Mohon tunggu...
Senny Pellokila
Senny Pellokila Mohon Tunggu... Guru - Kebun binatang safari

Perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kuatkan dan Teguhkan Hatimu

11 Oktober 2023   17:56 Diperbarui: 15 Oktober 2023   20:05 1082
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernyataan kuatkan dan teguhkanlah hatimu adalah pernyataan yang terus di ulang-ulang bagi bangsa Israel dan secara khusus bagi Yosua. Pernyataan ini berasal dari pada Tuhan, dan di sampaikan Musa kepada Yosua. Kemudian pernyataan ini juga di sampaikan Musa kepada bangsa Israel dalam Ul 31:6.

Pernyataan ini juga di sampaikan Tuhan kepada Yosua sebanyak tiga kali dan pernyataan ini juga di sampaikan oleh Yosua kepada bangsa Israel. Berarti pernyataan ini sangat penting dan  pernyataan ini adalah suatu persyaratan untuk Tuhan menolong.

Kalau kita lihat pada konteks Ul 31 : 1-6 maka Tuhan katakan : Dialah yang akan memunahkan bangsa-bangsa itu dari hadapanmu..., seperti yang dilakukan terhadap Sihon dan Og, raja-raja orang Amori, yang telah dipunahkan-Nya itu,... Tuhan akan menyerahkan bangsa-bangsa Kanaan itu kepada Yosua, tetapi TUHAN meminta Yosua  untuk kuatkan dan teguhkan hatinya, janganlah takut dan jangan gemetar terhadap mereka.

Jadi Tuhan tahu bahwa bangsa Isarel adalah bangsa yang rentan terhadap ketakutan, kecemasan apalagi akan menghadapi begitu banyak bangsa maka hati mereka akan ciut, apalagi berdasarkan survey mereka melihat bangsa-bangsa di sana adalah bangsa yang kuat dan juga ada yang keturunan raksasa maka hati mereka lebih ciut lagi.

Memang Tuhan sudah menunjukkan keperkasaanya pada waktu mereka mengalahkan bebarapa bangsa seperti Hesybon dan Basan yang rajanya adalah Sihon dan Og, di tepi timur sungai Yordan tetapi tetap saja sewaktu-waktu  mereka akan takut apalagi menghadapi banyak bangsa.

Oleh karena itu Tuhan katakan kalau kamu ingin berhasil, bisa mengalahkan mereka maka syaratnya yaitu "kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu".

Dan pernyataan ini juga di berikan kepada Yosua dalam konteks yang sama untuk terus beriman bahwa Tuhan menyertai-Nya. Dan pernyataan kepada Yosua jauh lebih banyak, dan di ulang berkali-kali baik oleh Musa maupun Tuhan sendiri.

Padahal kalau kita melihat Yosua termasuk orang yang sangat beriman karena dari orang-orang yang dikirim untuk mensurvei tanah kanaan hanya Yosua dan Kaleb yang terus beriman bahwa Tuhan mampu mengalahkan bangsa-bangsa di tanah kanaan.

Dan Yosualah sebagai penglima perang yang terjun langsung mengalahkan raja Sihon, Og, dan raja-raja di sebelah timur sungai Yordan berarti ia sendiri merasakan keperkasaan Tuhan dalam menolong bangsanya. Tetapi Tuhan mengatakan kepada dia berulang-ulang kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu.

Berarti pernyataan kepada Yosua ini, juga menunjukkan kepada kita bahwa walaupun kita orang yang sangat beriman tetapi sewaktu-waktu hati kita juga akan ciut apalagi menghadapi hal-hal yang diluar kemampuan kita.

Karena Yosua saja yang sangat beriman, Tuhan tetap mengatakan berulang-ulang "kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu" berarti ini juga sangat penting bagi kita, karena Tuhan tahu sewaktu-waktu kita adalah orang-orang yang cemas, takut baik dalam hidup atau dalam mengerjakan misinya Tuhan.

Kalau kita membandingkan dengan tokoh-tokoh Alkitab yang lain banyak juga yang mengalami kecamasan, ketakutan sehingga tidak lagi beriman. Padahal, disaat sebelumnya mereka sangat beriman.

  • Abraham walaupun sangat beriman pada mulanya tetapi juga takut, cemas, kehilangan iman pada waktu terjadi kelaparan yang hebat di tanah kanaan, kehilngan iman lagi di hadapan Firaun dan Abimelekh sampai rela membiarkan istrinya tinggal dengan mereka.
  • Elia tokoh besar Perjanjian Lama, sangat beriman pada mulanya sampai berani menghadapi raja Ahab dan mengalahkan 450 nabi baal dan 400 nabi asyer tetapi pada waktu di ancam izebel, maka ia lari ketakutan sampai akhirnya minta untuk Tuhan mengambil jiwanya, begitu takut, berbalik 180 derajat dari mulanya.

Maka Tuhan ingin katakan pada Yosua dan bangsa Israel pada waktu kalian takut, cemas, maka kalian tidak bisa mengalahkan bangsa-bangsa kuat yang ada di tanah kanaan tetapi pada waktu kalian terus beriman maka kalian bisa mengalahkan mereka, oleh karena itu Tuhan minta pada mereka kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu.

Nah apa yang membuat kita takut, cemas, kuatir ? banyak hal, pada saat kita takut, cemas, hidup dan pelayanan kita akan berantakan. Pada saat kita takut terhadap resiko, kondisi ekonomi maka kita tidak bisa hidup benar, pada saat kita takut terhadap bahaya kehidupan maka kita akan melakukan tindakan yang tidak beriman.

Maka wajar banyak anak-anak Tuhan dalam pekerjaan, hidupnya mulai berjalan dalam kegelapan, padahal pada mulanya sangat beriman.

Memang resiko terkadang membuat kita mengambil langkah yang tidak tepat. Seseorang pernah bercerita pada waktu bapanya opname di RS karena sakit stroke yang cukup panjang,  dia katakan kepada saudara-saudara bahwa dia tidak mau berhutang untuk hal ini.

Dia tidak tahu apakah itu pernyataan bodoh atau  beriman tetapi dia ingin meyakinkan diri bahwa Tuhan pasti menolong hidup mereka, tanpa berhutang. Reaksi saudara-saudaranya pada saat itu tidak mengembirakan tetapi ada seorang saudaranya yang bijak mengatakan itukan prinsip yang tidak bisa dipaksakan pada kita.

Tetapi kebalikan pada waktu mamanya meninggal dengan begitu cepat di RS, dia hanya punya sedikit uang, saudaranya yang menemani dia juga tidak punya uang sedangkan yang lain masih di luar daerah.

Lalu dia katakan kepada temannya : Tolong pinjamkan saya uang sekian juta, karena saya harus membayar biaya rumah sakit dan kamar jenasah, tetapi luar biasa, pada saat itu juga begitu cepat teman-temannya mengumpulkan beberapa juta dan di berikan kepadanya sebagai sumbangan.

Maka akhirnya dia katakan terkadang resiko hanya sebatas bayangan dalam keadaan nyatanya Tuhan selalu memelihara. Seorang pengurus navigatorpun mengatakan : Kalau kita hidup dalam Tuhan maka kita sangat mengetahui cara kerja Allah dalam hidup kita.

Yosua kalau ia tidak berimaan kepada Tuhan, tidak menguatkan dan meneguhkan hatinya maka hati dia akan ciut sama seperti pengintai-pengintai yang lain ; Bangsa-bangsa di sana terlau kuat dan ada yang raksasa, tetapi ternyata pada waktu ia menjalani begitu gampang ia mengalahkan bangsa-bangsa yang ada.

Yerikho saja hanya pakai nyanyian, untuk mengalahkan orang Amori Tuhan menggunakan hujan batu : bahkan Alkitab mengatakan yang mati kena hujan batu lebih banyak jumlahnya dari pada yang dibunuh oleh orang Israel dengan pedang. Jadi dalam realitanya sangat mudah, terkadang kita hanya takut bayangan.

Terkadang masalah keterbatasan ekonomi, resiko masa depan bisa membuat kita mencuri atau hidup tidak benar dan masih banyak hal yang terkadang membuat  hati kita lemah, hati kita ciut, kita kehilangan iman. Oleh karena itu apa yang harus kita lakukan ?

Tuhan itu sangat baik, Dia tahu bahwa kita itu adalah makhluk yang sangat lemah, kehilangan iman dalam saat-saat tertentu oleh karena itu Tuhan selalu minta kita datang kepada Dia, agar kita di kuatkan dan di teguhkan sehingga bisa berhasil.

  • Fil 4:6-7 : Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.
  • 1 Pet 5:7 :Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.

Tuhan tahu kita kuatir maka teruslah berdoa, agar Tuhan selalu menguatkan dan meneguhkan hati kita. Inilah yang harus kita lakukan, kita ini bukan Tuhan tetapi sama seperti Abraham, sama seperti Elia, sama seperti bangsa Israel dan sama seperti Yosua dimana sewaktu-waktu iman kita bisa menjadi lemah maka teruslah berdoa.

Seseorang pernah bercerita pada waktu ia  putus cinta, lebih tepat di putuskan dan pada saat itu ia berumur 30 tahun, dan di suatu daerah yang bukan kota. Dia katakana ini usia yang kritis, untuk mencari wanita yang takut Tuhan yang usianya mendekati dia sulit, bahkan banyak yang sudah menikah, kalaupun belum menikah sudah ada calonnya.

Apalagi pekerjaan dia di suatu lembaga yang tidak di kenal maka abislah  akal sehatnya. Mulai saat itu, ia katakana : hampir setiap hari dia berdoa bagi teman Hidup, karena kalau ia tidak berdoa pasti kuatir karena yang ada dalam pemikirannya saya sekarang 30 tahun dan tinggal di daerah lagi... dan bukan mempunyai pekerjaan yang bonafit. Maka harus terus berdoa

Maka bisa jadi juga bpk/ibu akan mengalami hal-hal yang sama seperti orang ini, atau hal-hal tertentu yang membuat bpk/ibu begitu kuatir, maka teruslah berdoa  sehingga Tuhan terus menguatkan dan meneguhkan hati kita. Maka kata kuatkan dan teguhkanlah hatimu bukan berarti kita tidak pernah kuatir atau cemas, kita bias kuatir  tetapi pada waktu kita datang kepada Tuhan maka Ia akan terus menguatkan kita.

Akhirnya dari point pertama ini kita bisa melihat kalau mau berhasil maka jangan kuatir, jangan cemas, peganlah janji Tuhan tetapi kalaupun kuatir teruslah berdoa agar Tuhan menguatkan dan meneguhkan hati kita sehingga kita bisa berhasil dalam jalan-jalan Tuhan.

Selanjutnya "kuatkan dan teguhkanlah hatimu" bisa menghindarkan kita agar tidak berjalan dengan kekuatan sendiri. Dalam  ay 8 di katakan : Sebab TUHAN, Dia sendiri akan berjalan di depanmu, Dia sendiri akan menyertai engkau, Dia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau; janganlah takut dan janganlah patah hati." Ini hanya berlaku bagi orang yang mengandalkan Tuhan.

Jadi kalau mengandalkan Tuhan, maka Tuhan akan beserta kita tetapi pada waktu kita tidak mengandalkan Tuhan maka kita akan berjalan dengan kekuatan sendiri. Maka bisa jadi hati kita akan ciut tetapi bisa juga kita akan terus berani dalam kondisi apapun tetapi di dasarkan pada kekuatan sendiri.

Goliat seorang prajurit yang sangat berani dan hebat. Ia merasa hebat karena di tunjang oleh kondisi fisiknya, yang sangat tinggi, kekar dan kuat dan terlatih untuk berperang. Tetapi sehebat apapun seseorang tetapi kalau ia berjalan dengan sendirinya hasilnya akan jauh berbeda kalau ia berjalan dengan kekuatan Tuhan. Daud walaupun kecil dengan kekuatan Tuhan ia bisa mengalahkan singa, beruang, dan Goliat.

Kalau Yosua berjalan dengan kekuatan sendiri sangat sulit ia bisa mengalahkan begitu banyak bangsa yang kuat di tepi sebelah barat sungai Yordan. Dalam Yos 12:24 di katakan ada 31 raja yang di kalahkannya, jelas ini hanya karena kekuatan dari Tuhan, apalagi bangsa itu tidak punya kekuatan militer yang cukup.

Pada saat Yosua merefeksikan kembali kemenangan ini tentu hanya ada ucapan syukur, terima kasih dan mau terus setia kepada Tuhan. Dia pun mungkin tidak abis pikir koq bisa ya kami mengalahkan begitu banyak bangsa yang ada.

Jadi kalau kita bekerja dengan kekuatan sendiri bisa berhasil tetapi tidak sedahysat kalau Tuhan yang bekerja. Jadi walaupun kita punya kapasitas, kita pintar, punya kemampuan untuk mengorganisir, punya kemampuan untuk memotivasi, pekerja keras bisa berhasil, tetapi kalau mengandalkan Tuhan hasilnya jauh dari pada apa yang kita pikirkan.

Basuki Tjhaya Purnama /ahok bisa di katakan orang yang mengandalkan Tuhan. Kalau kita cek di internet maka diapun mengakui sudah 20 kali membaca Firman Tuhan. maka wajar Tuhan memakai dia begitu luar biasa.

Bagaimana mungkin 98 % bukan orang Kristen tetapi dia seorang minoritas mampu menjadi bupati. Di ibukota Negara, mampu  jadi gubernur. Semua orang tidak percaya bahkan FPI tidak percaya koq bisa orang ini akhirnya jadi Gubernur.

Membangun Jakarta dengan tidak memakasimalkan dana APBD tapi dari dukungan dana CSR dan banyak sekali yang di kerjakan (normalisasi sungai dan waduk, rumah susun, ruang terbuka hijau. dll. kalau hanya bekerja dengan kekuatan sendiri saya rasa sangat sulit, bisa sukses karena bekerja dengan Tuhan.

Kalau mengandalkan Tuhan halangan sebesar apapun bisa dia lalui tetapi kalau tidak mengandalkan Tuhan mungkin Ahok pun tidak secemerlang sekarang (Melawan Preman DPRD, FPI, penutupan klub malam stadium, pungli).

Memang keberhasilan Yosua sebagai suatu team selain Yosua terus beriman dan tidak mengandalkan dirinya  hal itu juga di ikuti oleh bangsa Israel, memang ada riak seperti peristiwa Akhan di kota Ai, tetapi bangsa itu terus beriman pada Tuhan.

Kalau seandainya team tidak bersatu, ada yang beriman dan ada yang berjalan dengan kekuatan sendiri maka mungkin hasilnya tidak seperti yang di alami Yosua pada saat itu.

Karena di banding Musa, walaupun Musa seorang pemimpin yang sangat hebat, beriman kepada Tuhan, tidak berjalan dengan kekuatan sendiri, tetapi hal itu tidak di dukung oleh teamnya.

Pada saat itu bangsa Israel sangat mengeluh, pengintai-pengintai banyak tidak beriman bahkan Harun saudaranya sendiri tidak beriman kepada YHWH dengan membuat patung lembu emas dan memimpin bangsa Israel untuk menyembah dewa tersebut. Maka bangsa itu akhirnya menjadi bangsa yang babak belur, di gigit ular, di hukum Tuhan sampai satu generasi mati di padang gurun.

Maka dalam satu team, entah team kerja, satu keluarga, team pelayanan kalau ada yang berjalan dengan kekuatan sendiri maka akan pincang, keberhasilannya akan jauh berbeda kalau semuanya mengandalkan Tuhan dan bisa jadi juga kita akan jatuh sama seperti Musa.

Yang membuat Harun dan Eli gagal adalah anak-anaknya sampai Tuhan menghukum Eli gara-gara anak-anaknya. Kalau Ayub mendapatkan istri yang takut akan Tuhan maka mungkin ia akan cepat bangkit dari pada ujian iman tersebut karena sama-sama saling menolong tetapi yang terjadi lukanya semakin mendalam karena istrinya sendiri meminta ia mengutuki akan Allah.

Oleh karena itu selain kita tidak boleh mengandalkan diri, tetapi kita juga harus bisa mempengaruhi orang-orang yang berada dengan kita dalam satu team agar merekapun terus beriman kepada Tuhan, karena kalau tidak, bisa jadi kita akan gagal atau tidak merasakan pemeliharaan Tuhan yang ajaib.  Kita harus mempengaruhi keluarga kita, mempengaruhi team pelayanan dan  rekan-rekan kerja kita agar semuanya mau mengandalkan Tuhan.

Akhirnya ke depan kita tidak tahu apa yang akan terjadi dengan hidup kita, tidak tahu apa yang akan terjadi dengan pekerjaan kita, tidak tahu apa yang terjadi dengan keluarga kita.

Mungkin badai yang besar akan menghampiri hidup kita, itu perlu agar kita terus bertumbuh tetapi kita mampu menghadapi semuanya dengan cara terus beriman kepada Tuhan, tetapi pada saat kita cemas, takut maka banyak berdoa agar Tuhan terus menguatkan dan meneguhkan kita dan jangan hanya berjalan sendiri tetapi ajaklah banyak orang dalam satu keluarga, satu team agar semuanya mau mengandalkan Tuhan sehingga mukjisat yang besar akan terus kita alami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun