Mohon tunggu...
Senny Pellokila
Senny Pellokila Mohon Tunggu... Guru - Kebun binatang safari

Perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Indonesia Bertobat, Indonesia Berdoa

17 Agustus 2023   10:23 Diperbarui: 17 Agustus 2023   10:42 659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belum lagi mereka yang leluar dari Yerusalem ditangkap musuh lalu dipaku diatas kayu salib dan digantungkan dengan posisi menghadap yerusalem, dan setiap malam ratusan orang yang diperlakukan dengan cara yang sadis seperti itu.

Akhirnya musuh menguasai kota itu, bait Allah dibakar rumah-rumah penduduk serta benteng kota juga dibakar sehingga Yerusalem menjadi puing-puing sehingga siapapun melihat pada saat itu tidak sanggup menahan air mata. Jendral Titus (pemimpin roma) sampai mengatakan Tuhan ini bukan hal yang mau aku lakukan.

Semaunya itu terjadi karena dosa, maka jika umat Tuhan dinegri ini, dikota-kota terus hidup dalam kejahatan maka Tuhan akan menghancurkan negeri dan kota kita.

Selanjutnya kalau kita melihat pada ay 16 dikatakan : Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mataku, berhentilah berbuat jahat. Maka seharusnya umat Tuhan bersyukur, berterima kasih karena Tuhan masih meminta mereka untuk membersihkan diri dan berbuat baik. Jadi Tuhan tidak mau mendengar doa mereka agar mereka itu mau berubah.

Makanya ay 17 Tuhan katakan : Belajarlah berbuat baik ; usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam, belalah hak anak-anak yatim, perjuangkanlah perkara janda-janda. Mungkin selama ini mereka tidak pernah lakukan itu maka sekarang bertobat dan lakukanlah hal-hal yang baik.

Karena kalau mereka bertobat, Tuhan akan ampuni dosa mereka walaupun dosa itu sangat kejam dalam pandangan manusia. Karena Tuhan katakan dalam ayat 18 : sekalipun dosamu merah seperti kermisi akan menjadi putih seperti salju, sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba akan menjadi putih seperti bulu domba.

Jadi dosa itu tidak diingat lagi. Bahkan kalau mereka berbuat baik/bertobat maka Tuhan akan mensejahterakan kehidupan mereka seperti yang Tuhan janjikan dalam ay 19 jika kamu mau menurut dan mau mendengar, kamu akan memakan hasil baik dari negeri itu. Jadi dengan kata lain juga kalau umat Tuhan di Indonesia bertobat, berbuat baik  maka Tuhan akan mensejahterakan Indonesia ini.

Kita tentu memimpikan Indonesia sejahtera, Indonesia sejahtera itu dimulai dari pada diri kita sendiri sebagai umat Tuhan. Kalau kita umat Tuhan punya kehidupan yang kudus, maka Tuhan akan mau mendengar doa kita. Ingat yang membuat suatu bangsa itu sejahtera bukan hanya karena karya tetapi juga doa. Karena kalau Tuhan tidak membuka jalan, Tuhan tidak berkenan, kita karya dengan berjuang sekeras apapun tidak akan berhasil.

Dan doa itu hanya bisa di dengar dalam teks ini di mulai dari suatu kehidupan yang kudus berdasarkan pengenalan akan Allah. Orang-orang Yehuda ini tidak mengenal/memahami Allah dengan baik makanya mengira bahwa dengan korban itu mereka bisa menyogok Allah untuk adanya pengampunan dosa tanpa hidup mereka yang berubah. Tidak mungkin terjadi.

Yang namanya pengampunan dosa berarti juga ada suatu komitmen untuk tidak mau berbuat dosa, atau mau hidup kudus. Hidup kudus yang lahir dari pengenalan akan Allah inilah yang membuat Tuhan mau  berkenan kepada kita. Niniwe tidak jadi di hancurkan karena satu bangsa berdoa dan berpusa, berkomitmen untuk hidup kudus, akhirnya Tuhan bermurah hati kepada mereka.  

Yusuf walaupun menghadapi penderitaan yang bertubi-tubi tetapi karena hidup kudus maka Tuhan berkenan/menyertai dia. Bahkan dampak dari penyertaan Tuhan ini di rasakan  oleh orang disekitar dia. Di rasakan oleh potifar, kepala penjara maupun seluruh rakyat Mesir dan bangsa-bangsa di sekitar Mesir melalui karya yang di sertai Tuhan. Karena apa yang di kerjakannya selalu berhasil karena Tuhan menyertai dia, karena hidupnya kudus. Jadi kehidupan kita yang kudus bisa membuat Tuhan berkenan kepada bangsa ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun