Mohon tunggu...
Senny Pellokila
Senny Pellokila Mohon Tunggu... Guru - Kebun binatang safari

Perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kehidupan Orang yang Kurang Beriman

9 September 2023   08:02 Diperbarui: 9 September 2023   08:13 655
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisa di katakan dalam 3 kali ujian mereka selalu menunjukkan prilaku yang sama, mengurutu dan ingin kembali ke Mesir. Pada saat terjepit di laut terberau mereka  menunjukan prilaku itu, pada waktu menemukan air pahit di Marapun sama, dan kali ini di Meribapun mereka mengatakan dan berprilaku yang sama.

Jadi mereka selalu gagal, tidak mau bertumbuh, maka kalau sampai Tuhan tetap menolong, mendemonstrasikan kuasa-Nya maka tujuannya agar mereka bisa percaya dan mau bertumbuh. 

Jadi  kalau Tuhan masih menolong bukan berarti Tuhan mentolerir prilaku mereka tapi agar mereka mau kembali pada Tuhan. Dan ini  kesempatan yang luar biasa yang di berikan Tuhan kepada bangsa Israel, karena di semua kesempatan yang di berikan selalu di sertai dengan pendemonstrasian kuasa-Nya yang begitu ajaib, tetapi mereka selalu gagal.

Jadi kalau dalam kehidupan ini, kita berprilaku sama seperti bangsa Israel sering mengeluh, mengerutu, dan mengomel tetapi Tuhan masih tetap menolong bukan berarti Tuhan mentolerir prilaku kita tetapi Tuhan ingin agar kita percaya pada-Nya dalam pengujian-pengujian selanjutNya, sehingga kita bisa bertumbuh.

Oleh karena itu pada waktu kita melihat orang yang jahat tetapi koq Tuhan terus menolong dia. Sepertinya dia tambah kaya padahal kita tahu dia orang yang suka mencuri, karirnya semakin naik padahal kita tahu dia sering menyingkut dan menghancurkan orang lain, terus saja jadi anggota Dewan beberapa periode dengan cara membayar, dll.

Itu bukan berarti Tuhan mentolerir perbuatan mereka tetapi anugrah Tuhan tetap melimpah dalam hidup mereka agar mereka mau kembali percaya. Tetapi kalau mereka tidak mau kembali beriman maka sampai pada satu titik tertentu Tuhan akan menghancurkan mereka. Dan itu sudah terbukti, pada bangsa Israel akhirnya hancur.

Makanya kasih karunia Tuhan di berikan bukan untuk manusia terus berbuat kejahatan tetapi agar manusia, mau kembali kepada Tuhan. Dan inilah yang terjadi dalam kehidupan Saint Agustin, bapa geraja.

Umur belasan tahun sudah hidup dengan wanita simpanan sampai punya anak, walaupun mamanya seorang katolik yang taat tetapi dia meninggalkan kekristenan dan mengikuti suatu aliran tertentu yang sangat berbeda dengan kekristenan tetapi karir retorikanya terus naik sampai menjadi guru besar di Roma walaupun masih muda.

Jadi kasih karunia terus ada dalam hidup Agustinus bukan untuk dia terus hidup dalam kejahatan tetapi supaya ia kembali kepada Tuhan. Dan akhirnya semuanya itu terjadi, berkat ketekunan doa dari mamanya, Agustinus bertobat sampai akhirnya menjadi orang yang di pakai Tuhan dengan begitu luar biasa.

Oleh karena itu yang terpenting dalam hidup kita adalah selalu lihat prilaku kita apakah berpedanan dengan kehendak Tuhan atau tidak, jangan hanya melihat kasih karunia yang besar sehingga terus hidup dalam kejahatan.

Karena ada pendeta hidupnya kacau, kalau dia ngajar pasti sering terlambat, tidak mau di tegur, suka telp wanita-wanita yang cantik akhir jatuh dalam perselingkuhan dengan seorang wanita yang masih muda, tetapi dalam kehidupannya yang  kacau kalau ada KKR yang megah di Kota Bandung- Jakarta selalu menjadi pengkhotbah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun