Pada waktu Kebaktian Penyegaran Iman (KPI) di gereja atau lapangan maka banyak orang yang mengambil keputusan untuk mengikuti Yesus. Bahkan mereka sambil menangis katakan Tuhan aku mau mengikuti Engkau seumur hidupku. Â Waktu ditanya : Apakah engkau ingin bertobat dan meninggalkan dosamu secara sungguh-sungguh langsung dikatakan ia saya mau, karena saya ingin mengikuti Yesus seumur hidupku.
Ternyata mengikut Yesus hanya seumur jagung, satu minggu masih setia, dua minggupun masih setia tetapi setelah itu perlahan-lahan tapi pasti kembali kepada hidup yang lama.
Kembali masuk dan pulang kantor semau gue, kembali mengambil uang yang bukan miliknya dan berbagai kejahatan yang lain. Padahal dulu menyesal dan mengatakan akan bertobat dan meninggalkan dosa-dosa yang ada tetapi sekarang Tuhan kalah dibanding dengan keinginan dan kenyamanan dalam dosa.
Jelas mengikuti Tuhan seumur hidup tidaklah gampang, semakin setia semakin banyak godaan dan tantangan untuk mundur, oleh karena itu, salah satunya kita harus meninggalkan Rasa Nyaman.
Kalau kita melihat akan teks ini, Markus 1: 16-20, maka pada saat Tuhan Yesus memanggil Simon dan Andreas serta Yakobus dan Yohanes, mereka dalam kondisi sedang bekerja sebagai nelayan. Dikatakan Simon dan Andreas sedang menebarkan jala sedangkan Yakobus dan Yohanes sedang membereskan jala di dalam perahu.
Tetapi anehnya pada waktu Tuhan Yesus memanggil mereka, mereka langsung meninggalkan pekerjaannya dan mengikuti Tuhan. Dikatakan Simon dan Andreas segera  meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia, sedangkan Yakobus dan Yohanes meninggalkan ayahnya dan orang-orang upahannya lalu mengikuti Dia. Ini jelas sangat aneh.
Karena mengapa mereka harus meninggalkan pekerjaanya yang selama ini digeluti turun-temurun dan mengikuti Tuhan Yesus, apakah mereka sudah tahu bahwa nanti mengikuti Tuhan Yesus maka hidup mereka jauh lebih baik, kan mereka belum tahu, koq tetap mau mengikuti Tuhan Yesus. Ini betul-betul sangat aneh !
Di lihat dari segi pertemuanpun bisa dikatakan bahwa ini pertama kali Yesus bertemu mereka secara pribadi, karena ini konteks Yesus memanggil murid-murid yang pertama, berarti baru pertama, tetapi mengapa baru pertama koq mereka langsung meninggalkan pekerjaannya dan mengikuti Tuhan Yesus ?
Kalau misalnya seseorang pria baru ketemu seorang gadis. Lalu pria itu katakan ; Aku jatuh cinta padamu, itu hal yang wajar (cinta pada pandangan pertama) tetapi kemudian pria itu  katakan akupun ingin  menikah denganmu, maka mungkin gadis ini akan terkejut dan berteriak histeris Ha... karena tidak pernah orang ingin menikah pada pandangan pertama, itu hal yang aneh, karena belum tahu apa-apa sudah mau menikah.  Begitupun  Petrus dkk mengambil keputusan untuk mengikuti Yesus pada pertemuan pertama, itu hal yang aneh.
Memang sebelum pertemuan ini, Yesus sudah berkhotbah di Galilea kota yang kecil itu (1:14-15). Dan  John Pembaptis pun pernah mengagungkan Yesus kepada seluruh orang Galilea ( Lihatlah Anak domba Allah yang menghapus dosa dunia. Dialah yang kumaksud ketika kukatakan : Kemudian dari padaku akan datang seorang, yang telah mendahului aku).
Maka  tentu  Yesus sudah dikenal oleh orang-orang Galilea sebagai seorang nabi seperti Yohanes Pembaptis,  mungkin ini  dasar yang sangat kuat sehingga mereka mengambil keputusan untuk mengikuti Yesus.
Tetapi Simon dkk luar biasa berani hanya dengan pengenalan bahwa Yesus itu  nabi maka mereka rela meninggalkan pekerjaannya dan mengikuti  Yesus.  (Konteks 12 murid mengikuti Yesus berarti hidup bersama-sama dengan Yesus termasuk mengikuti kemana Ia pergi memberitakan injil), maka itu luar biasa
Seandainya tiba-tiba ada yang WA bpk, ibu untuk pindah kerja di luar negeri dengan janji gaji yang besar dan kesempatan untuk bisa pengembangan diri maka dan bpk, ibu pun langsung mau menerimanya.
Maka pertanyaannya : Apakah bpk, ibu rela meninggalkan keluarga besar dan persekutuan indah dengan tetangga dan orang-orang terdekat  selama ini. Lalu bagaimana tempat tinggal disana, gereja untuk bisa bertumbuh. Maka kalau sampai bpk,ibu mau pergi maka ini keputusan yang tidak wajar karena  disini bpk, ibu sudah nyaman dengan keberadaan kantor, gereja dan tetangga-tetangga, disana bpk,ibu belum tahu.
Oleh karena itu keputusan Simon dkk adalah keputusan yang sangat berani karena mereka rela meninggalkan pekerjaannya, rela meninggalkan sesuatu yang selama ini menafkahi mereka, rela meninggalkan kehidupan yang sudah nyaman demi mengikuti suatu kehidupan yang belum pasti. Apakah kehidupan nanti lebih baik dari kehidupan saat ini ? kan belum tahu. Hanya percaya bahwa Yesus sebagai nabi bukan Mesias, mereka rela meninggalkan pekerjaannya, Gila.
Prinsip ini jelas tidak tepat, seharusnya mereka rela meninggalkan pekerjaannya, rela meninggalkan rasa nyaman selama ini karena percaya bahwa Dia adalah Mesias, Dia adalah Kristus bukan hanya karena dia seorang nabi.
Walaupun tidak tepat tetapi contoh kehidupan mereka yang meninggalkan pekerjaannya, meninggalkan rasa nyamannya demi mengikuti Tuhan adalah suatu hal yang sulit kita lakukan walaupun kita sudah tahu bahwa Yesus adalah Kristus, Ia adalah Allah.
Mengapa  sulit, karena kita tidak mau keluar dari rasa nyaman yang sementara yang sudah kita rasakan selama ini, walaupun kita tahu bahwa Dia adalah Allah, Dia adalah kebenaran .
Ini mungkin seperti  anak kita yang berpacaran dengan temannya yang tidak seiman. Di minta putus, sulit sekali, begitu banyak alasan yang dikemukakan. Orang ini baik, dia mengerti akan saya, dia romantis, kapanpun saya butuh, dia selalu ada disisi saya, dan lain sebagainya. Dengan kata lain karena sudah nyaman walaupun tidak seiman tetapi sulit  putus.
Akhirnya dia putus juga karena selain mengimani pemeliharaan Tuhan bahwa Tuhan akan memberikan orang yang terbaik kepada dia ia merasa sangat malu kalau nyanyi : Terindah dalam ku rela aku tinggalkan, terkasih dalamku rela ku lepaskan asal demi Yesus.
Jadi kalau seseorang itu sudah nyaman dia sulit untuk mengutamakan Tuhan, meninggalkan semuanya itu. Bpk, ibu mungkin aktif di gereja tetapi dalam kehidupan sering ikut arus dunia, karena itu yang nyaman dalam kehidupan bapak,ibu
Walaupun bapak,ibu sering ke gereja tetapi banyak yang masuk kantor selalu telat, sudah begitu tidak mau kerja keras hanya kerja yang ada duit saja, tidak ada duit biarkan orang lain yang kerjakan, tidak banyak kerja tetapi perjalanan dinas pingin diutamakan. Bpk, ibu selalu mengikuti arus seperti itu karena itu yang nyaman dalam kehidupan.
Banyak orang lebih suka gossip berjam-jam dari pada baca Alkitab 15 menit, apalagi saat teduh langsung ngantuk. Pada waktu baca buku porno mata langsung menyala, lebih porno, mata lebih menyala lagi tetapi pada waktu baca Alkitab  langsung mengantuk. Karena hal-hal itu lebih menyenangkan dari pada taat kepada kebenaran. Bpk, ibu tidak mau keluar dari rasa nyaman yang menyenangkan diri sendiri.
Kalau Nonton  bola kaki jam 4 pagi sangat bisa, nonton moto GP subuh sangat bisa tetapi saat teduh setengah jam dengan Tuhan sulit luar biasa, karena itulah yang menyenangkan, tidak mau keluar dari rasa nyaman. Kalau jalan-jalan bersama keluarga menyenangkan tetapi membuat ibadah atau doa bersama keluarga sulit luar biasa.
Bukankah hal ini paling banyak dilakukan orang-orang, kalau  tidak diberitahu akan kebenaran, diajar dalam kebenaran sampai matipun mereka tetap melakukan hal ini, karena itulah yang menyenangkan bagi mereka, sangat kasihan hidup mereka : Hanya mau menyenangkan diri sendiri, akhirnya ditinggalkan oleh Tuhan.
Oleh karena itu bagi bpk, ibu kalau mau ikut Tuhan harus meninggalkan rasa nyaman, harus meninggalkan kesenangan-kesenangan selama ini demi Tuhan karena Tuhanlah yang utama. Kalau tidak meninggalkan kesenangan dunia maka sampai matipun Tuhan tetap bukan yang utama dalam hidupmu.
Oleh karena itu berjanjilah rela meninggalkan segala kesenangan dunia kalau memang Tuhan tuntut untuk hal itu, rela hidup sederhana, kalau gaya hidup borju dapat menyebabkan bpk, ibu korupsi. Â Itu jangan jadi penghalang untuk bpk, ibu hidup dalam kebenaran. Lebih baik punya tas yang tidak bermerek dari pada punya tas branded tapi kredit dan susah bayarnya.
Jangan sampai tetap mau menyenangkan diri, menyenangkan keinginan keluarga akhirnya ditolak oleh Tuhan karena tidak menyenangkan Tuhan, lebih baik menyenangkan Tuhan dari pada  senang pada saat ini tetapi nanti hidup menderita.
Selanjutnya pada waktu Simon, Andreas, Yakobus dan Yohanes memutuskan untuk mengikuti Tuhan Yesus jelas mereka tidak mengerti semua perkataan Tuhan Yesus. Tuhan Yesus katakan : Mari ikutlah Aku dan kamu akan Ku jadikan penjala manusia. Mereka jelas sama sekali tidak mengerti maksud perkataan Tuhan itu. Kalau jala ikan mereka mengerti tetapi jala manusia, bagaimana caranya ?
Tetapi anehnya mereka tetap mengikuti Tuhan Yesus. Dan menariknya pada waktu Tuhan menantang mereka mari Ikutlah Aku, Alkitab tidak mencatat satu kalipun meraka bertanya  tetapi langsung mau mengikuti saja. Ini aneh, tidak mengerti, tidak bertanya tetapi langsung mengikuti saja. Â
Karena sama seperti tadi dikatakan bahwa mereka menganggap bahwa Tuhan adalah nabi, maka mereka senang jika menjadi murid seorang nabi. (Ingat: Yohanes pembaptis yang adalah seorang nabi juga punya murid).
Ini sama seperti Yusuf, suami Maria. Pada waktu ia mempertimbangkan dalam hatinya untuk menceraikan Maria karena ia mengira bahwa Maria berselingkuh dengan orang lain maka malaikat Gabriel datang kepada dia dan meminta untuk mengambil Maria menjadi istrinya karena anak yang dikandung Maria berasal dari Roh Kudus.
Jelas ia tidak  mengerti perkataan malaikat karena bagaimana mungkin seorang wanita bisa mengandung tanpa  pria, tetapi tetap ia mau melakukan perintah Tuhan walaupun tidak mengerti semuanya, ini luar biasa
Memang harus diakui pada waktu kita memutuskan untuk mengikuti Tuhan, kita tetap tidak akan mengerti jalan hidup kita selanjutnya, yang kita tahu bahwa kita akan dipelihara Tuhan, tetapi apakah hidup kita nanti akan penuh penderitaan atau tidak, kita tidak tahu. Apakah pasti  kita akan naik pangkat atau tidak, kita tidak tahu. Karena tidak janji Tuhan akan hal itu. Anak-anak kita jadi dokter atau perawat, kita tidak tahu. Akan jadi pegawai atau satpam, kita tidak tahu.
Memang waktu ikut Tuhan bukan berarti kita harus mengerti seluruh hidup kita baru putuskan ikut Tuhan, tetapi keputusan untuk ikut Tuhan itulah yang penting. Jadi tidak tahu tetapi tetap mengikuti Tuhan itu luar biasa, itu namanya beriman. Kalau sudah tahu semuanya baru ikut Tuhan itu namanya mau enak sendiri.
Kalau tahu akan dapat pasanga hidup yang cantik atau tampan baru ikut Tuhan, kalau tahu akan jadi gubernur baru ikut Tuhan, kalau jadi satpam tidak mau ikut Tuhan, kalau tahu jadi pintar baru ikut Tuhan, kalau jadi bodoh tidak mau ikut Tuhan maka itu namanya mau enak sendiri, hanya mau menyenangkan diri bukan beriman kepada Tuhan.
Maka orang yang beriman kepada Tuhan walaupun tidak mengerti banyak tentang pernyataan Tuhan tetapi tetap mau setia pada Tuhan. Mengapa saya sudah ikut Tuhan, koq  belum punya rumah, mengapa saya sudah ikut Tuhan koq hidup saya lebih susah : anak-anakpun sulit mendapatkan pekerjaan yang layak, mengapa Tuhan ? Mungkin Tuhan akan menjawab : Maukah kamu tetap setia kepada Aku, didalam ketidakmengertian Aku, waduh itu sulit luar biasa.
Saya dulu berencana menikah umur 30 tahun tetapi karena pada saat itu baru selesai kuliah lanjut jadi diundur 31 tahun, segala sesuatu sudah saya siapkan, kumpul keluarga, menghadap calon mertua, eh ternyata 4 bulan menjelang menikah kita putus, sedih.
Waktu itu setiap kali saya bangun tidur, saya berdoa sungguh-sungguh Tuhan berikan saya teman hidup. 1.5 tahun setelah itu Tuhan  mempersiapkan seorang special woman yang luar biasa tepatnya untuk saya, sangat maching. 1.5 tahun setelah itu baru saya merasakan kebaikan itu.
Ikut Tuhan banyak hal yang tidak kita mengerti, mengapa begitu, mengapa begini, tetapi tetap setia karena endingnya mungkin dua tahun setelah ini atau tiga tahun, atau lima tahun barulah sangat indah bagi kita.
Yusuf  anak Yakub sudah menunjukkan akan hal itu. Petrus, Yohanes dan saudaranya-saudaranya sudah menunjukan akan hal itu. Pada waktu mereka ikut Tuhan  ternyata mereka putus asa karena Tuhan Yesus mati.
Dalam Yoh 21 dikatakan Petrus dan teman-teman sudah kembali menangkap ikan tetapi pada saat itu juga Tuhan Yesus menampakan diri dan membuat mereka kembali bersemangat dan Tuhan Yesus menantang Petrus gembalakanlah kawanan domba-Ku jikalau engkau lebih mengasihi Aku.
Bpk, ibu kita semua adalah pelayan Tuhan, walaupun bpk, ibu sudah melayani sungguh-sungguh selalu ada saja tantangan. Â Mungkin bpk, ibu lebih banyak melayani karena banyak teman-teman sudah mengundurkan diri. Bpk, ibu sudah capai melayani selalu saja ada kritik yang membuat telinga merah.
Bpk, ibu sudah bayar harga, buru-buru meninggalkan tugas-tugas di kantor ternyata tidak jadi pelayanan, ibadah tidak jadi. Â Banyak hal yang bpk, ibu tidak mengerti mengapa harus seperti ini walaupun bpk, ibu sungguh-sungguh melayani. Tetapi maukah bpk, ibu setia dalam kondisi seperti ini, mungkin tidak banyak hasil pelayanan tetapi yang Tuhan tuntut adalah kesetiaan. Maka terus setialah walaupun tidak mengerti.
Mungkin kita pernah bertanya juga : Mengapa Tuhan Yesus mau memanggil Petrus, Andreas, Yakobus dan Yohanes untuk menjadi murid-muridNya. Mengapa Tuhan Yesus tidak memanggil saja orang-orang yang pintar seperti Paulus  untuk menjadi murid-Nya. Kan kalau yang pintar berbicara tentu akan lebih didengar dari pada yang kurang pintar seperti para nelayan ini.
Ternyata setelah diselidiki lebih lanjut bukan masalah pintar atau kurang pintar tetapi yang berhak menjadi murid Tuhan adalah orang-orang yang di panggil Tuhan. Selain 4 orang ini yang di panggil Tuhan, ternyata Tuhan juga secara khusus memanggil Philipus dan Natanael/ Bartolomeus.Â
Dalam Yoh 1 :43-51 Tuhan Yesus memanggil Filipus mari ikutlah Aku, kemudian Filupus mengajak Natanael untuk melihat dan akhirnya Kristus pun mengajak Natanael. Begitu pula yang terjadi dengan Paulus pada waktu perjalanan ke Damsyik, Tuhan menampakan diri kepada dia.
Berarti hanya orang-oranglah yang dipanggil Tuhan yang berhak/boleh melayani Tuhan, tidak semua orang. Maka yang pintar jangan sombong kalau Tuhan mau pakai dalam pelayanan karena bukan kepintaranmu yang menyebabkan Tuhan memilih kamu tetapi karena hak dari Tuhan.
Faktanya dari 12 murid Tuhan Yesus tidak ada satupun yang filsuf, rata-rata nelayan. Mengapa : Karena mereka (filsuf/ orang2 pintar) tidak dipanggil Tuhan dan itu hak dari pada Tuhan. Jadi pintarpun belum tentu punya hak untuk melayani Tuhan.
Yang kurang pintarpun jangan minder kalau dipanggil untuk melayani Tuhan, karena yang memanggil kita untuk melayani adalah doktor di atas segala doktor. Petrus saja yang seorang nelayan bisa berkhotbah dan 3000 orang yang kebanyakan adalah wisatawan pada saat itu bertobat. Belum tentu seorang doktor teologi bisa melakukan hal yang sama.
Maka bukan masalah pintar atau kurang pintar, tetapi yang dipakai Tuhan untuk melayani Tuhan, untuk memberitakan Injil adalah orang-orang yang sudah di panggil Tuhan bukan karena kemauan sendiri.
Pada waktu saya masuk Seminari yang saya anggap sangat baik. Saya terus merenung, Tuhan mengapa bukan saudara-saudara saya saja yang di panggil untuk melayani Tuhan. Diantara mereka semua, mungkin saya yang kurang pintar.
Mereka selalau masuk lima besar, saya diluar sepuluh besar, Â ada yang dapat beasiswa karena pintar dan saya selalu membebani orang tua dengan uang sekolah.
Pada waktu kuliah mereka punya IP bagus, saya standar saja. Saya berpikir seandainya kakak saya itu yang jadi hamba Tuhan luar biasa bagusnya. Tetapi memang dia tidak pernah dipanggil untuk hal itu.
Jadi sekali lagi hanyalah orang-orang yang dipanggillah yang berhak untuk melayani Tuhan, bukan karena kemauan/keinginan kita tetapi karena di panggil Tuhan. Dan yang luar biasanya ternyata kitalah yang dipanggil Tuhan untuk melayani Tuhan.
Bayangkan mungkin banyak orang yang lebih pintar daripada kita tetapi Tuhan memanggil kita, luar biasa, jangan minder kalau Petrus bisa dipakai Tuhan luar biasa kitapun bisa dipakai Tuhan untuk hal itu.
Ada seorang mahasiswa seminari namanya Agus ia membaca buku tentang kasih karunia Tuhan, pada waktu dia baca dan semakin dalam membaca, dia merasa anugrah Tuhan yang dikemukan dalam buku itu, luar biasa baiknya. Dia mau mati bagi saya, Dia mau mati bagi orang lain yang dikasih-Nya.
Agus kemudian melihat ke samping, dia melihat ada teman dari Papua, dia pandang terus dan dia katakan dalam hati : Tuhan terima kasih Engkau mau mati bagi dia. Tetapi teman dari Papua tahu bahwa Agus lagi memandang dia, lalu dia juga memandang Agus dan dia katakan : Agus kamu lihat apa ? Agus terkejut dan  katakan tidak !
Kemudian dia terus membaca, dan semakin dia membaca, dia terharu atas kasih karunia Tuhan dan kembali memandang teman dia dari Papua dan dia katakan; oh Tuhan terimakasih karena Engkau mati bagi teman saya ini.
Tetapi temannya dari Papua tahu bahwa dari tadi Agus memandang dia. Lalu dia katakan Agus kamu lihat apa ? Agus katakan tidak ! Tetapi teman Papua ini emosi dan dia katakan ; tidak Agus, dari tadi saya melihat kamu memandang saya : ada apa ?
Tetapi Agus katakan tidak ! Tetapi teman Papua ini semakin marah dan dia katakan : tidak Agus, ada apa ? Karena semakin didesak akhirnya  Agus juga emosi dan  dia katakan : Saya heran kamu model seperti ini tetapi Tuhan mau mati bagimu. Waduh hancur sudah...
Jadi sekali lagi kita melihat bahwa Tuhan hanya mengasihi orang-orang tertentu, Tuhan hanya memanggil orang-orang tertentu untuk melayani-Nya dan itu anugrah yang luar biasa, maka kita yang sudah dipanggil Tuhan, maukah melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh.
Akhirnya banyak orang yang ingin mengikuti Tuhan tetapi ternyata gagal di tengah jalan : mereka gagal karena pada waktu mengkuti Tuhan, mereka tidak panggil Tuhan hanya kemauan sendiri/ emosi sesaat akhirnya gagal. Â Dan juga pada waktu mengikuti Tuhan, mereka tidak mau meninggalkan kesenangan- kesenangan dunia
Maka bpk, ibu kalau mau jadi pengikut Tuhan yang  sejati maka harus meninggalkan rasa nyaman, terus beriman walaupun tidak mengerti banyak hal dan terus setia mengerjakan pelayanan karena Tuhan sudah memilih kita diantara jutaan orang yang ada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H