Maka pada waktu kita taat dan percaya Tuhan betul-betul akan memberkati diri kita. Yusuf pada waktu taat dan percaya bisa menjadi penguasa dan menolong lebih dari satu bangsa sehingga tidak mati kelaparan.
Jadi Tuhan akan memberkati orang yang taat dan percaya. Daniel karena taat dan percaya bisa menjadi 10 X lebih cerdas dari orang-orang yang lain, menjadi penguasa. Jadi berkat hanya di berikan pada orang yang taat dan percaya, dan yang namanya berkat itu lebih dari pada apa yang kita pikirkan.
Pada waktu saya melihat akan diri saya, terlalu banyak berkat yang Tuhan berikan dalam keluarga saya hanya karena taat dan percaya. Dan itu melebihi dari pada apa yang kami pikirkan. Sangat luar biasa.
Saya juga bertemu dengan seorang tokoh yang hidupnya hanya bergantung pada Tuhan, ia tidak di berikan gaji tetap oleh salah satu lembaga tetapi mereka (suami/istri) selalu membuat event-event internasional untuk menolong banyak bangsa terutama di Indonesia, mereka tidak di gaji  tetapi mereka bisa hidup dengan  begitu baik dan suaminya bisa menyelesaikan Ph.D di Harvard, itu hanya berkat Tuhan.
Kalau kita tidak taat dan percaya maka Tuhan tidak akan memberkati hidup kita, dan kitapun tidak akan menjadi saluran berkat bagi orang lain. Jadi respon kita terhadap firman Tuhan akan menentukan apa yang Allah kerjakan dalam hidup kita. Allah mau bekerja/menolong kita apabila kita taat pada Firman Tuhan
Saya juga punya kakak rohani yang hidupnya betul-betul berdasarkan berkat dari Tuhan, Ia mungkin di gaji kurang dari 7 juta perbulan tetapi persembahan dia bisa sampai 100 juta setiap tahun.
Laptop dan mobilnya pun ia berikan sebagai persembahan bagi orang lain, dan Tuhan memberkati hidupnya dengan begitu luar biasa termasuk berkat-berkat jasmani. Betul-betul di luar dari pada apa yang mereka pikirkan. Jadi kalau mau di berkati, maka taat dan percaya.
Saya berpikir seandainya Tuhan meminta saya seperti Abraham:  Tuhan katakan : Senny pergilah dengan keluargamu, tinggalkan kupang, ke negeri yang akan ku tunjukan kepadamu. Waduh  saya akan sangat stress.
Mungkin saya akan katakan, Tuhan biarkanlah saya pergi duluan, setelah itu baru saya datang menjemput istri dan anak saya. Tetapi Tuhan katakan : tidak, kalian harus pergi bersama.
Maka saya akan lebih stress, dan mungkin saya akan katakan : Tuhan, minta pertimbangan : Engkau tahu, istri saya sudah PNS, sudah master lagi, saat ini juga hidup kami cukup mapan. Kalau kami semua meninggalkan pekerjaan bagaimana dengan hidup kami, bagaimana dengan susu anak kami ?
Maka mungkin Tuhan akan marah, dan berkata dengan keras : Senny, apakah kamu ragu akan pemeliharaan-Ku. Maka mungkin saya akan sulit menjawab tetapi hati saya akan berkata pada Tuhan, Ya Tuhan, saya ragu karena perintah itu terlalu berat buat saya.