Mohon tunggu...
Senny Pellokila
Senny Pellokila Mohon Tunggu... Guru - Kebun binatang safari

Perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pelayanan Penuh Perjuangan

4 Maret 2024   17:04 Diperbarui: 4 Maret 2024   17:06 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jadi Paulus dalam pelayanannya bukan hanya sebagai seorang pengajar, yang tugas hanya mengajar firman Allah seperti  guru atau dosen yang  hanya mengajar tetapi ia juga sebagai seorang gembala, dimana ia membagi hidup dengan jemaat, ia menolong jemaat dalam banyak hal makanya ia katakan kami seperti seorang ibu yang mengasuh dan merawati anak-anaknya. (berarti menolong jemaat dalam banyak hal bukan hanya khotbah saja)

Sebagai gembala, dia pasti mengenal jemaatnya secara dalam, mengenal permasalahannya, kondisi rohaninya, di perhatikan dengan begitu serius bukan hanya kenal nama karena bertemu saat satu minggu satu kali. Tetapi terus mengunjungi jemaat, terus mendoakan  sehingga mengetahui dengan jelas akan kondisi mereka, dan mereka selalu ada dalam pemikirannya sehingga tepat kalau ia mengatakan ia seperti seorang ibu dan bapa bagi mereka. (Karena ini tugas dari pada seorang ibu dan bapa).

Inilah sebenarnya pelayan yang sejati. Pelayan yang sejati bukan hanya bisa mengajar tetapi pelayan yang sejati adalah melayani seperi gembala yang baik, yang sama seperti seorang ibu yang mengasuh dan merawati anaknya.

Maka wajar kalau Paulus begitu rindu beretemu dengan mereka, selalu mendoakan mereka dan mau berkorban bagi mereka. Karena ia ingin membagi hidup dengan mereka. Maka seharusnya inilah yang harus di lakukan oleh kita sebagai seorang pelayan.

Dengan kata lain pelayan bukan hanya seorang yang menfasilitasi sehingga terjadinya persekutuan sekolah/kampus, pelayan bukan hanya seorang pengajar Firman Allah tetapi pelayan adalah seorang yang mengasuh dan merawati jemaatnya/binaannya, membagi hidupnya bukan hanya membagi injil. Membagi injil itu gampang tetapi membagi hidup sangat sulit.

Gereja-gereja sekarang jemaatnya kurang berkualitas karena bisa jadi pelayannya hanya bertindak sebagai pengajar yang hanya mengajar pada saat kebaktian minggu dan kebaktian rumah tangga, bukan sebagai seorang gembala yang mengasuh dan merawati jemaatnya. Mereka hanya membagi injil bukan membagi hidup.

Oleh karena itu filosi pemuridan adalah sarana mambagi hidup bukan hanya membagi injil seperti PA-PA yang di lakukan di gereja-gereja. Membagi hidup berarti hidupnya menjadi contoh, hidupnya mau berkorban bagi orang lain seperti yang di lakukan Paulus dalam ay 9 "Sementara kami bekerja siang malam, supaya jangan menjadi beban bagi siapapun juga di antara kamu, kami memberitakan Injil Allah kepada kamu".

Jadi tidak mau membebani  jemaat tetapi menolong jemaat. Jadi dalam konsep dari pada Paulus yang namanya pelayan itu membagi hidup, bukan hanya membagi injil makanya ia tidak mau membebani jemaat inilah sebagai salah satu wujud pertolongan  Paulus kepada jemaat. Jadi dia sangat memahami konsep membagi injil dan membagi hidup.

Nah, pertanyaannya sudah berapa banyak pertolongan yang bisa kita bagikan kepada jemaat/binaan kita ? kalau hanya sebatas khotbah dan persekutuan, itu dalam konteks Paulus masih sebatas membagi Injil, belum sampai pada seorang ibu yang mengasuh dan merawati anak-anaknya.

 Kalau kita bisa melakukan lebih dari pada itu mau mendoakan mereka secara terus-menerus, mengujungi mereka, bahkan berkorban hidup bagi mereka mungkin itulah yang dinamakan sebagai membagi hidup, seperti seorang ibu yang mengasuh anak-anaknya.

Saya masih jauh dari pada hal-hal seperti ini, tetapi saya juga punya kerinduan yang sama seperti Paulus untuk bisa membagi hidup dengan orang-orang yang saya layani. Karena menurut saya pelayan yang baik adalah pelayan yang mau membagi hidupnya bukan hanya membagi injil. Kalau bpk,ibu setuju dengan konsep ini, maka marilah kita sama-sama belajar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun