Mohon tunggu...
Senny Pellokila
Senny Pellokila Mohon Tunggu... Guru - Kebun binatang safari

Perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pelayanan Penuh Perjuangan

4 Maret 2024   17:04 Diperbarui: 4 Maret 2024   17:06 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dia tidak pernah bermulut manis untuk menyukakan jemaat, jemaat salah dia tegur. Tetapi kalau jemaat punya pertumbuhan yang baik dia sangat memuji. Kalau kita baca surat-suratnya baik untuk jemaat Tesalonika, Galatia, Korintus ia tegur mereka dengan begitu keras, bahkan rasul Petrus yang lebih senior dari padanya ia pun pernah menegurnya. Tetapi jemaat tesalonika yang punya iman dan kasih yang terus bertumbuh maka di puji luar biasa.

Jadi ia sama sekali tidak mau bermulut manis, hanya menyukakan manusia karena ia melayani Tuhan bukan melayani manusia. Bahkan Paulus berani mengatakan dalam ay 5 akhir  bahwa Allah adalah saksi bahwa ia tidak pernah bermulut manis, berarti yang di lakukan itu sungguh-sungguh. Sangat hebat. Siapa disini yang berani mengatakan ; Saya sungguh mengasihi kamu, Allah adalah saksi. Itu kasih yang sangat luar biasa.

Berani kah kita mencontohi hal seperti ini, berani kah kita mengur sahabat kita karena ia salah, walaupun mungkin teguran itu tidak menyukakan dia, akan merengangkan hubungan kita dengan dia tetapi ingat kita hidup untuk menyukakan Tuhan bukan menyukakan hati manusia.

Maukah kita menegur orang yang mungkin lebih senior dari pada kita karena ia berbuat salah. Memang untuk menegur orang yang lebih senior tidaklah mudah, butuh cara-cara tertentu, bahkan untuk menegur semua orang butuh cara-cara tertentu tetapi apakah kita punya niat ? Kalau kita punya niat maka kita berusaha mencari cara yang tepat untuk bisa menegurnya.

Terkadang isi teguran kita baik tetapi karena caranya tidak tepat maka orang itu tidak bisa menerimanya, padahal Alkitab sendiri membukakan berbagai-bagai cara msialnya tegurlah dia di bawah empat mata, kalau dia tidak mau di tambah dua tiga orang dstnya. Tetapi yang paling penting punya niat maka caranya bisa kita cari.

Karena kalau kita tidak menegurnya maka kalau dia sahabat/teman dekat kita maka pada waktu dia hancur kita akan sangat sakit, kita akan turut hancur padahal bisa saja kita cegah dengan teguran kita tetapi kita tidak melakukannya karena sungkan. Amsal 27 : 5 mengatakan : Lebih baik, teguran yang nyata-nyata dari pada kasih yang tersembunyi. Jadi kalau kita sungguh mengasihi dia maka salah satu wujudnya kita harusnya menegurnya kalau ia salah.

Tidak ada anak-anak Tuhan yang salah yang tidak di tegur oleh Tuhan, karena Tuhan sangat mengasihi kita maka dia menegur bahkan menghajar kita karena Ia ingin agar kita kembali dari pada kehidupan kita yang penuh dosa.

Kalau memuji orang kita bisa melakukannya tetapi menegur dosanya kita tidak melakukannya. Itu namanya kita hanya ingin menyukakan hati manusia bukan Tuhan. Karena cari dimanapun yang namanya untuk membangun pelayanan pasti ada dosa-dosa tertentu yang harus kita tegur.

Ada pemuda-pemuda gereja waktu di pelayanan sangat bersinar tetapi di rumah malasnya minta ampun, orang demikian harus kita tegur jangan sampai akhirnya orang tuanya berkata : lebih baik lu di PERKANTAS/di geraja saja.

Memang teguran itu tidak menyenangkan tetapi teguran yang benar bisa menolong seseorang untuk tidak melakukan kejahatan, teguran yang benar adalah wujud kasih kita kepada dia. Maka jikalau kita sungguh mengasihi dia, ingin agar ia tidak jatuh dalam dosa maka selama masih ada kesempatan tegurlah dia, jangan sampai dia sudah jatuh dalam dosan baru kitapun turut menyesal.

Selanjutnya dalam ay 7 Paulus membalikan suatu konsep bahwa ia tidak mencari pujian manusia, tidak mencari keuntungan pribadi  tetapi dalam pelayanannya ia membagi hidup dengan jemaat. Ia katakan dalam ay 7 Tetapi kami berlaku ramah di antara kamu, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya.  Demikianlah kami, dalam kasih sayang yang besar akan kamu, bukan saja rela membagi Injil Allah dengan kamu, tetapi juga hidup kami sendiri dengan kamu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun