, ortu, kakak/adik) ataukah kenalan akrab tanpa berdoa agar Tuhan menaruh beban dalam dirinya.

Bahkan ada panitia pemilihan yang datang menakuti orang yang dipilih untuk menjadi majelis, dengan alasan kalau orang itu tidak mau melayani maka Tuhan akan menghukum dirinya, jadi dia melayani karena takut akan hukum bukan karena beban yang Tuhan berikan.

Maka kita jangan mengulang hal ini, kita harus sharing beban, berikan berbagai pembinaan, tetapi berdoalah biarlah Tuhan yang menaruh beban dalam hidup mereka untuk melayani. Karena kalau Tuhan yang memberikan beban pelayanan maka ia akan berusaha melayani walaupun dalam kondisi yang sulit. 

Tidak punya uangnpun bisa jalan kaki cukup jauh, sesibuk apapun bisa siasati agar pelayanan berjalan, maka membina dan mendoakan secara sungguh-sungguh agar Tuhan mengutus orang-orangnya untuk melayani.

Dulu perintisan pelayanan PERKANTAS dibeberapa daerah bukan dikerjakan oleh staf tetapi alumni, kita tidak pernah mengutus mereka secara khusus atau pesan-pesan rohani kalau kamu disana rintislah pelayanan, tetapi mereka mengerjakan secara sendiri, mengapa ? Karena beban yang Tuhan berikan.

Ada seorang ibu di kota Bandung pada waktu bertobat, dia merasa Tuhan memanggi dia untuk melayani di penjara, maka seminggu sekali sekitar 3-4 jam dia harus pergi untuk melayani.

Keluarganya yang belum bertobat marah-marah, apalagi suaminya, memang dia berusaha mengusahakan tugas rumah sebagai istri dengan baik tetapi waktu keluar itu membuat keluarganya marah, anak-anak juga protes gara-gara mama melayani maka kondisi seperti ini.

Tetapi dia terus berdoa, terus mengerjakan pekerjaan rumah dengan baik, dan tetap mencuri waktu untuk melayani di penjara, dan ajaib akhirya satu keluarga itu bertobat dan percaya pada Yesus.

Jadi orang yang diberikan beban sesibuk apapun, menghadapi tantangan apapaun ia akan mensiasati untuk terus melayani, memang ada saat tidak bisa, tetapi ia berjuang untuk hal itu, tetap kalau orang itu begitu mudah meninggalkan pelayanan karena kesibukan yang ada dan terus seperti itu berarti dia bukan diutus oleh Tuhan, tidak ada beban dalam hatinya tetapi dia utus oleh sesama manusia.

Selanjutnya pengutusan itu untuk memberitakan injil, ay 9 mengatakan pada waktu kamu masuk ke suatu kota beritakanlah kerajaan Allah, memang dalam ay itu ada menyembuhkan orang sakit tetapi yang utama memberitakan injil atau kerajaan Allah, ini sama seperti Yesus pada waktu bangkit selama 40 hari Ia terus-menerus memberitakan kerajaan Allah.

Mengapa hal ini perlu penekanan, karena banyak orang sibuk melayani tetapi tidak mengutamakan kerajaan Allah. Untuk apa ? padahal mengerjakan hal-hal seperti itu walaupun capai sekali kita tidak bertumbuh dan menolong pertumbuhan orang lain.

Kalau sibuk mengurus persekutuan/ibadah, oke, kalau sibuk memimpin kelompok pemuridan oke, tetapi kalau sibuk hari raya gerejawi untuk apa, bukan berarti  pelayanan seperti itu tidak penting sama sekali tetapi kesibukan, energi dan dana kita yang terkuras belum tentu membuat kita bertumbuh dengan baik. Kita bisa terlibat disitu tetapi itu bukan yang utama. 

Mengapa kita tidak mengambil satu kelompok pemuridan, mengapa kita tidak merintis satu kelompok pemahaman alkitab, betul kita perlu menyalurkan talenta kita dalam  berbagai kegiatan ceremonial agama  tetapi itu bukan yang utama karena bisa jadi itu tidak membuat kita bertumbuh dan menolong pertumbuhan orang lain. Sayang sekali kan.

Yesus datang untuk memberitakan kerajaan Allah, yaitu injil keslamatan, Dia bangkitpun terus-menerus memberitakan kerajaan Allah dan Dia mengutus murid-muridnya pun untuk memberitakan kerajaan Allah. Maka kalau ini bukan yang menjadi fokus kita maka misi Yesus itu digagalkan oleh kita.

Teman-teman mungkin banyak fundraising mendukung pemuridan atau injil kerajaan Allah itu bagus sekali, tetapi kalau tidak bersentuhan langsung dengan pemuridan atau injil maka tidak akan bertumbuh.

Teman-teman yang menjadi majelis gereja fokus utamanya adalah memimpin kebaktian, tetapi kalau hal itu tidak menjadi yang utama, berarti kita mengagalkan misi kerajaan Allah.

Ada seorang senior pelayanan, sudah 60 tahun tetapi luar biasa sampai sekarang tetap bersentuhan dengan pemuridan atau injil, dia beberapa kali WA saya untuk doakan kelompok pemuridan yang dipimipinnya, orang-orang yang dinjilinya yang akan dibawa ke gereja agar mereka mau datang ke gereja karena ada tekanan dari keluarganya, hebat sekali fokus utamanya adalah kerajaan Allah.

Bukan berarti ceremonial lain tidak penting, tetapi yang terutama adalah injil/ kerajaan Allah. Karena itulah tujuan Yesus datang. Jadi habiskanlah waktu lebih banyak tentang injil bukan pada lainnya.

Kembali lagi pada teks ini kalau Tuhan yang mengutus kita, maka apa yang harus kita lakukan untuk mengerjakan misi Allah ini, maka teks ini mengatakan kita harus bergantung sepenuhnya kepada Tuhan, karena tanpa hal itu maka kita tidak mampu menghadapi berbagai tekanan.

Ay 3 mengatakan pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala. Ay 4 Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut.

Ayat-ayat ini menunjukan kita harus bergantung sepenuhnya kepada Allah. Dikatakan kita seperti domba ditengah-tengah serigala, wah kalau tidak bergantung pada Tuhan habislah kita, karena dikelilingi oleh serigala-serigala yang buas, siapa yang bisa. 

Karena domba itu tidak punya kekuatan apa-apa untuk menyerang dan bertahan sedangkan serigala punya cakar dan taring untuk menyerang dan bertahan, maka domba hanya bergantung pada Tuhan.

Juga tidak membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut, berarti harus bergantung sepenuhnya kepada Tuhan.

Saya belum pernah menghadapi seperti domba-domba ditengah-tengah serigala, dan saya tidak tahu kalau kondisi itu terjadi bagaimana respon saya tetapi untuk bergantung pada Tuhan dalam masalah berkat atau pendanaan saya bersyukur PERKANTAS dari dulu menunjukkan hal itu.

Dari dulu PERKANTAS dalam hal pendanaan selalu mengalami masa-masa sulit tetapi luar biasa gaji kami sebagai staf selalu terbayar penuh. Bersyukur akan hal itu, sehingga membuat kita semua yang melayani harus banyak berdoa, bergantung pada Tuhan.

Saya ingat pada waktu saya masih jadi pimpinan cabang dalam masa-masa sulit saya banyak sekali berdoa untuk hal ini, terkadang saya harus pergi ke tempat-tempat tertentu untuk agar lebih berkonseterasi mendoakan ini, agar Tuhan menolong kebutuhan dana institusi, apalagi pada saat itu banyak staf yang studi lanjut, maka butuh banyak doa.

Ketergantungan  pada Tuhan dalam hal dana sangat kelihatan juga dalam seluruh acara--acara PERKANTAS termasuk kamp-kamp  yang ada bahkan hal itu menyebabkan banyak orang yang terlibat dalam pelayanan PERKANTAS melakukan hal yang sama.

Saya bertemu dengan seorang senior staf, seorang yang sederhana sekali, sampai kalau ditanya bagaimana kebutuhan sekolah anak-anakmu, dia hanya mengatakan saya hanya mengandalkan lutut saja. Wah luar biasa.

Ada senior staf minta pensiun dini, karena gaji dia sudah sangat besar agar PERKANTAS tidak lagi menanggung gaji dia, tetapi dia tetap mengerjakan pelayanan ini. Luar biasa.

Maka pelayanan harus bergantung pada Tuhan, tidak bisa mengandalkan kemampuan pribadi, kita mungkin tidak seperti domba ditengah-tengah serigala, tetapi dalam beberapa kasus di persekutuan siswa  dan persekutuan mahasiswa  dimana kita sulit bertetangan dengan guru-guru atau dosen yang berkuasa.

Di salah satu sekolah selama beberapa waktu  kita hanya sebagai tamu, tidak bisa membantu pelayanan itu dengan full sampai akhirnya guru itu pensiun dan kita bisa masuk lagi untuk membantu pelayanan yang ada.

Maka  teruslah bergantung pada Tuhan, bersyukur beberapa persekutuan mahasiswa di Kupang walaupun tidak diijinkan di kampus tetapi mereka tetap beribadah dan melakukan berbagai pembinaan di luar. Hebat sekali. Tuhan terus menolong walaupun dikampus menolak tetapi ada gereja yang rela membuka pintu untuk mereka, itu hanya terjadi karena mereka mau terus bergantung pada Tuhan. 

Dengan bergantung kepada Tuhan bukan hanya Tuhan menolong, memelihara tetapi kuasa dari Tuhan sangat nampak dalam pelayanan. Dalam 19, mereka berkata kepada Yesus ""Tuhan, juga setan-setan takluk kepada kami demi nama-Mu." Mereka diberikan kuasa oleh Tuhan untuk mengusir setan-setan.

Juga Tuhan Yesus katakan "Aku telah memberikan kuasa kepada kamu untuk menginjak ular dan kalajengking dan kuasa untuk  menahan kekuatan musuh, sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu. Tentu ini harus ditafsirkan secara baik-baik.

Karena Tuhan tidak mengutus murid-muridnya untuk pergi berperang dengan ular dan kalejengkin tetapi menunjukan kejahatan rohani yang paling berbahaya dan terhadap itupun mereka bisa menang.

Makanya ay 18 Tuhan katakan "Aku melihat Iblis jatuh seperti kilat dari langit. Jadi kita diberikan kuasa untuk mengalahkan motor dari pada kejahatan yang ada yaitu iblis.

Kuasa Tuhan itu penting dalam pelayanan karena tanpa kuasa pelayanan itu kering dan kita bisa dihancurkan  sijahat. Tanpa kuasa orang bisa buat lucu dalam pemberitaan Firman Tuhan tetapi jemaat tidak ada connecting dengan Tuhan.

Jonathan Edward bukan seorang pengkhotbah yang sangat bagus dalam ilmu berkhotbah, dia hanya membaca khotbhnya tetapi jaman dia terjadi kebangunan rohani yang luar biasa hebatnya, banyak orang bertobat.

Para  penjudi tidak berani lagi lakukan hal itu, orang yang biasa selingkuh punya WIL dan PIL minta ampun dan tidak mau lagi melakukan hal itu, suatu kota mendengar khotbahnya mereka gemetar dan datang kepada Tuhan dan minta ampun.

Maka datanglah kepada Tuhan secara sungguh-sungguh, hiduplah benar sehingga Tuhan memberikan kuasa kepada kita dalam pelayanan yang kita lakukan, mungkin kita hanya berdoa saja tetapi orang merasa suatu doa yang bisa mengerakan dia untuk datang kepada Tuhan.

Mungkin kita hanya melalui pujian tetapi Tuhan memberkati pujian itu sehingga banyak orang yang datang kepada Tuhan. Pak Caleb Tong pernah cerita tentang lagu yang diciptanya, waktu adiknya Stephen Tong nyanyi lagu itu, belum berkhotbah tetapi banyak orang sudah datang kepada Tuhan.

Pelayan-pelayan Tuhan yang diurapi Tuhan baik board atau staf tentu akan sangat berbeda dalam hal mengajar, menasehati selain masalah pemahaman tetapi lebih karena ada kuasa dari Tuhan.

Banyak gereja-gereja yang kering karena kehilangan kuasa dari Tuhan, banyak gereja yang bisa memuaskan pemahaman jemaaatnya tetapi jemaatnya tidak banyak yang bertobat maka mungkin salah satunya karena mereka kehilangan kuasa, walaupun tidak mutlak seperti itu. Tetapi kehilngan kuasa kita tidak akan menggerakan orang datang kepada Tuhan.

Ini seperti yang dicontohkan Tuhan Yesus dalam Markus pasal 1, mereka takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat.

Maka dengan kuasa kita bukan hanya bisa mengalahkan kekuatan sijahat tetapi dalam pelayanan akan membawa orang kepada Kristus. Maka berdoa dan hidup benarlah agar kuasa Tuhan nyata dalam hidup kita.

Akhirnya kita melihat orang yang melayani Tuhan, bukan karena keinginan pribadi tetapi karena Tuhan yang memberikan beban itu dalam dirinya, orang yang melayani harus bergantung sepenuhnya kepada Tuhan maka kuasa Tuhan akan menyertai dalam pelayanan yang dikerjakannya. Selamat melayani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun