Mohon tunggu...
Senny Pellokila
Senny Pellokila Mohon Tunggu... Guru - Kebun binatang safari

Perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kemuliaan Bagi Allah dan Damai Sejahtera di Bumi

20 Februari 2024   18:16 Diperbarui: 20 Februari 2024   18:16 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau kita melihat akan pernyataan Lukas 2:14 ini, maka ini adalah pujian dari pada bala tentara sorga kepada Allah tentang kedatangan Yesus. Mereka memuji Allah dengan berkata "Kemuliaan bagi Allah ditempat yang maha tinggi, jadi kelahiran Yesus adalah adalah suatu kemuliaan bagi Allah karena karena kuasa dan kasihNya telah menjadi nyata.

Mungkin sama seperti seorang ibu yang bergumul adanya anak, lakukan segala usaha yang paling mahal tidak ada hasil, IB, bayi tabung dsbnya tidak ada hasil, akhirnya menyerah dan hanya berdoa sungguh-sungguh dan menyerahkan kepada Tuhan eh ternyata hamil dan bisa melahirkan, maka segala kemuliaan kepada Allah karena kuasa dan kasih Allah kepada orang itu sangat nyata.

Maka seharusnya sebagai anak Tuhan kita bersyukur karena Natal itu menunjukkan Allah mau mengasihi kita, Natal itu menunjukan kuasa Allah nyata kepada kita. Tidak ada kasih yang lebih besar dari Allah memberikan anaknya kepada kita, Yoh 3:16 berkata : "karena begitu besar kasih Allah kepada kita, maka Ia telah mengaruniakan anakNya yang tunggal. Itu kasih yang sangat besar.

Orang memberikan AnakNya demi  suatu tebusan, itu kasih yang besar, orang memberikan AnakNya untuk mengantikan manusia berdosa yang adalah musuhnya maka itu kasih yang besar, dan tidak ada kasih seperti itu rela mati mengantikan musuhnya. Apalagi rela turun dari sorga mulia masuk ke dalam dunia yang cemar itu kasih yang besar.

Tetapi kebalikan kalau Allah hanya memberikan aturan ini baik, ini tidak baik dan Dia tahu manusia tidak mungkin melakukan seluruh hukum-hukumNya secara sempurna dan Dia bisa membantu, tetapi hanya menuntut, maka itu Allah yang tidak mengasihi. Itu Allah yang ada dalam agama-agama lain.

Allah kita bukan seperti itu, Dia tahu manusia tidak mungkin bisa masuk surga dengan seluruh kebaikannya, manusia tidak mungkin sempurna melakukan seluruh hukum-hukum yang ada, maka Dia membantu manusia,menanggung hukuman, membantu manusia dengan melakukan seluruh hukum-hukum yang ada, maka itu menunjukan kasihNya yang luar biasa kepada kita.

Ada seorang pemuda yang tinggal dengan orang tua yang sangat sederhana, orang tuanya pingin anak-anaknya itu bisa berhasil, maka orang tua sekuat tenaga menyekolahkan mereka sampai perguruan tinggi, tetapi tetap ada keterbatasan ekonomi karena bukan hanya dia yang kuliah ada juga kaka dan adiknya yang ditanggung orang tuanya.

Maka kalau sudah masa registrasi anak ini  sengaja pergi ke rumah omnya dan membantu om dan tantenya mengerjakan apa saja dan mereka  tahu bahwa dia datang untuk kebutuhan registrasi dan omnya akan membantunya dan itu berkali-kali sampai dia lulus dan dapat pekerjaan yang baik. 

Om dan tantenya bukan orang yang baik, bahkan punya tabiat-tabiat yang kurang bagus dalam hidup bermasyarkat tetapi kebaikan om dan tante itu tidak pernah luntur walaupun tabiat mereka tetap "kurang bagus".

Bahkan suatu waktu omnya mengalami musibah yang sangat besar  maka dialah paling banyak membantu omnya, karena dia tahu omnya sangat berjasa dalam hidupnya.

Nah Allah memberikan Kristus kepada kita jauh lebih dari itu. Manusia yang seharusnya masuk neraka tetapi dilepaskan melalui Kristus sehingga bisa masuk surga. Itu kasih yang sangat besar, maka seharusnya kita sudah dibebaskan mau hidup seperti apa yang Allah inginkan.

Kita bisa dapat hadiah tanah, hadiah rumah, kendaraan bahkan ada yang diberikan transplantasi jantung tetapi semuanya tidak ada dibanding surga yang mulia. Kerajaan surga lebih dari pada semua yang ada, oleh karena itu kita yang sudah dibebaskan  maka sepanjang hidup, kita mau menyenangkan hatiNya.

Selanjutnya dikatakan dalam teks ini ada damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya. Jadi bagi manusia yang berkenan kepada Allah atau yang menerima Yesus sebagai hadiah Natal  itu maka dalam hidupnya ada damai sejahtera.

Kata damai sejahtera (Irene dalam bahasa Yunani, atau Syalom dalam bahasa Ibrani) suatu kata yang dalam sekali tentang damai sejahtera yaitu adanya suatu kesejahteraan, keslamatan, berkat dan bahagia sehingga hidup yang menyenangkan atau  suatu  hidup yang penuh dengan kedamaian.

Berarti damai sejahtera itu bukan kita punya uang yang banyak,   punya gelar yang tinggi dan pekerjaan yang mapan tetapi karena ada Yesus dalam hidup kita. Kita bisa tidak punya uang tetapi ada damai karena ada Yesus bersama dengan kita, itu lebih dari pada apapun.

Tetapi orang yang tidak ada Yesus dalam hidupnya pada waktu tidak punya uang, kuatir, cemas, bingung, hati tidak pernah tenang karena merasa yang bisa menolong hidupnya adalah uang bukan Tuhan tanpa sadar banyak anak Tuhan yang sudah mengantikan Tuhan dengan uang yang ada.

Tetapi kebalikan dikatakan janda yang miskin dalam Alkitab rela memberikan apa yang ada sebagai persembahan tetapi hidupnya tetap tenang, karena dia tahu yang bisa menolong dia adalah Tuhan.

Ada orang yang divonis kanker tetapi hidupnya  tetap tenang seperti tidak mengalami kanker, tidak mengeluh, cemas tetap rajin bekerja, menolong sesama, berusaha untuk mengobati kankernya tetapi hatinya siap mengalami kematian, karena ada Yesus dalam hatinya.

Jadi damai sejahtera itu karena ada Yesus dalam hidup kita, maka dikatakan dalam teks ini damai sejahtera dibumi, diantara manusia yang berkenan kepadanya, jadi melalui hidup anak-anak Tuhan, damai sejahtera itu menjadi nyata. Bumi ini akan penuh dengan damai sejahtera jika ada anak-anak Tuhan. Aura kedamaian itu akan terpancar lewat hidup dari pada anak-anak Tuhan.

Institusi-institusi  akan penuh dengan damai sejahtera jika ada anak-anak Tuhan di dalamnya. Institusi dimanapun jika ada anak Tuhan maka damai sejahtera itu kelihatan. Tetapi kebalikan dengan keberadaan diri kita institusi semakin kacau, aura kedamian tidak ada, yang ada adalah ambisi yang kotor, keserakahan dan mementingkan diri sendiri, berarti kita bukan anak Tuhan, hanya agama kita saja yang Krsiten, tetapi tidak ada Yesus dalam hidup kita, maka aura kedamian tidak terpancar dalam hidupnya untuk bisa mempengaruhi orang lain.

Suatu waktu ada seorang ibu ditinggalkan oleh sesoarang anak laki-laki, hatinya penuh dengan kemarahan, kecewa pada Tuhan, dia tidak mau dihibur dan berikhtiar untuk meninggalkan Tuhan, karena Tuhan tidak sayang padanya, bersyukur banyak orang mendoakan dia, suatu waktu tanpa sadar dia bertemu dengan seorang ibu, tenyata ibu ini kehilangan tiga orang anak laki-laki pada masa tuanya, tetapi ibu ini luar biasa tetap melayani, rajin bekerja dan membantu banyak orang.

Lalu dia bertanya mengapa kamu bisa seperti ini, ibu ini hanya katakan pada waktu anak-anakku sakit aku berdoa sungguh-sungguh agar Tuhan menolong mereka tetapi Tuhan menjawab hal yang berbeda, aku sedih karena aku merasa dalam masa tuaku anak-anak ku yang harusnya menopang hidupku, tetapi ternyata mereka tiada.

Tetapi aku merasa Tuhan menggerakan aku untuk tetap setia kepadaNya, dan sekarang aku melihat bahwa banyak orang yang seperti anak kandung membantu aku dalam masa tuaku. Maka tidak ada lagi yang aku cemaskan, aku terus melayani Tuhan, menolong orang lain dan hidup seperti apa yang Tuhan kehendaki.

Bahkan pernah suatu kali aku mengalami kecelakaan, seseorang mahasisiwa menolong aku, membawa aku ke rumah sakit bahkan menolong dalam pembiayaan rumah sakit karena bapaknya orang berada, dia menolong lebih dari anak kandung sendiri, maka apa yang harus aku kuatirkan lagi.

Jadi damai sejahtera itu bukan karena kita punya anak-anak, punya berkat-berkat lain yang bisa menunjang hidup kita, tetapi damai sejahtera itu karena ada Yesus dalam hidup kita.

Rasul Paulus pernah mengatakan : sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan. Aku tahu apa itu kekurangan, dan aku tahu apa itu kelimpahan. Kalaupun berkelimpahan dia bersyukur, tetapi kalaupun berkekurangan diapun bersyukur maka akhirnya dia katakan  "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaKu". Jadi walaupun dia mengalami kondisi-kondisi yang sulit, dia dapat menanggungnya, ada kedamian karena dia bersama dengan Tuhan.

Jadi Allah pingin orang-orang yang dimana Allah sudah berkenan kepadaNya, maka diapun hidup berkenan kepada Allah  seperti dikatakan dalam teks ini, damai sejahtera dibumi bagi orang yang berkenan kepadaNya, jadi  orang hanya bisa berkenan kepada Allah karena Allah sudah mengasihi dirinya, dan diapun harus menunjukan keberadaan Allah itu dalam hidupnya.

Jadi kalau Allah sudah berkenan kepada kita maka hiduplah seperti yang Allah mau, hidup benar jangan hidup dalam kejahatan karena kitapun harus hidup berkenan kepada Allah.

Kalau mahasiswa nyontek, masih pelagiat, malas belajar, main game berjam-jam dan tidak ada rasa bersalah melakuakan semua itu maka bisa jadi Allah belum berkenan kepadanya maka diapun hidup tidak berkenan kepada Allah, wah itu hidup yang hancur.

Kalau dari mahasiswa suka nyontek, pelagiat pasti besok akan korupsi, tidak setia dalam hal-hal kecil maka tidak akan setia juga dalam hal-hal besar. Kalau dari mahasiswa malas maka besok lusa akan jadi benalu/parasit, walaupun sudah berkeluarga selalau merepotkan orang tua, keluarga, dll. Percuma saja hidup seperti itu.

Maka orang yang Allah sudah berkenan kepadanya maka hidupnya berbeda, terjadi perubahan karena dia akan  berusaha untuk hidup berkenan kepada Allah.

Ada seseorang yang ternama kaya, pada waktu masih muda hidup dengan gaya hidup borju, hedon dengan tidak memikirkan masa depannya, seluruh kehidupan yang dicari dunia sudah dinikmatinya, termasuk memuaskan hawa nafsu seks terus dilakukannya tetapi hidupnya hampa.

Suatu waktu dia bertemu dengan injil lewat musibah-musibah hidup yang dialaminya, dan dia mulai hidup benar seturut dengan apa yang Tuhan mau, dia katakan itu tidaklah mudah, tetapi dia belajar jatuh bangun sampai akhir terjadi perubahan-perubahan yang luar biasa terjadi.

Dia pingin putus dengan pacarnya tetapi dia bingung apa yang harus dia katakan, suatu waktu pacarnya meminta hubungan sex tetapi dia beralasan lagi sakit dsbnya dan itu bukan satu kali, tetapi beberapa kali.

Bahkan dia pernah mengantar pacarnya pulang karena sudah larut orang tua pacarnya menginjinkan dia tidur sekamar dengan anaknya tetapi dia menolak memilih tidur dikursi saja. Sampai akhirnya pacar minta putus, lalu dia bertanya apa alasannya, dan pacarnya katakan kita berdua sudah jauh berbeda, tetapi dalam hatinya ia katakan puji Tuhan.

Jadi orang yang di dalam Tuhan akan berusaha hidup berkenan kepada Allah karena menunjukkan bahwa Allah sudah terlebih dahulu berkenan kepadanya, tetapi orang yang diluar Allah akan hidup menurut keinginan dunia dan dirinya dan pasti hidup akan hancur.

Nah saat ini dimanakah posisi hidup kita semua, kalau kita hanya hidup untuk diri sendiri, menyenangkan diri maka bisa jadi Allah Allah belum berkenan kepadamu, maka hidupmu akan menghancurkan banyak orang.

Maka jika engkau ingin hidup berkenan kepada Allah, maka terimalah Yesus sebagai Tuhan karena Dia datang ke dalam dunia untuk menebus dosamu, untuk mengubah hidupmu, kalau tidak hidupmu akan hancur dan akhirnya binasa.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun