Kalau seandainya Abraham ragu, karena merasa perintah Tuhan itu sangat berat maka ia tidak akan mengalami kondisi seperti saat ini, ia tidak akan menjadi bangsa yang besar, dan namanya tidak akan masyur. Tetapi karena ia taat dan percaya bahwa Tuhan mampu menolong dia maka berkat itu dinyatakan kepada diri-Nya dan keturunan-Nya.
Dan lebih luar biasanya  bahwa Abraham tidak memahami dengan baik tentang  Allah YHWH pada saat itu, karena sebelum ia dan leluhurnya adalah penyembah dewa-dewa yang ada
Joshua 24:2 "Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Dahulu kala di seberang sungai Efrat, di situlah diam nenek moyangmu, yakni Terah, ayah Abraham dan ayah Nahor, dan mereka beribadah kepada allah lain. Tetapi Aku mengambil Abraham, bapamu itu, dari seberang sungai Efrat, dan menyuruh dia menjelajahi seluruh tanah Kanaan.
Maka kalau Abraham mau taat dan percaya terhadap panggilan Tuhan itu sangat luar biasa, karena ia belum memahami akan Allah, dan karena dia taat maka Tuhan memberkati dia. Oleh karena itu bagi kita semua yang sudah memahami Allah yang lebih baik dari pada Abraham, taatlah kalau ingin Tuhan menolong dan memberkati hidup kita, dan saya terus belajar untuk hal itu.
Selanjutnya tujuan kita di berkati adalah untuk menjadi saluran berkat bagi orang lain. Tuhan katakan hal ini secara jelas kepada Abraham, engkau akan menjadi berkat dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat. Waduh luar biasa. Jadi karena Abraham di berkati maka diapun menjadi saluran berkat bagi orang lain.
Coba kita membandingkan peristiwa menara babel dengan Abraham. Pada menara Babel manusia ingin mencari nama untuk diri sendiri, tetapi tidak berhasil sedangkan pada Abraham Allahlah yang membuat namanya menjadi besar.
Pada peristiwa Babel, manusia ingin menyelamatkan dirinya, tetapi akhir gagal tetapi melalui Abraham semua bangsa di selamatkan, dan itu terjadi tidak ada satu bangsa di dunia inipun yang tidak ada orang percaya. Berarti Abraham menjadi berkat bagi semua bangsa. Seluruh orang percaya bersatu di dalam Kristus melalui Abraham.
Dan menjadi berkat itu  menyenangkan, karena kita menolong banyak orang tetapi itu hanya bisa terjadi pada saat kita terus bersandar pada Tuhan dan tidak berpikir kenyamanan diri sendiri. Dan Abraham pun pernah jatuh dalam masalah ini.
Bayangkan : Abraham sudah jalan begitu jauh, kira-kira 600 KM untuk taat pada kehendak Tuhan dengan kondisi jalan yang tidak seperti sekarang dan belum lagi ada bahaya dari para penyamun, eh ternyata baru tinggal di tanah kanaan, terjadi kelaparan yang sangat hebat.
Maka sebagai orang yang punya banyak ternak, Abraham langsung memutuskan untuk pindah ke Mesir yang sangat subur agar ternak-ternaknya tetap hidup. Jadi yang membuat Abraham meninggalkan tanah perjanjian adalah ketidaknyamanan dirinya, karena siapa yang ingin ternaknya mati dalam kondisi kelaparan walaupun tanah itu di janjikan Tuhan. Kalau Abaraham tidak pindah dan tetap bersandar pada Tuhan maka banyak orang katakan kepada dia orang aneh.
Karena pada saat itu yang ada dalam pemikiran Abraham bahwa yang bisa menolong dia adalah Tuhan dan ternak-ternaknya. Jadi kalau salah satunya hilang maka kenyamanannya pun terganggu. Sama juga dengan kita selama ini kita berpikir yang bisa menolong kita selain Tuhan, orang tua, atau gaji atau orang yang berkuasa.