Jadi sekali lagi hanyalah orang-orang yang dipanggillah yang berhak untuk melayani Tuhan, bukan karena kemauan/keinginan kita tetapi karena di panggil Tuhan. Dan yang luar biasanya ternyata kitalah yang dipanggil Tuhan untuk melayani Tuhan.
Bayangkan mungkin banyak orang yang lebih pintar daripada kita tetapi Tuhan memanggil kita, luar biasa, jangan minder kalau Petrus bisa dipakai Tuhan luar biasa kitapun bisa dipakai Tuhan untuk hal itu.
Ada seorang mahasiswa seminari namanya Agus ia membaca buku tentang kasih karunia Tuhan, pada waktu dia baca dan semakin dalam membaca, dia merasa anugrah Tuhan yang dikemukan dalam buku itu, luar biasa baiknya. Dia mau mati bagi saya, Dia mau mati bagi orang lain yang dikasih-Nya.
Agus kemudian melihat ke samping, dia melihat ada teman dari Papua, dia pandang terus dan dia katakan dalam hati : Tuhan terima kasih Engkau mau mati bagi dia. Tetapi teman dari Papua tahu bahwa Agus lagi memandang dia, lalu dia juga memandang Agus dan dia katakan : Agus kamu lihat apa ? Agus terkejut dan  katakan tidak !
Kemudian dia terus membaca, dan semakin dia membaca, dia terharu atas kasih karunia Tuhan dan kembali memandang teman dia dari Papua dan dia katakan; oh Tuhan terimakasih karena Engkau mati bagi teman saya ini.
Tetapi temannya dari Papua tahu bahwa dari tadi Agus memandang dia. Lalu dia katakan Agus kamu lihat apa ? Agus katakan tidak ! Tetapi teman Papua ini emosi dan dia katakan ; tidak Agus, dari tadi saya melihat kamu memandang saya : ada apa ?
Tetapi Agus katakan tidak ! Tetapi teman Papua ini semakin marah dan dia katakan : tidak Agus, ada apa ? Karena semakin didesak akhirnya  Agus juga emosi dan  dia katakan : Saya heran kamu model seperti ini tetapi Tuhan mau mati bagimu. Waduh hancur sudah...
Jadi sekali lagi kita melihat bahwa Tuhan hanya mengasihi orang-orang tertentu, Tuhan hanya memanggil orang-orang tertentu untuk melayani-Nya dan itu anugrah yang luar biasa, maka kita yang sudah dipanggil Tuhan, maukah melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh.
Akhirnya banyak orang yang ingin mengikuti Tuhan tetapi ternyata gagal di tengah jalan : mereka gagal karena pada waktu mengkuti Tuhan, mereka tidak panggil Tuhan hanya kemauan sendiri/ emosi sesaat akhirnya gagal. Â Dan juga pada waktu mengikuti Tuhan, mereka tidak mau meninggalkan kesenangan- kesenangan dunia
Maka bpk, ibu kalau mau jadi pengikut Tuhan yang  sejati maka harus meninggalkan rasa nyaman, terus beriman walaupun tidak mengerti banyak hal dan terus setia mengerjakan pelayanan karena Tuhan sudah memilih kita diantara jutaan orang yang ada.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI